+ Ok, bos Jindul (jawab Paiman)
Dan melesatlah seekor garuda membumbung tinggi ke angkasa
Mahluk yang berwujud seekor  buaya mengibaskan ekornya dengan kuat kearah kepala naga putih, begitu juga naga putih membantingkan ekornya kearah kaki buaya dan mulutnya menganga siap untuk mengigit kepala buaya, tetapi dari mulut buaya menyembur api dan kepala naga berkelit menghindar, buaya terjatuh kakinya dibelit oleh ekor naga.     Â
  Burung garuda berputar melayang di angkasa mengitari  dan memperhatikan dua  mahluk yang sedang bertarung me nunggu kesempatan untuk membantu melumpuhkan buaya yang sisiknya hitam legam. Pada waktu buaya jatuh tersungkur, garuda bagaikan anak panah lepas dari busurnya menukik melesat dengan suara jeritennya yang melengking bergema di alam bebas mengarah ke buaya yang hilang keseimbangan dan dipatuknya mata buaya sebelah kanan berbarengan dengan gigitan di kepala oleh naga putih sambil dilemparkan sejauh mungkin.Â
Nagaputih mulutnya menganga mengeluarkan sinar putih menembus kedalam air laut dan terbentuklah lubang yang menuju kedasarnya untuk mereka mengambil ibunya Paiman, dengan sigap garudapun mengikutinya. Sesampainya di muka gua dalam dasat laut kembali wujudnya menjadi wujud manusia. Tetapi ki Jindul terburu- membaca manteranya sehingga mereka berdua masih meluncur sudah berubah wujud manusia sehingga bergulingan mereka berdua, karena ki Jindul tubuhnya lebih berat dia terjerembab disuddut dinding gua sambil berteriak : Abah Kadabra ada janda galak mangkrak , salah sapa ! ! !
Ternyata ki Jindul menabrak ular bersisik coklat sebesar pohon kelapa, ular tersebut penjaga pintu gua yang sedang istirahat, Ularnya kaget dan kebingungan juga mencium bau yang aneh, sambil larak lirik dan noleh  sana sini ia berpikir; bau ini datang dari maawnnnnaa . . . yaaaah. ???
Kemudian ki Jindul mehentakan kakinya undur kearah belakang meloncat sambil bersiaga siap tempur.
"Berani engga . . . Paman (goda ki Ulun) .
- Aku akan coba Adipati, tapi kalo ga mampu gantiii . . yaassss (jawab Jindul) , sambil mencabut keris dinamakan Astrajingga, tapi begitu mencabutnya ia tertabrak Paiman yang berguling  datang belakangan dengan kerasnya.
Dan ini di luar perhitungan Jindul: " Walaaaaah ada yang nabrak , haaaa ! (sahutnya) , tapi kepalang tanggung ada tambahan kekuatan dari belakang ki Jindul mejejakan  kaki nya sekali meloncat kearah kepala ular dan di tancapkanlah keris diantara kedua mata ular dan lenyaplah ia untuk sementara waktu.
- Waaaah sayang, ga seru tarungnya (Jindul bergumam).