Mohon tunggu...
Jaid Brennan
Jaid Brennan Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Pucat Pasi - Bagian 6 - Schizophrenia

27 Desember 2016   06:04 Diperbarui: 27 Desember 2016   07:35 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Yang sabar sajasama Bapak, percayalah kalau kau tahan, satu saat tidak menutup kemungkinan kaubisa jadi orang. Maksudnya disini kau bisa sekolah setinggi yang kau mau.”

“Tapi Pak…”

“Aku mengertiSyan. Aku mengerti apa yang kau pikirkan. Kau seperti tak sanggup untukmenghadapi semua kan? Saya yakin dengan berjalanya waktu kalian akan salingbisa memahami. “

“Aku tidakyakin, Pak”.

“Baiklah akutidak memaksa kau untuk bertahan tapi kau pikirkan juga masa depanmu. Ok, Syan,masih banyak yang harus aku kerjakan. Sampai ketemu, ya!”

“Terimakasihuntuk nasehatnya, Pak”.

“Sama-samaSyan.” Setelah kepergian Pak Arian aku segera masuk ke dalam. Kulihat Bapakangkatku tertidur pulas di Sofa dengan mulut menganga. 

“ Syan”, Suaralembut mba Larasati  di belakangkumengagetkanku.

“Mumpung Bapaktidur, sudah kamu istirahat sana.”

“Iya, mbaterimakasih.”

“Syan, kamusudah makan belum?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun