Mohon tunggu...
Jumat Tuniah
Jumat Tuniah Mohon Tunggu... Guru - Simple Person

Tebar Kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Cinta untuk Ayah

20 Mei 2022   15:57 Diperbarui: 20 Mei 2022   16:19 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kini duduk dibangku kelas XII, sedangkan adikku duduk di kelas VIII. Letak sekolah kami cukup berjauhan. Sehingga ayah harus mengantar kami pagi-pagi sekali. Ayahku bekerja sebagai tukang ojek.

 Setelah mengantarkanku dan adikku, barulah ayah bekerja. ibuku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Kami membuka sebuah warung Kecil tepat di samping rumah. Ibuku membantu perekonomian kami dengan berjualan di warung Kecil tersebut.

Tugas piketku telah selesai. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Sambil menunggu bel, Aku duduk sejenak di bangkuku. 

Aku merasakan beberapa hari ini badanku sangat lelah. Mungkin aktivitas sekolahku yang cukup menyita waktu dan energi.

Terkadang aku merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu, terlebih ketika aku mengikuti pembelajaran di sekolah.

Bel berbunyi. Semua siswa menuju bangkunya masing-masing dan siap menerima pembelajaran pagi ini. 

Turut juga seorang remaja perempuan berkulit coklat dan berambut ikal  meletakkan tubuhnya di bangku tepat disampingku. Aku memanggilnya Eva. Ia sahabat dan sekaligus teman sebangkuku. Ibu Mia, wali kelas kami yang akan mengajar pagi ini.

"Nara! Hidungmu berdarah! " Tiba-tiba saja Eva mengejutkanku dan seisi kelas dengan suaranya yang terdengar cukup keras dan bercampur kepanikan. Segera ia mengambil tisu dari salah satu kantong tasnya dan memberikannya padaku. Aku menyeka hidungku. Tampak darah segar telah membuat tisu tersebut menjadi merah.

" Kamu tidak apa-apa, Ra? " Tanya bu Mia padaku seraya mendekatiku dan memegang bahuku. Nampak ada kekhawatiran di raut wajahnya.

"Saya tidak apa-apa, bu" Kataku. Walaupun sebenarnya aku pun merasa bahwa aku memang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

" Sebaiknya kamu ke UKS aja ya, Ra" Saran bu Mia padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun