Mohon tunggu...
Jelita Simorangkir
Jelita Simorangkir Mohon Tunggu... Lainnya - _55521110030_ Mahasiswa Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana, Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

Learning is a never ending journey

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB_2 Memahami Peraturan Perpajakan Pendekatan Semiotika - Trans_substansi Umberto Eco

26 Mei 2022   08:55 Diperbarui: 26 Mei 2022   09:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

e) Semiotika akun, khususnya semiotika yang menganalisis kerangka tanda dalam akun sebagai fantasi dan cerita lisan (Legenda). Disadari bahwa legenda dan cerita lisan, beberapa di antaranya memiliki nilai sosial yang tinggi.

f) Semiotika regular, khususnya semiotika yang secara eksplisit menganalisis kerangka tanda yang dibuat secara hakiki. Air sungai yang mendung menunjukkan bahwa ia telah turun ke hulu, dan daun-daun pohon yang menguning telah tumbang. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia, seperti banjir atau longsor, benar-benar memberi isyarat kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam.

g) Regularisasi semiotika, khususnya semiotika yang secara eksplisit melihat kerangka tanda yang dibuat orang sebagai standar, misalnya rambu lalu lintas. Di ruang kereta api, dalam banyak kasus ada tanda yang menyiratkan dilarang merokok.

h) Semiotika sosial, khususnya semiotika yang secara eksplisit melihat kerangka tanda yang diciptakan oleh manusia sebagai citra, dua citra sebagai kata dan citra sebagai kata dalam satuan yang disebut kalimat. Buku Halliday (1978) sendiri berjudul Semiotika Sosial Bahasa. Pada akhirnya, semiotika sosial menganalisis kerangka tanda yang terkandung dalam bahasa.

I) Semiotika yang mendasari, khususnya semiotika yang secara eksplisit melihat kerangka tanda yang muncul melalui desain bahasa.

Sesaat Sobur (2003, hlm. 15) mengungkap semiotika adalah ilmu atau strategi berwawasan untuk berkonsentrasi pada tanda. Tanda-tanda di sini adalah perangkat yang kami gunakan dalam upaya untuk melacak jalan di dunia ini, di tengah-tengah orang dan dengan orang-orang. Semiotika, atau dalam istilah Barhtes, semiologi, pada hakikatnya perlu berkonsentrasi pada bagaimana manusia memanfaatkan sesuatu. Sementara itu, menurut Lechte (dalam Sobur, 2003, hlm. 16) Semiotika adalah hipotesis tentang tanda dan penandaan.

Berger (dalam Sobur, 2003, hlm. 18) mengungkap, "Semiotika khawatir tentang apa pun yang dapat dikomunikasikan sebagai tanda. Sebuah tanda adalah apa pun yang dapat diambil sebagai penanda yang memiliki kepentingan signifikan untuk menggantikan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang berbeda itu perlu. tidak dijamin ada, atau tanda itu benar-benar ada di suatu tempat pada waktu tertentu.

Pada zaman cara berpikir Yunani beberapa waktu yang lalu, sebelumnya merenungkan kapasitas tanda dan pada Abad Pertengahan pentingnya dan penggunaan tanda-tanda disarankan. Ketentuan

luas dan sistematis pada abad ke-19 oleh beberapa tokoh seperti Roland Barthes, Julia Kristeva, Umberto Eco, Charles Sanders Pierce dan Ferdinand Saussure. Lahirnya semiotika modern mengenal dua tokoh besar pencetus semiotika, yaitu Charles Sanders Pierce dan Ferdinand Saussure. Menurut Zoes (1991), kedua tokoh tersebut hidup pada zaman yang sama, namun tidak saling mengenal. Pierce memiliki latar belakang ahli logika dan Saussure memiliki latar belakang linguistik. Munculkan perbedaan dalam penggunaan istilah. Pierce menggunakan istilah semiotika dan Saussure menggunakan istilah semiologi. Tidak ada perbedaan mendasar antara kedua istilah ini, perbedaannya hanya mengacu pada orientasi pengguna istilah, yaitu kubu Pierce dan kubu Saussure. Istilah semiotika lebih populer digunakan oleh banyak pemikir, termasuk kubu pemikiran Saussure.

Dalam teori komunikasi, semiotika merupakan salah satu kajian yang sudah menjadi tradisi. Tradisi semiotik terdiri dari seperangkat teori tentang bagaimana tanda merepresentasikan objek, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda itu sendiri (Littlejohn, 2009: 53). Semiotika mempelajari sistem, aturan, konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki makna (Kriyantono, 2007:261). Suwardjono (2005) mendefinisikan semiotika sebagai bidang studi yang membahas teori-teori umum tentang tanda dan simbol dalam bidang linguistik. Dapat disimpulkan bahwa semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Konsep tanda ini adalah untuk melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan atau hubungan antara petanda dan tanda.

Semiotika atau tambahan studi tentang konotasi atau penyelidikan semiotika adalah penyelidikan tentang pentingnya pilihan. Ini menggabungkan penyelidikan tanda-tanda serta siklus tanda (semiosis), tanda, penugasan, komparatif, kesamaan, representasi, citra, kepentingan, dan korespondensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun