Saat memasuki Cipatat, ban mobil Pajero kempes. Namun mereka tetap memaksakan bergerak sehingga laju mobil menjadi oleng, tidak stabil. Sementara sejak tadi buriran bensin terus mengalir dari tangkinya.
Kecepatan mobil Pajero pun semakin berkurang karena tertahan ban yang sudah agak kempes sebelah. Mendekati jembatan Citarum di daerah Rajamandala, mobil mulai ngadat, sampai akhirnya berhenti di sisi jalan.
Sayup-sayup terdengar sirine mobil patroli polisi yang tadi mengejar kian mendekat diikuti sebuah mobil Avanza silver yang ditumpangi tim buser Polda Jabar.
Mobil patroli dan mobil Avanza berhenti tak jauh dari mobil Pajero. Tak lama kemudian terdengar rentetan tembakan dari balik mobil tersebut yang langsung dibalas oleh pihak kepolisian.
Tembak menembak berlangsung seru. Kedua belah pihak tak ada yang mengalah. Diam-diam Imron dan dua rekannya menyelinap lari ke arah jembatan Citarum, sementara kedua temannya melindungi mereka dengan rentetan tembakan ke arah polisi yang berlindung dibalik mobil mereka.
Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari arah mobil Pajero hitam,"Aaarh ...!"
"Tahan tembakan," seru Komandan tim buser kepada anggotanya sambil memberi kode agar mereka bergerak maju.
Benar saja, dua orang komplotan perampok terkapar bersimbah darah. Ternyata Gogon dan Pengkor terkulai lemah tak berdaya. Senjata keduanya masih dipegang dengan posisi tengkurap.
Salah seorang anggota polisi memeriksa kedua penjahat kambuhan tersebut dengan hati-hati, sementara anggota lainnya masuk ke mobil Pajero dan memeriksa isinya.
"Target sudah tewas Ndan," ujar polisi yang tadi memeriksa Gogon dan Pengkor.
"Kita kejar anggota yang lain. Itu mereka bersembunyi di jembatan Citarum. Kita tetap waspada, sebab mereka masih memegang senjata," ujar Komandan tim buser.