Mohon tunggu...
irawan Suryakusumah
irawan Suryakusumah Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

N I K. : 3578212308440001 Nama. : IRAWAN Tempat/Tgl Lahir : CIAMIS 23-08-1944 Jenis Kelamin. : LAKI - LAKI Gol Darah O Alamat. : PRADAH INDAH. 2/9 RT/RW. : 006/001 Kel/Desa. : PRADAHKALIKENDAL Kecamatan. : DUKUH PAKIS Agama. : ISLAM Status Perkawinan. : KAWIN Pekerjaan. : KARYAWAN SWASTA Kewarganegaraan. : WNI BERLAKU HINGGA. : SEUMUR HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kehidupan di Planet Bumi

20 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 Pada suatu pagi hari dua orang insan manusia mendatangi tempat untuk mencari kekayaan dengan cara jalan pintas /pesugihan, mereka bernama; Arda dan Pradana ( hanya nama dalam cerita bukan sungguhan).

Yang ada maksud dengan kenekatannya hanyalah Pradana yang namanya Arda hanya menemaninya. Pradana anak tunggal dari seorang nelayan di daerah laut selatan dekat muara sungai Citanduy. istrinya Pradana sedang hamil sembilan bulan, dia bingung istri mau melahirkan utang banyak tanpa sepengatuhan keluarga akibat kalah judi. 

Arda dan Pradana bersama orang lain  yang satu tujuan, diantar Jurukunci ke tempat hutan belukar yang disana sini banyak pohon besar yang sebagian cabangnya terjumbai dengan daunnya yang rindang kearah datangnua gelombang samudra. Diantara pepohonan besar terdapat bukit padas yang berlubang merupakan sebuah gua yang tertutup oleh rambatan tumbuhan yang menjalar, kelihatan tambah angker dan menyeramkan. Di gua inilah orang-orang mengadakan ritual yang mencari pesugihan dengan cara mengabdi kepada Iblis (kesesatan). 

Yang bernama Arda hanya ingin tahu, bagaimana caranya mereka meminta kekayaan jalan pintas yang mengadakan perjanjian dengan syetan.

Setelah berada dalam gua, di ujung sebelah dalam ada batu karang yang menyerupai bak mandi berisi pasir hitam. Sambil komat kamit (baca mantera) dengan menyalakan obor Jurukunci menancapkan obornya sama dupa/yushua di tumpukan pasir dan langsung menaburkan bunga kemudian datasnya disimpan sebuah telur ayam .

 Tidak lama kemudian obor mati , namun di dalam gua tersebut  suasana menjadi remang antara kelihatan dan tidak, dengan mendadak ada ledakan ringan dibarengi dengan keluarnya asap putih yang keluar dari dalam tanah, diantara kepulan asap terlihat seekor buaya putih, dan kejadian ini menurut pandangannya Arda, tetapi yang terlihat sama Pradana lain yang datang itu penampakannya seorang putri  yang cantik jelita dengan pakaian adat di jaman kerajaan Pajajaran (laki mata buaya kaliii).

Kemudian, putri Buaya (nyi Blorong) berkata ; kepada Pradana bahwa syarat maksud kedatangannya harus mengorbankan seseorang yang di sayangi dan  dijawabnya yaitu istrinya yang sedang hamil tua. Tidak berpikir panjang lagi meskipun syaratnya tidak begitu memahami karena pikiran dan perasaannya sudah terpengaruh oleh bujukan   syetan/iblis yang telah me nguasai dirinya , dan hanya terbayang  duit... duiiiiiit dan duiit.

Nyai Dewi Ratu Samudra Selatan diam sejenak. dan di angkatnya cangkir yang  terbuat dari perak berisi air putih dan diteguknya sebanyak tiga kali untuk membasahi kerongkongannya, namun mata sang Dewi menatap tajam kepada Rd. Prialegawa (Paiman).

- Raden, orang yang bernama Pradana adalah . . . . . . . ayah anda, tabahkanlah hatimu keadaan ini sudah "takdir".

Prialegawa terhentak jiwanya, kaget bercampur sedih dan haru, untuk menenangkan dirinya ia dalam bathinnya membaca surat Al Fatihah sebanyak 3kali.

"Paiman cucuku, apa boleh aku meneruskan kisah ini karena ceritranya akan sangat memilukan, dan akan lebih kaget lagi untuk di dengarkan. Namun bagaimanapun juga yang telah di lakukan oleh ayahmu dia tetap orang tuamu harus kita hormati , hanyalah ia tidak menyadarinya, disebabkan ke imanan kepada Nya lemah sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun