Madrid, Spanyol
Sebuah pertemuan yang dinanti oleh seorang wanita akhirnya tiba. Bapak Bujang datang ke Madrid untuk membeli kapal tanker baru. Padahal itu hanya sebagai alasan kosong. Bapak Bujang ingin bertemu dengan wanita tersebut di Madrid. Banyak kenangan yang tak pernah terlupakan oleh wanita tersebut saat mereka menghabiskan waktu bersama di Madrid.
Hola, hola
"Di setiap pertemuan, pasti ada perpisahan" (hlm. 267)
Bujang masih melanjutkan membaca surat yang dikirimkan Lubai. Isi surat tersebut mengenai sebuah rindu yang tak kunjung hilang dan hati yang terasa perih dari seorang wanita, kemudian berakhir pada pernikahan antara wanita tersebut dengan bapak Bujang.
"... Aku, kamu, kita berdua... Laksana benih perasaan yang tumbuh subur di tempat yang salah dan waktu yang salah. Hatiku telah dimiliki gadis lain..." (hlm. 276)
Bratva
Bagian ini menceritakan asal muasal Krestniy Otets, pimpinan Bratva, memutuskan mendirikan Bratva di Moskow. Dua puluh tahun Otets melewati serangkaian kompetisi yang ketat, pertarungan, intrik, pengkhianatan, peperangan antar Bratva dan kelompok-kelompok kelam lainnya, Bratva menjadi penguasa tunggal shadow economy di Rusia.
Bujang, Salonga dan Kaeda dijemput Sergei di Bandara. Sergei adalah Two Spies dalam struktur organisasi Bratva. Penting sekali posisinya disana.
Pabrik Tulskay
Bujang, Salonga dan Kaeda bertemu dengan Otets di Pabrik Tulskay. Tujuan mereka ke Pabrik Tulskay untuk menawarkan aliansi tiga keluarga menghadapi poros Hong Kong. Namun, Otets tidak akan berliansi dengan mudah. Ia mengajak Bujang dan lainnya menuju lantai B7, ruangan di bawah perut bumi, untuk bertemu Maria.