Propinsi Bengkulu
 Isman (45) bin Buri  tewas setelah diterkam harimau, yang mana saat itu korban tengah menyadap getah karet di kebun miliknya.
Mei 2015
Nagari Pelangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat
Seekor harimau yang terjerat dalam perangkap babi milik Darwin (55) dengan kondisi yang sudah membusuk.
Â
Penutup
Adanya kesamaan antara cara pandang manusia terhadap serigala di dunia Barat dan cara pandang manusia terhadap harimau di Indonesia (sebetulnya di beberapa negara Asia lainnya). Di satu sisi hewan-hewan ini dicitrakan menakutkan, membahayakan dan wajib diburu. Hewan-hewan ini termasuk menduduki posisi tinggi dalam rantai makanan dan itu sebabnya di sisi lain serigala dan harimau juga dipuja dalam budayanya masing-masing. Folkfore dan karya sastra (juga film) tentang adanya manusia serigala dan harimau menunjukkan keinginan manusia memiliki kehebatan yang dimiliki spesies-spesies ini.
Saya juga menduga sebetulnya serigala dan harimau adalah bentuk level lebih tinggi dari hewan yang dekat dengan manusia, seperti anjing (satu keluarga demgan serigala) dan kucing (satu keluarga dengan harimau). Kekaguman manusia atas kedigayaan harimau misalnya diabadikan dalam aliran silat di Sumatera Barat yang disebut sebagai silat harimau. Di Ranah Minang ini juga ada aliran silat yang disebut sebagai Harimau Campa.
Penelusuran sejarah menunjukkan bahwa perburuan serigala atau harimau juga mempunyai dua sisi. Di satu sisi berburu hewan-hewan ini demi membela kelangsungan hidup manusia, tetapi juga memiliki gengsi sendiri karena dianggap sulit, berbahaya, hingga menimbulkan prestise. Perburuan terhadap serigala dan harimau melibatkan kalangan elite, pejabat hingga tentara. Bahkan menggunakan senjata yang canggih.
Konservasi terhadap harimau di Indonesia tampaknya terlalu terlambat dibanding hewan liar lainnya. Hingga 1950-an harimau masih dianggap hewan berbahaya hingga dibiarkan saja diburu demi keselamatan manusia. Bentrokan antara manusia dan harimau sulit dihindarkan karena kepentingan ekonomi, seperti perluasan kebun kelapa sawit dan pemukiman, bahkan pembangunan infrastruktur. Perburuan babi yang gencar dilakukan warga di sejumlah wilayah berakibat putusnya mata rantai makanan bagi harimau sehingga tidak tersedia lagi makanan bagi spesies ini. Akibatnya harimau beralih memangsa ternak milik warga.