Seorang pria yang bertubuh kurus memakai pistol FN 45 memberi aba-aba masuk kepada tiga rekannya yang membawa senjata laras panjang AK 47 sambil membawa tas gendong dipunggungnya.
Dengan todongan pistol, seorang penjaga keamanan bank dibuat tak berkutik. Mereka segera masuk ke dalam bank.
Dor...dor ....dor ....! Terdengar tiga kali letusan senjata api. Penghuni bank sontak terkejut.
"Jangan bergerak. Ini perampokan. Kalau semua koorporatif, tidak akan ada yang terluka!" Teriak pimpinan perampok sambil menjatuhkan satpam yang disanderanya ke lantai dan menginjak kepalanya.
Semua orang yang ada dalam bank panik. Beberapa wanita yang sedang mengantri di teller sempat berteriak. Namun teriakan itu berhenti ketika mendapat bentakan dsn todongan senjata api dari kawanan perampok. Wajah mereka mendadak jadi pucat pasi seperti habis melihat hantu di siang bolong.
Seorang perampok segera menggiring benerapa nasabah bank ke sudut ruangan, seorang perampok yang tubuhnya paling gemuk menggiring semua pegawai bank ke sudut meja kerja. Sementara seorang lagi berjaga-jaga di dekat pintu masuk sambil menenteng senjatanya.
Imron yang memimpin perampokan itu memerintahkan dua orang wanita pegawai bank memasukkan uang ke dalam beberapa tas gendong yang dibawanya. Sementara dia lompat dan naik ke atas meja sambil mengawasi situasi.
"Cepat ...cepat ... cepat. Masukkan yang seratus ribuan saja ...cepaaat!" Hardiknya sambil mengacungkan pistol ke arah pegawai bank tersebut yang membuat mereka ketakutan.
"Iii..iyaaa Pak ...," jawab salah seorang wanita itu dengan gugup sambil tangannya memasukan beberapa gepok uang pecahan seratus ribuan.
Tidak sampai lima menit, empat tas gendong sudah penuh berisi uang. Mereka bersiap hendak keluar dari bank.
Dor ...dor ...dor .... Tiba-tiba terdengar letusan senjata dari arah belakang.