Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seteru atau Sekutu? Harimau dan Manusia dalam Mitos, Sejarah dan Realitas

16 Juni 2015   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 8497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Apabila Dunia Barat hidup mitos tentang manusia dan serigala, maka di sejumlah tempat di Indonesia hidup legenda dan dongeng manusia harimau. Itu sebabnya di dunia Barat dan Indoensia hubungan antara dua spesies berbeda ini kerap diangkat ke layar lebar atau serial televisi karena begitu berakarnya dalam kultural. Manusia serigala jejadian dan juga manusia harimau di televisi Indonesia menjadi tren sejak populernya novel dari Stephanie Meyer yang diangkat Twilight. Sekali pun pada akhirnya Ganteng-ganteng Serigala meredup digeser oleh Tujuh Manusia Harimau yang lebih membumi.

Serigala (canis lupus) termasuk keluarga anjing (canidae). Beberapa jenis anjing juga memiliki bentuk fisik yang mirip dengan serigala, contohnya anjing jenis Siberian Husky. Di dunia barat hubungan manusia dan serigala menjadi tema karya sastra seperti sastrawan Inggris, Rudyard Kipling dengan The Jungle Book (1894) tentang seorang anak yang hilang di hutan dan dipelihara oleh serigala. Dalam novel itu Mowgli anak yang dipelihara serigala mempunyai musuh seekor harimau bernama Shere Kan. Selain Indonesia, India memang pernah menjadi rumah bagi lebih dari 40.000 harimau Bengal (Panthera tigris tigris), lekat dengan tradisi berburu harimau; baik oleh para aristokrat India maupun pejabat pemerintah kolonial Inggris.1 

Sementara Novelis  Amerika Jack London, juga menulis White Fang (1906) mengenai hubungan manusia  dan serigala di Amerika pada abad 19. Dalam novel ini diceritakan hubungan seekor serigala dengan manusia berbagai kharakter yang membuat hatinya bergulat apakah ia membenci manusia atau tetap menjadikan manusia dewa. Citra serigala dalam dua novel ini cenderung lebih bersahabat pada manusia, berbeda dengan dongeng dari Grimm seperti “Hansel dan Gretel” bahwa serigala pemangsa manusia.

Selain hubungan antar species, baik bersahabat mau pun berseteru, kedua spesies ini dalam dunia Barat menyatu dalam bentuk manusia serigala jejadian. Twilight atau film Underworld bukan hal yang baru. Mitos manusia serigala (werewolf), juga dikenal sebagai Lycanthropes, yang berubah bentuk manusia jauh lebih tua. Manusia Serigala dalah salah satu legenda tertua monster manusia yang tercatat dalam sejarah. Sepanjang sejarah ada catatan dari pencobaan mengaku atau menuduh manusia serigala.

Pada 1521, Pierre Burgot dan Michel Verdun dieksekusi sebagai manusia serigala. Catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka adalah tim pembunuh berantai. Pada 1573, sekali lagi di Perancis, yang lain "werewolf" dieksekusi. Namanya Gilles Garnier, atau dikenal sebagai "Werewolf dari Dole. Menurut sebuah mitos Romawi Kuno menceritakan kisah Raja Lycaon (asal kata Lycanthrope) yang para dewa tersinggung dengan memberikan daging manusia untuk mereka saat makan malam. Jupiter menghukum pelanggaran ini dengan mengubah Lycaon menjadi manusia serigala. Dalam bentuk manusia serigala, ia bisa melanjutkan kekejian itu makan daging manusia.

Sejarah hubungan manusia dengan serigala di Eropa bisa dilacak setidaknya dari masa Romawi Kuno dengan adanya mitologi Remus dan Romulus pendiri Romawi. Mereka dipelihara oleh seekor serigala betina hingga mereka menjadi dewasa. Mereka mendirikan Roma pada 21 April 753 SM. Pada  abad pertengahan perburuan serigala bagian dari sejarah sosial dan politik. Di Inggris sejak 950, Raja Athelstan dikenakan upeti tahunan dari 300 kulit serigala untuk di persembahkan kepada pada raja Welsh Hywel Dda. Pemaksaan upeti ini dipertahankan sampai penaklukan Norman dari Inggris. Perburuan serigala kemudian berlanjut Raja Norman (1066-1144) memperkerjakan petugas khusus pemburu serigala. Raja Edward I yang (1272-1307 )memerintahkan total pemusnahan semua serigala di kerajaannya. Akhirnya serigala punah di Inggris pada masa pemerintahan Henry VII (1485-1509 )2.

Harimau dan Manusia dalam Berapa Novel Indonesia

Harimau sebetulnya termasuk keluarga kucing (Falidae) berbadan kekar dan memliki otot-otot yang kuat. Kuku-kukunya yang sangat tajam dapat disembunyikan jika sedang tidak digunakan. Harimau hanya terdapat di Benua Asia. Pada awalnya harimau berkeliaran di daerah Kaspia dan Manchuria. Sebagai ahsil proses evolusi selama 50 ribu tahun hewan ini menyebar ke selatan dan Barat. Harimau memiliki daerah jelajah yang berbeda-beda dan suka menyendiri (soliter).

Sebagai hewan penyendiri harimau dapat menyerang siapa saja untuk mempertahankan dirinya. Bagi harimau lebih baik menyerang daripada diserang. Majalah Rona Volume 1 no 06, 1987 menyebutkan bahwa di hutan suaka Sundarban di India, setiap tahunnya sekitar 50 orang tewas akibat terkaman raja rimba ini. Walau pun demikian sebetulnya harimau takut pada manusia. Hanya harimau tua yang tidak tangkas lagi yang mencari manusia sebagai sasaran.

Indonesia hubungan manusia dan harimau juga menjadi tema karya sastra di Indoensia antara lain Mochtar Lubis  berjudul Harimau-harimau yang terbit pada 1975. Tokoh utama dalam novel itu bernama Buyung adalah seorang pemuda yang baru berumur 19 tahun yang mencari nafkah ke hutan belantara. Buyung adalah pengumpul damar bersama Wak Katok, Pak Haji, Pak Balam, Sutan, Sanip, dan Talib yang menemaninya. Mereka bertujuh pergi ke hutan untuk mengumpulkan damar.
Perjalanan mereka yang diceritakan dalam novel kali ini merupakan suatu petualangan yang amat menegangkan. Buyung dan yang lainnya, dikejar-kejar oleh seekor harimau yang kelaparan. Berhari-hari mereka mencoba untuk menyelamatkan diri. Namun, satu persatu dari mereka menjadi korban. Walau pun tidak dijelaskan lokasi persisnya namun novel ini jelas menggambarkan kawasan Sumatera sekitar 1960-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun