Mohon tunggu...
Jelita Simorangkir
Jelita Simorangkir Mohon Tunggu... Lainnya - _55521110030_ Mahasiswa Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana, Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

Learning is a never ending journey

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB_2 Memahami Peraturan Perpajakan Pendekatan Semiotika - Trans_substansi Umberto Eco

26 Mei 2022   08:55 Diperbarui: 26 Mei 2022   09:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ferdinand De Saussure dibawa ke dunia di Jenewa pada 26 November 1857, ke sebuah keluarga Protestan Prancis (Huguenots), yang pindah dari wilayah Lorraine selama konflik ketat menjelang akhir abad ke-16. Sejak remaja, Saussure saat itu terinspirasi oleh bidang bahasa.

Pada tahun 1881 ia menjadi guru di sebuah perguruan tinggi di Paris. Setelah lebih dari satu dekade tampil di Paris, ia dianugerahi gelar guru di bidang dialek Sansekerta dan Indo-Eropa dari College of Geneva. Menurutnya, kaidah fundamental strukturalisme adalah bahwa alam semesta terjadi dari relasi (Forma) dan bukan objek (substansi).

Perspektifnya tentang tanda sama sekali berbeda dari perspektif etimologis pada masanya. Saussure mengejar pemahaman bahasa yang dapat diverifikasi yang

diciptakan dalam seribu sembilan ratus tahun. Saat ini penyelidikan bahasa hanya menyoroti cara berperilaku semantik yang sebenarnya (Parole). Tinjauan tersebut mengikuti peningkatan kata-kata dan artikulasi sejak awal waktu, mencari elemen-elemen yang memengaruhi seperti geologi, perkembangan populasi, dan variabel lain yang memengaruhi cara perilaku fonetik manusia.

Semiotika yang mendasari Ferdinand De Sausure dijamin dengan hipotesis tanda-tanda bahasa. Dalam catatan pembicaraannya yang kemudian disimpan pada tahun 1916, lima hal penting dirujuk, lebih spesifiknya:

1) tanda terdiri dari penanda dan konotasi yang hubungan pentingnya tergantung pada pertunjukan persahabatan;

2) mengingat bahwa bahasa adalah kekhasan sosial yang tidak menentu dan teratur dan terdiri dari sekumpulan pedoman sosial dalam kaitannya dengan praktik sosial bersama (langue) (parole);

3) hubungan antara tanda-tanda bersifat sintagmatik (In-praesentia) dan kooperatif (in-absentia);

4) bahasa dapat ditarik lebih dekat diagkronis (perbaikan) atau sinkronis (kerangka waktu tertentu) dan;

5) sebagai kekhasan sosial, bahasa terdiri dari dua tingkatan, yaitu kerangka aturan ke dalam (langue) dan praktik sosial (parole).

Investigasi Tusuk SEMIOTIK CHARLES SANDERS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun