Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Menjemput Pelita dalam Gulita

7 Oktober 2016   06:29 Diperbarui: 8 Oktober 2016   00:50 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kalau begitu, aku beli semua ya Mas,” ucapnya.

Aku kaget sekali,”Mbak mau beli?” tanyaku.

Ia mengangguk,”Tolong bawakan ke rumah ya,” ia kembali bersedekah senyum.

Aku tecengang, cuma bisa mengangguk. Bahkan lupa menawarkan harga.

Kami berdua berjalan beriringan. Menapaki gang-gang cekak. Beberapa kali para lelaki bersiul-siul. Ya, siapa yang tidak tertikam pakaian seksi. Sampailah kami berdua di sebuah rumah. Bangunannya sudah cukup lawas. Ada sebuah gambar bibir di bagian dinding depan rumah. Di teras ada dua kursi dan meja kecil. Dua wanita sedang duduk sambil mengisap rokok.

“Nah, turunkan di sini saja.” Katanya

Aku menurunkan sekarung beras.

Wanita yang duduk itu segera menyingkir. Mereka berdua saling memberi isyarat. Entah apa, aku juga tak paham.

“Mas siapa tadi?” tanyanya.

“Qorib Mbak, Fathul Qorib,”jawabku dengan napas tersendat-sendat.

“Iya, Qorib. Panggil aku Vaivy,” menjulurkan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun