Lema juga tak kalah panik. Dia menangis sambil menyebut ibunya.
"Ibu...ibuuuu!! Aku takuuuut!"
Manusia itu segera menembakkan senjata apinya ke arah kami. Aku berusaha mengelak. Beberapa kali aku berhasil lolos dari tembakan itu.
Manusia itu akhirnya berhasil menembakkan peluru ke tubuhku. Lenganku terasa sakit. Aku berteriak kesakitan.Â
Lema semakin takut. Dia terbang, mengelilingiku yang kesakitan.
"Lema... pergilah! Tinggalkan aku!" teriakku.
Lema tak mau meninggalkan aku.
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu!"
"Kamu bisa celaka!"
"Aku tidak peduli!"
Lema tetap saja bertahan. Sementara aku semakin merasakan sakit. Manusia itu kembali menembakkan peluru ke kakiku.