+ Oooh, . . . begitu.
Perjalanan mereka semakin jauh dari Keraton, namun Adipati Ulun tiba-tiba mengangkat tangan kanannya, menandakan sudah nyampe perjalanannya ke tempat yang di tujuÂ
"Sebentar Raden" (kata Adipati), Paman akan membuat jalan tembus ke dasar, supaya perjalanan kita lebih cepat.
Sang Adipati sidakep sinuku tunggal(bersemedi) mengeluarkan ilmunya. Tetapi tidak terduga sebelumnya kekuatan tenaga yang dikeluarkan mendapat perlawanan dari bawah lautan, sehingga dia terpental kebelakang beberapa langkah.
Ia menambah. kekuatan ilmunya, tidak lama kemudian datanglah segumpal asap berbebtuk selendang mendekatinya dan berubahlah menjadi seekor naga putih.
Wuuaduh . . . ! Ki Ulun mengeluarkan ilmu aji "naga bening" (gumam ki Jindil).
Kalau paman punya ajian  ?
Aku punya aji " nagasari putih"Â
Tapi kalau saya "naganyasar" (kata paiman sambil sambil senyum)
Dengan tiba-tiba mahluk aneh dari dalam lautan berwujud buaya,, berdiri seperti manusia tapi bersisik warna hitam mengkilat, sambil mempermainkan ekornya dan mengenduskan hidungnya dibarengi dengan mengeluarkan asap. Ki Jindul cepat tanggap setelah dua mahluk itu berhadapan.
- Raden, cepat perasaan / geteran jiwa sama akal pikiranmu  seakan akan kita berdua seekor burung elang raksasa (garudra) dan mari kita menyatu membantu ki Ulun.