"Besok aku pulang ke Kalimantan," ucap Ratri pada suatu sore saat mereka sedang berjalan-jalan di pesisir pantai Batuhiu. Salah satu pantai legenda yang cukup mashur di Pangandaran, kabupaten termuda di Jawa Barat. Sejak kedatangannya, Rey tak pernah absen mengunjungi dan menemani gadis itu menikmati keindahan setiap objek wisata yang ada di kotanya.
"Kok ngedadak? Kamu bilang, waktu itu, sekitar tiga hari lagi baru balik?" Rey bertanya. Dari nada suaranya terdengar nyata, ada kecewa yang mendera. Sejenak dia pun menghentikan langkah, dan menatap lekat ke arah Ratri, seolah ingin menegaskan kalau gadis itu tidak sedang bercanda.
Ratri pun ikut berhenti. "Iya, maaf, ternyata harus maju. Tadi malam, Ibu nelpon, katanya aku harus pulang, karena ada hal yang harus kuselesaikan di sekolah."
"Yaa... Padahal masih banyak tempat yang belum kamu kunjungi," sesal Rey. Lalu membuang pandangannya ke tengah laut. Ke arah ombak-ombak yang bergulung-gulung, Â saling mengejar.
"Apa itu?"
"Banyak, salah satunya, aku ingin mengajakmu ke gerai kue langgananku, di sana kuenya enak-enak, tapi aku paling suka klapertaart. Aku addict banget sama kue yang satu itu. Mmm, lembuuut banget, tersedia dalam tiga varian rasa; original, keju dan durian. Aku suka semuanya," jelas Rey, sebelum kembali melanjutkan langkahnya.
"O ya? Yang bener? Aku juga suka aneka macam kue-kue. Kapan bisa ajak aku ke sana? Sekarang?" tanya Ratri tak sabar, lalu kembali menjajari langkah Rey.
"Gak bisa. Ini sudah sore. Pasti sudah tutup," jawab Rey sedikit ketus, seolah masih ada kesal yang bergelayut di hatinya.
"Trus, kapan?" desak Ratri.
"Gak tahu. Besok kamu pulang, kan?" Rey malah balik bertanya.
Ratri mengangguk pelan, sambil berkata lirih, "iya."