Mohon tunggu...
irawan Suryakusumah
irawan Suryakusumah Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi

N I K. : 3578212308440001 Nama. : IRAWAN Tempat/Tgl Lahir : CIAMIS 23-08-1944 Jenis Kelamin. : LAKI - LAKI Gol Darah O Alamat. : PRADAH INDAH. 2/9 RT/RW. : 006/001 Kel/Desa. : PRADAHKALIKENDAL Kecamatan. : DUKUH PAKIS Agama. : ISLAM Status Perkawinan. : KAWIN Pekerjaan. : KARYAWAN SWASTA Kewarganegaraan. : WNI BERLAKU HINGGA. : SEUMUR HIDUP

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kehidupan di Planet Bumi

20 Desember 2020   14:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   14:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kemudian mereka melanjukan perjalanannya lebih dalam lagi gua tempat Nyi Blorong berkuasa untuk menncari  ibunya Paiman di mana ia di kurung.

 Tetapi ki Ulun berhenti di jalan bercabang, kemudian ia bertanya kepada Paiman" : Enaknya kemana Raden ke kiri atau kanan" ?

"Terasanya ke kanan  Paman" (Paiman menjawab).

Namun sebelum mereka melangkahkan kakinya dengan tiba-tiba jalannya di halangi wanita cantik sambil tertawa:

"Hi hi hi hi hikk . . . Mau kemana kalian bertiga heeewk ? " ( tanya nyi Blorong).

"Aku bertiga mau mengambil ibunya temanku   Paiman (jawab Adipati Ulun).

# " Tidak  bisa bapakmu sendiri yang minta dan menyanggupi syaratnya, Paiman !"(jwb nyi Blorong).

Sesungguhnya Paiman sangat marah, tetapi kalo di lawan kekerasan lagi apa bedanya aku dengan dia, kemudian dalam hatinya dia membaca "ayatkursi"/ srt Al-Baqarah ayat-255 (Qur'an). 

 Nyi Blorong menjerit sambil melesat wujudnya menghilang entah kemana, dibarengi bergetarnya keadaan dalam gua seakan mau runtuh. Setelah membawa ibunya Paiman berempat pergi meninggalkan tempat ke Kuasaannya, untuk kembali ke Keraton Ratu Samudra Lautselatan dan di serahkanlah ibunya kepada dia sebagai abdi dalem

Paiman terbangun dari tidurnya di atas perahu  karena  terdengar olehnya suara kilat menggelegar pertanda hari akan hujan, anginpun bertiup dengan kencang dedaunan gemerisik tersentuh sang bayu yang melewatinya menuju tempat yang lebih hangat. Hujanpun turun dengan lebatna, Paiman tetap berteduh dibawah padas yang menjulur  kearah pantai lautan sambil merenungkan pengalaman di dunia lain yang baru saja ia alami. Kalau memang  kejadiannya begitu (keterlaluan ayahku ini) gumamnya.

Hujanpun berhenti dan ia mulai mengangkat jaringnya yang hasil tangkapannya cukup lumayan.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun