Mohon tunggu...
In Emilia Lutuh
In Emilia Lutuh Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

saya menyukai dunia pendidikan anak usia dini, saat ini saya mengajar di PAUD MDC KIDS Kupang NTT dan sedang menempuh kuliah di Universitas Terbuka PG PAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengelolaan Pembelajaran Menggunakan Strategi Pendekaran Saintifik terhadap Peningkatan Proses Belajar di Paud MDC Tuapukan

19 Desember 2022   06:28 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:29 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Guru PAUD diharapkan mampu merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan anak.

Pada kegiatan mengamati, guru menyiapkan semua media informasi yang diperlukan (media belajar yang nyata dan juga media elektronik). Pada siklus 1 guru menyediakan tanaman padi, biji padi, berbagai jenis beras, media gambar tanaman padi dan beras, dan bahan lain yang diperlukan dalam proses belajar.

Pada siklus 2 guru menyediakan tanaman jagung utuh, biji jagung, gambar-gambar, dan bahan lain yang diperlukan. Dalam proses belajarnya guru memperlihatkan tanaman padi dan jagung serta gambar tersebut kepada anak-anak, lalu meminta anak-anak menyebutkan apa saja yang anak-anak lihat pada tamanan dan gambar-gambar tersebut. Anak-anak di dorong oleh guru dengan berbagai pertanyaan terbuka sehingga anak melihat dan mengamati secara mendetail lalu memberikan pendapatnya mengenai apa yang diamati. Anak melihat rona dan bentuk, bagian-bagian flora dalam gambar juga media yg ditunjukkan sang guru. Pengajar kadang menyiapkan media yg sanggup menarik minat serta keingintahuan anak dan melibatkan panca indra.

Dalam menerapkan pendekatan saintifik, anak bisa memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna. Pengajar menerapkan salah satu prinsip yang wajib diperhatikan buat menguatkan pembelajaran yang dilandasi pendekatan saintifik, Haenilah (2015) merupakan pembelajaran wajib berpusat dalam keterlibatan anak secara eksklusif (hand on expreriences). Pada ketika mengamati, anak diminta buat melihat (rona, jumlah, dan bentuk) memakai mata, mendengar bunyi memakai telinga, mencicipi tekstur melalui kulit, menghirup aroma memakai hidung,  mengecap rasa memakai lidah.

Pendekatan saintifik yangg pada kurikulum PAUD menekankan dalam aspek kegiatan eksklusif yang melibatkan semua panca alat anak menjadi jembatan agar anak sanggup menanya. Anak di dorong untuk menanyakan mengenai apa saja yang muncul di pikiran anak mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan tanaman padi dan tanaman jagung. Setelah proses menanya sudah terstimulus dengan baik, maka diharapkan agar anak bisa menghubungkan hasil pengalaman yang lama dengan pengalaman yang baru didapatnya (asosiasi). Menurut Widiastuti, dkk (2018).

Untuk menguatkan pengalaman belajar anak, maka perlu melaksanakan percobaan dan termin terakhir artinya menyatukan sejumlah kemampuannya. Pada waktu anak-anak mengamati dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pengajar, anak-anak mengumpulkan fakta. Selain itu, anak-anak mengumpulkan fakta melalui penerangan yang disampaikan sang pengajar. Anak sering terlihat aktif mengumpulkan fakta melalui aktivitas bermain yang dibuat pengajar juga menggunakan bertanya dan berusaha mengumpulkan fakta berdasarkan jawaban yang pada bisa anak.

 Pada waktu pembelajaran berlangsung, anak berusaha buat menalar setiap fakta dan menggabungkan fakta usang yang telah diperolehnya menggunakan fakta yang baru diperolehnya. Pada proses akomodasi, seorang menyesuaikan fakta usang yang telah diperolehnya menggunakan fakta yg baru diperolehnya. Pada proses ekuilibrium, seorang menyeimbangkan fakta usang yangg telah diterima menggunakan fakta baru diperolehnya sebagai akibatnya mempunyai konsep baru mengenai fakta tersebut.

 Pada aktivitas pembelajaran sehari-hari, anak-anak mengkomunikasikan pengetahuan-pengetahuan usang juga pengetahuan baru yang telah diperolehnya melalui banyak sekali aktivitas bermain, contohnya mewarnai, menulis, menghitung, kolase, menempel, menanam, praktek memasak, makan beserta output masakan dan lain-lain, kemudian menginformasikan balik pada pengajar apa yang sudah dipelajarinya dan pengajar menaruh penguatan-penguatan fakta yg sudah dihasilkan anak sebagai akibatnya anak lebih tertantang buat belajar lebih jauh.

Pada kegiatan mengkomunikasikan, anak-anak diminta oleh guru untuk menceritakan pengalaman belajar yang telah diperolehnya selama kegiatan berlangsung. Karena anak sudah melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dan dan menalar dengan baik, maka pada proses ini anak sudah memiliki rangkaian informasi yang lengkap mengenai tanaman yang dipelajari, maka anak dapat mengkomunikasikannya dalam bentuk cerita kepada guru dan teman-teman. Guru juga bertanya dan anak dapat menjawab dengan lancar tentang apa yang dipelajari.

Dari semua proses yang telah dilakukan, diharapkan anak-anak mengalami pembelajaran yang bermakna, dan informasi dalam belajar yang didapatkan anak bersifat permanen dan dapat diingat anak dalam jangka waktu yang panjang, sebagai bekal anak ketika melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Artinya ketika anak mendapatkan pembelajaran tentang benda/hal yang sama di jenjang pendidikan lanjutan, maka hal itu merupakan suatu informasi pengetahuan tambahan untuk anak dalam menguatkan apa yang telah didapatkannya pada jenjang PAUD.

Hasil penelitian dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan saintifik yang dilaksanakan di lembaga PAUD MDC kids Tuapukan kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, didapati bahwa ada peningkatan terhadap proses belajar anak dimana proses tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang bermakna bagi anak di kelompok B.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun