Simbol bija sebagai lambang kesucian yaitu 3 bija diletakan di dahi, ditelan 3 biji, dan ditaruh di dada atau di pangkal tenggorokan. Juga sebagai simbol untuk menemukan kesucian rohani dengan harapan agar memperoleh kesempurnaan hidup. . Beras/ bija yang ditelan sebagai simbol untuk menumbuhkan bibit kesucian rohani dengan harapan agar memperoleh kesempurnaan hidup. Ada pula penempatan bija diletakkan pada titik-titik yang peka terhadap sifat dari kedewataan (ke-Siwaan).
Dan titik-titik dalam tubuh tersebut ada lima yang disebut Panca Adisesa, yaitu sebagai berikut.
- Diletakkan di pusar atau disebut titik manipura cakra.
- Di ulu hati (padma hrdaya) zat ketuhanan diyakini paling terkonsentrasi di dalam bagian padma hrdaya ini (hati berbentuk bunga tunjung atau padma). Titik kedewataan ini disebut Hana hatta cakra.
- Di leher, diluar kerongkongan atau tenggorokan yang disebut wisuda cakra.
- Di dalam mulut atau langit-langit rongga mulut.
- Di antara dua alis mata yang disebut anjacakra.sebenarnya letaknya yang lebih tepat, sedikit diatas, diantara dua alis mata itu.
Menurut kitab Bhagawad Gita bahwa dalam diri manusia terdapat sifat kedewataan daiwi sampad dan sifat keraksasaan asuri sampad. Menumbuhkembangkan benih ke-Siwa-an berarti menumbuhkembangkan sifat kedewataan agar dapat mengatasi sifat keraksasaan. Kedua sifat tersebut bersemayam di dalam pikiran dan lubuk hati manusia. Untuk tumbuh dan berkembangnya benih ke-Siwa-an itu dalam pikiran dan lubuk hati maka disimbolkan dengan menempelkan bija tersebut di tengah kedua kening serta menelannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ali. Perbandingan Agama, Bandung: Nuansa Aulia, 2007.
Asyir, Janahabhivamsa. Abhidharma Sehari-hari, Karaniya, 2005.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Bahri, Zainul Media. Wajah Studi Agama-agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Duwijo dan Darta. I Ketut, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas V, Jakarta: Pusat, Kurikulum dan Perbukuan, 2014
G. Pudja. Wedaparikrama, Jakarta : Departemen Agama RI, 1971.
Geertz, Clifford. Kebudayaan dan Agama, Yogyakarta: Kanisius Press, 1992.