Ferdinand De Saussure dibawa ke dunia di Jenewa pada 26 November 1857, ke sebuah keluarga Protestan Prancis (Huguenots), yang pindah dari wilayah Lorraine selama konflik ketat menjelang akhir abad ke-16. Sejak remaja, Saussure saat itu terinspirasi oleh bidang bahasa.
Pada tahun 1881 ia menjadi guru di sebuah perguruan tinggi di Paris. Setelah lebih dari satu dekade tampil di Paris, ia dianugerahi gelar guru di bidang dialek Sansekerta dan Indo-Eropa dari College of Geneva. Menurutnya, kaidah fundamental strukturalisme adalah bahwa alam semesta terjadi dari relasi (Forma) dan bukan objek (substansi).
Perspektifnya tentang tanda sama sekali berbeda dari perspektif etimologis pada masanya. Saussure mengejar pemahaman bahasa yang dapat diverifikasi yang
diciptakan dalam seribu sembilan ratus tahun. Saat ini penyelidikan bahasa hanya menyoroti cara berperilaku semantik yang sebenarnya (Parole). Tinjauan tersebut mengikuti peningkatan kata-kata dan artikulasi sejak awal waktu, mencari elemen-elemen yang memengaruhi seperti geologi, perkembangan populasi, dan variabel lain yang memengaruhi cara perilaku fonetik manusia.
Semiotika yang mendasari Ferdinand De Sausure dijamin dengan hipotesis tanda-tanda bahasa. Dalam catatan pembicaraannya yang kemudian disimpan pada tahun 1916, lima hal penting dirujuk, lebih spesifiknya:
1) tanda terdiri dari penanda dan konotasi yang hubungan pentingnya tergantung pada pertunjukan persahabatan;
2) mengingat bahwa bahasa adalah kekhasan sosial yang tidak menentu dan teratur dan terdiri dari sekumpulan pedoman sosial dalam kaitannya dengan praktik sosial bersama (langue) (parole);
3) hubungan antara tanda-tanda bersifat sintagmatik (In-praesentia) dan kooperatif (in-absentia);
4) bahasa dapat ditarik lebih dekat diagkronis (perbaikan) atau sinkronis (kerangka waktu tertentu) dan;
5) sebagai kekhasan sosial, bahasa terdiri dari dua tingkatan, yaitu kerangka aturan ke dalam (langue) dan praktik sosial (parole).
Investigasi Tusuk SEMIOTIK CHARLES SANDERS