Istilah semiotika pertama kali muncul ke dunia dari prospek seorang rasionalis Amerika bernama Charles Sanders Peirce. Ia mengibaratkan semiotika dan rasionalitas. Peirce menciptakan semiotika yang berkaitan dengan cara berpikir yang sadar. Melalui bukunya How to make Our Thoughts Understood, semiotika menyinggung "pengaturan konvensional tentang tanda.
Hipotesis Charles Sanders Peirce berubah menjadi hipotesis besar dalam semiotika. Peirce mengomunikasikan semiotika secara umum, penggambaran yang mendasari semua kerangka konotasi. Peirce perlu mengenali partikel-partikel penting dari sebuah tanda dan menggabungkan kembali setiap bagian dalam sebuah desain tersendiri.
Secara khusus, semiotika dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu:
(1) tata bahasa semiotik, penyelidikan tanda-tanda difokuskan pada pengelompokan mereka, hubungan mereka dengan tanda-tanda yang berbeda, dan cara mereka bekerja sama untuk melakukan kapasitas mereka.
Â
KAJIAN SEMIOTIKA UMBERTO ECO
Eco Umberto mengungkapkan bahwa semiotika berkaitan dengan segala hal yang dapat dimaknai sebagai suatu tanda-tanda. Sebuah tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati (dimaknai) sebagai pengganti untuk sesuatu yang lain. Tanda dianggap menunjukkan sesuatu yang berbeda atau sesuatu yang didasarkan pada pengaturan (kesepakatan), budaya, dan kehidupan yang terbangun sebelumnya.
Secara garis besar teorinya mengacu pada sebuah proses yang disebut semiosis, dimana mana hal itu adalah sesuatu yang dapat berpengaruh, beraksi, dan digambarkan, dan itu semua adalah hasil dari kerjasama antara tanda, objeknya, dan interpretannya.
Daftar Pustaka
Sumber Teori  Tanda Atau Semiotika Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak
Febri Nur Indah Sari/ Jurnal Sastra Indonesia2(1) (2013)