Mohon tunggu...
In Emilia Lutuh
In Emilia Lutuh Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

saya menyukai dunia pendidikan anak usia dini, saat ini saya mengajar di PAUD MDC KIDS Kupang NTT dan sedang menempuh kuliah di Universitas Terbuka PG PAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengelolaan Pembelajaran Menggunakan Strategi Pendekaran Saintifik terhadap Peningkatan Proses Belajar di Paud MDC Tuapukan

19 Desember 2022   06:28 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:29 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN STRATEGI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PENINGKATAN PROSES BELAJAR PADA ANAK  USIA DINI DI PAUD MDC KIDS TUAPUKAN

In Emilia J. Luttuh1, Syubhan Annur2

Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka

E-mail : inemilialutuh78@gmail.com

Subhan sins@rocketmail.com

 

ABSTRAK

Kurikulum 2013 adalah silabus yang menjadi dasar dalam pendekatan saintifik di PAUD. meskipun dalam implementasinya ada pengajar yang belum sepenuhnya menerapkannya. Lembaga PAUD MDC KIDS adalah salah sekolah
yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penerapan pembelajaran saintifik pada anak usia dini di PAUD MDC Kids. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif Data diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, yang sumbernya berdasarkan hasil penelitian di PAUD MDC Kids. Data yang dikumpulkan dilacak menggunakan reduksi data, visualisasi data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menjelaskan pembelajaran ilmiah di PAUD MDC Tuapukan untuk Anak ini meliputi mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar dan berkomunikasi. Pembelajaran saintifik mampu merangsang kreativitas anak, karena anak lebih mandiri, lebih percayadiri, berani berdiskusi dan perasaan ingin mengerti yang kuat   menjadi ciri khas yang nyata.

Kata Kunci: Pembelajaran Saintifik, Keterampilan Ilmiah Guru, Kreativitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 adalah silabus yang menjadi dasar dalam pendekatan saintifik di PAUD. meskipun dalam implementasinya ada pengajar yang belum sepenuhnya menerapkannya. Lembaga PAUD MDC KIDS adalah salah sekolah
yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penerapan pembelajaran saintifik pada anak usia dini di PAUD MDC Kids. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif Data diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, yang sumbernya berdasarkan hasil penelitian di PAUD MDC Kids. Data yang dikumpulkan dilacak menggunakan reduksi data, visualisasi data dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menjelaskan pembelajaran ilmiah di PAUD MDC Tuapukan untuk Anak ini meliputi mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar dan berkomunikasi. Pembelajaran saintifik mampu merangsang kreativitas anak, karena anak lebih mandiri, lebih percayadiri, berani berdiskusi dan perasaan ingin mengerti yang kuat   menjadi ciri khas yang nyata.

Menurut Undang-Undang Sisdiknas pasal 1 No. 16, Pendidikan anak usia dini adalah suatu pendekatan pembinaan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang memberikan insentif pendidikan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan intelektual serta mempersiapkan anak untuk pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini dapat melalui jalur formal, informal, maupun nonformal. Pada jenjang formal pendidikan anak usia dini berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK/RA). Pendidikan anak usia dini berlangsung pada jalur informal berupa kelompok bermain (Kober/KB).

Kelompok Bermain Dalam PAUD berfungsi menstimulasi, menumbuh kembangkan seluruh potensi anak secara maksimal. Seluruh potensi anak yang harus dikembangkan mencakup beberapa bidang yaitu bidang nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni.

Pendidikan anak usia dini di PAUD, Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) bertujuan untuk membantu anak mencapai tahap perkembangan yang optimal dan disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Rangsangan yang diberikan harus mampu mengembangkan aspek perkembangan anak secara menyeluruh, meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional dan fisik motorik dan seni.

Perkembangan kognitif anak pada umumnya mengikuti pola mulai dari perilaku reflektif (tidak berpikir) hingga kemampuan untuk berpikir secara abstrak menggunakan logika tingkat lanjut. Perkembangan kognitif pada anak usia dini berada pada tahap kuasi operasional dimana anak belajar menggunakan simbol, namun cara berpikir anak belum sistematis dan tidak logis. Anak usia dini tidak mampu berpikir secara abstrak. Konsep yang berbeda akan lebih baik diperkenalkan dengan objek konkret dan pengalaman praktis.

Pembelajaran di lembaga PAUD dilakukan dengan prinsip belajar melalui bermain.

Menurut Anggani Sudono (2010: 1), bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat bantu yang menimbulkan pengertian, memberikan informasi, menimbulkan kegembiraan dan merangsang imajinasi anak.

Pada dasarnya anak suka bermain, maka dunia anak termasuk anak usia dini adalah bermain. Kegiatan bermain tersebut memberikan pengalaman hidup yang bermakna bagi anak karena melalui bermain anak dapat mencermati, melihat, menemukan, mendengar, memperhatikan, dan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Ketika bermain, anak pada awalnya tidak mengetahui maksud atau tujuan dari permainan tersebut, namun pada kenyataannya anak memperoleh pengetahuan baru tanpa disadari. Pengawasan dan dukungan saat anak bermain penting agar mereka bisa memahami banyak hal. Orang dewasa yang memberikan bimbingan dan mentor atau guru dapat mengajukan pertanyaan kepada anak untuk merangsang mereka berpikir dan  solusi untuk memecahkan persoalan.

Menurut PAUD Jawa Tengah (2015) https: //www.paud.id/dekatan-saintfik-di-paud-kurikulum-2013, pendekatan akademik dalam kurikulum PAUD 2013 adalah proses pembelajaran yang dirancang. Mencapai enam aspek perkembangan anak (nilai moral agama, nilai moral agama, kemampuan gerak fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional dan seni).

Metode pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di lembaga-lembaga PAUD di anggap perlu, karena hal tersebut dapat memberikan hasil yang masksimal dalam proses stimulasi perkembangan anak, karena didalam prosesnya, anak akan mendapatkan  hal-hal sebagai berikut : Mendorong anak untuk berpikir kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan menemukan solusi dalam pemecahan  masalah. Anak mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena di dalamnya anak di dorong untuk melakukan kegiatan mengamati suatu obyek belajar, menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan obyek belajar, mengumpulkan potongan-potongan informasi yang berhubungan dengan obyek belajar, membuat penalaran dalam pikirannya, serta  bisa menghubungkan semua hal baru yang didapatkan dan dapat mengkomunikasikan hasilnya sebagai sebuah pembelajaran yang penuh makna bagi anak. Anak terdorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber informasi melalui observasi secara langsung, bukan hanya mendpatkan informasi melalui satu narasumber saja yaitu guru atau pembimbing.

Proses yang dilakukan dalam metode pendekatan saintifik dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Mengamati obyek belajar, yaitu bagaimana anak secara aktif dan antusias   melihat sesuatu hal atau benda yang baru didekatnya secara detail.

2. Menanya, yaitu bagaimana anak secara sungguh-sungguh menjadi tertarik terhadap hal atau benda yang diamati tersebut dan timbul rasa keingintahuan yang kuat dalam pikirannya lalu menuangkannya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.

3. Mengumpulkan informasi, yaitu bagaimana anak berusaha mengumpulkan berbagai informasi baru mengenai hal atau benda yang diamati tersebut, sehingga anak memiliki jawabannya sendiri.

4. Menalar/mengasosiasi, yaitu bagaimana anak merenungkan semua informasi yang didapatkan mengenai hal atau benda tersebut, merenungkannya dan menghubungkan bagian-bagian yang terpisah sehingga menjadi sesuatu yang utuh didalam pikirannya.

5. Mengkomunikasikan, pada proses akhirnya anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru, lalu mengkomunikasikannya.

Latihan langsung sangat bermanfaat dalam berbagai pembelajaran di PAUD,  karena Kegiatan itu sesuai dengan sifat dasar Anak usia dini yang belajar melalui objek dan Pengalaman langsung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan di Kelompok B oleh PAUD MDC Kids Tuapukan, dikumpulkan data tentang cara meningkatkan proses belajar anak dengan pendekatan saintifik.

C. Rumusan Masalah

Apakah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dan media pembelajaran dapat meningkat antusias dan motivasi belajar anak kelas B dalam mengenal tanaman padi di mulai dari pertumbuhan dan perkembangan sampai dengan menghasilkan beras kemudian mengolah menjadi bahan pangan di PAUD MDC KIDS Tuapukan?

D. Analisis Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah yang digunakan, guru dapat menganalisis masalah yang bertujuan untuk mengetahui faktor penyebabnya yaitu media yang digunakan dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar anak kelompok B (usia 5-6 tahun) di lembaga PAUD MDC Kids melalui metode pendekatan saintifik.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Bagi anak :

1. Enam bidang pengembangan anak dapat meningkat secara optimal, khususnya perkembangan kognitif anak dalam menalar/berpikir.

2. Anak memperoleh tambahan pengetahuan baru melalui pendekatan saintifik

3. Pengalaman belajar yang bermakna.

4. Anak dapat memahami dan menghubungkan pengalaman nyata/kongkret melalui pendekatan saintifik dan menghubungkannya dengan hal yang abstrak

Bagi guru :

1. Guru dapat menerapkan pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar agar dapat menyumbangkan hasil yang maksimal dalam melakukan stimulasi enam bidang perkembangan anak.

2. Guru dapat melatih kreatifitas melalui pendekatan saintifik dengan berbagai metode belajar.

3. Guru akan lebih baik lagi dalam mengajar.

Bagi peneliti :

1. Dapat mengetahui cara belajar pada anak usia 5-6 tahun.

2. Mendapatkan pengalaman mengajar yang bermakna.

Bagi Lembaga PAUD MDC KIDS :

1. Mendapatkan referensi bahan untuk implementasi di sekolah.

2. Sebagai salah satu bahan referensi dalam menyusun perangkat belajar program semester, program mingguan dan Rencana pelaksanaan pembelajara harian (RPPH) di sekolah.

3. Sebagai bahan referensi dalam melakukan kegiatan parenting dan sosialisasi bagi orang tua murid tentang cara belajar anak usia dini.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.       Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan berbagai metode dan metode yang digunakan oleh setiap pendidik untuk melakukan proses pembelajaran. Di dalam strategi ada pendekatan, di dalam metode ada  teknik, di dalam teknik ada taktik belajar. Dari pelaksanaan seluruh kegiatan pembelajaran akan muncul model pembelajaran (Musficon, 2015: 37), suatu proses yang masih bersifat sangat umum, di mana metode pembelajaran dengan beberapa ruang lingkup teoritis ditampung, diilhami, diperkuat dan dibenarkan.

Salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkah dan kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah terapan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, menyajikan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014:51).

  • Ada beberapa jenis pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain:
  • Pendekatan Kontekstual
  • Pendekatan kontekstual memiliki cerita yang paling bermakna yang dipelajari siswa dengan mengalaminya sendiri dalam latar alami, bukan hanya dengan mengetahui, mengingat, dan memahami. Belajar bukan hanya tentang penguasaan materi, yang tidak memberdayakan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil pembelajaran, yang mengharuskan pendidik merencanakan beberapa strategi pembelajaran dengan prinsip mengajar: memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
  • Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menggunakan hal-hal atau benda-benda yang telah dikenal anak di lingkungan sekitar anak. Dengan pemilihan konteks yang tepat, anak akan menyukai untuk berpikir bahwa mereka tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi diajak untuk mengaitkan dengan persoalan-persoalan yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan di masyarakat yang umumnya terjadi.

  • b. Pendekatan konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan pemikiran tentang pendekatan kontekstual, yaitu pendekatan yang dibangun adalah orang-orang secara bertahap, yang hasilnya tersebar di berbagai konteks secara terbatas dan tidak tiba-tiba (Suwarna, 2005).

Keunggulan teori konstruktivisme adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran masa lalu dan pembelajaran saat ini. Pembelajaran sebelumnya terkait dengan pembelajaran terakhir. Siswa membangun koneksi ini sendiri. Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibangun di atas struktur kognitif seseorang akan tumbuh dan berubah seiring dengan bertambahnya pengetahuan atau pengalaman baru.

  • c. Pendekatan deduktif-induktif

1). Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan penyajian konsep, definisi, dan istilah di awal Pelajaran. Pendekatan deduktif didasarkan pada gagasan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik ketika siswa sudah mengetahui bidang masalah dan konsep dasar (Suwarna, 2005).

2). Pendekatan induktif

  • Karakteristik utama pendekatan induktif untuk pemrosesan informasi adalah
  • penggunaan data untuk membuat konsep atau mendapatkan pemahaman. Data yang digunakan dapat berupa data mentah atau juga kasus nyata yang terjadi di lingkungan.

d. Pendekatan konsep dan proses

1). Pendekatan Konseptual


  • Pembelajaran dengan pendekatan konseptual berarti siswa dibimbing untuk memahami suatu topik dengan memahami konsep-konsep yang terkandung di dalamnya. Penguasaan konsep dan subkonsep menjadi fokus dari proses pembelajaran. Berbagai metode digunakan untuk memandu siswa memahami konsep.

2) Pendekatan proses

Tentang pendekatan proses, Tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, membuat hipotesis, merencanakan, menafsirkan, dan mengomunikasikan. Pendekatan kompetensi proses telah digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Menggunakan pendekatan proses memerlukan keterlibatan langsung siswa dalam aktivitas pembelajaran.


B.      Konsep Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah bagian dari pendekatan pedagogik pada hal belajar di kelompok yang mendasari implementasi saintifik. Mendefinisikan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam inovasi atau karya.

Implementasi pendekatan saintifik dalam belajar di sekolah bertujuan untuk mengajarkan anak berpikir, bersikap dan bekerja melalui penerapan prinsip dan langkah ilmuan. Peserta mengalami lebih banyak makna daripada yang dipahami siswa. Proses pembelajaran berbasis sains harus didasarkan pada prinsip-prinsip tindakan ilmiah. Pendekatan ini terkenal karena penekanannya pada dimensi observasi, penalaran, penemuan, validasi, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilakukan dengan berpedoman pada nilai, prinsip, atau kriteria ilmiah. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih penting daripada hasil pembelajaran.

Dalam menerapkan pendekatan saintifik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu materi atau substansi pembelajaran. itu sebenarnya harus didasarkan pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan secara logis Penjelasan guru-siswa, reaksi siswa, dan interaksi pedagogis

Guru-siswa harus bebas dari prasangka langsung, penalaran subyektif, atau argumen yang menyimpang dari alur penalaran logis atau penalaran tertentu. ; bukan hanya dugaan, fantasi, legenda atau dongeng. Dorong dan inspirasi siswa untuk menggunakan pemikiran kritis, analitis, dan tepat untuk mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan menerapkan konten atau materi pembelajaran.

Pendekatan ini ditandai dengan munculnya dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, konfirmasi dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus didasarkan pada nilai, prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran harus menghindari kualitas atau nilai non-ilmiah, termasuk intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal-usul pemikiran kritis. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat dimulai dari tahap awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir.

Komponen penting dalam penggunaan pengajaran pendekatan ilmiah (Mc Collum : 2009), yaitu menyajikan konten pembelajaran yang meningkatkan rasa ingin tahu (mendorong rasa ingin tahu), meningkatkan observasi (mendorong observasi), melakukan analisis (mendesak analisis), dan mengkomunikasikan (membutuhkan komunikasi).

 

 

 

 

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A.     Alat dan Bahan 

Peralatan dan bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Perangkat RPPH, rancangan satu siklus, format hasil refleksi, catatan hasil penilaian, laptop, printer, speaker, rekaman lagu anak-anak, tanaman padi, tanaman jagung, polibek, buku cerita anak-anak, film animasi anak-anak, peralatan pertanian sederhana, air, biji padi, beras berbagai jenis, biji jagung, alat dan bahan untuk memasak, kertas karton, lem, gunting, kertas buffalo, kertas HVS, alat tulis, krayon, dll

B.     Metode Penelitian

Penelitian dan tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengumpulan Data dan Refleksi.

 

  • Siklus 1

       Kegiatan siklus 1 dilakukan selama 5 hari dimulai dari tanggal 17 Oktober sampai tanggal 21 Oktober dengan menggunakan 5 RKH dan 5 Skenario perbaikan. Dalam kegiatan siklus 1 yang dilakukan adapun masalah yang ditemukan yakni bagaimana cara meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal tanaman padi dimulai dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dengan menggunakan media tanaman padi (tanaman padi utuh yang terdiri dari akar, batang dan daun), gambar/poster tanaman padi, berbagai jenis beras yang dihasilkan dari tanaman padi yang berbeda. Kegiatan ini dilakukan pada anak kelas B PAUD MDC KIDS Tuapukan.

Kelancaran perbaikan pembelajaran dan pengambilan data kegiatan ini dilakukan dengan merencanakan beberapa kegiatan yakni:

  • Membuat skenario perbaikan siklus 1 berdasarkan hasil refleksi awal. Skenario perbaikan tersebut difokuskan pada semua aspek perkembangan anak yaitu nilai moral agama, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosi dan seni dengan melihat pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
  • Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, lembar observasi dan penilaian dalam pengelolaan pembelajaran.
  • Merencanakan aspek penilaian sesuai dengan RPPH yang telah disiapkan.
  • Menentukan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini, keberhasilan perbaikan diharapkan 80% ketuntasan belajar  dan nilai minimal BSH = Berkembang Sesuai Harapan.
  • Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
  • Pembukaan 

Dalam melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disiapkan, peneliti didampingi supervisor (pengamat) yang membantu mengumpulkan data selama proses pembelajaran berlangsung. Supervisor melakukan pengamatan pada aktivitas anak dan ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran.

Kegiatan pembukaan, diawal kegiatan ini guru menjemput anak didepan pintu, anak diatur untuk berbaris dan melakukan senam pagi bersama. Setelah itu berdoa, mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran anak, kemudian menyanyikan lagu dan memulai kegiatan inti pembelajaran.

  • Kegiatan Inti
  • Peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan anak :

RKH 1  : Membahas konsep tanama (pangan, hortikultura, hias, obat), berdiskusi tentang tanaman, bernyanyi menanam padi disawah, bercerita tentang bagian tanaman padi, menggambar  padi serta serta menuliskan namanya, menghitung butir padi 1-5 dan menuliskannya.

RKH 2 :   Mereview pembelajaran kemarin, bernyanyi menanam padi disawah, mencaritahu perbedaan dan jenis beras dari padi, membuat kolase tanaman padi dari biji padi dan beras.

RKH 3 : Meview pembelajaran, bernyanyi gembira, nonton bersama film dongeng putri petani , mengajak anak menolong putri petani membuat sawah.

RKH 4 : Mereview pembelajaran kemarin, bernyanyi lagu gembira, membaca puisi/sajak petani/padi,dll, mengajak anak menanam padi.

RKH 5 : Mereview pembelajaran sebelumnya, kegiatan tarian tentang tanaman padi, memasak bubur yang nikmat, makan bersama bubur dan aneka kue dari beras.

  • Kegiatan Penutup

Peneliti sebagai guru mengajak anak duduk bersama dan mengulas kembali kegiatan pembelajaran hari ini dan menanyakan kepada anak tentang kegiatan yang sudah anak pelajari. Menanyakan kepada anak tentang perasaan anak hari ini, mengajak anak berdoa pulang dan salam penutup.

  • Pengamatan/Teknik Pengumpulan Data/Instrumen

Peneliti bersama dengan Supervisor 1  melakukan pengumpulan data dan hasil pembelajaran pada saat proses pembelajaran dilakukan yang akan olah, dianalisis, dan diinterpretasi.  Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

  • Evaluasi Kegiatan

              Instrument evaluasi kegiatan digunakan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan, mengukur kemampuan anak dalam menangkap materi. Instrumen ini akan dikonsultasikan dengan supervisor 1 dan supervisor 2.

  • Angket Observasi Pengelolaan Pembelajaran
  • Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru sebagai peniliti dalam mengelola pembelajaran. Angket ini diisi oleh supervisor 1 dan 2 pada saat proses pembelajaran berlangsung.
  • c.    Refleksi

Peneliti melakukan refleksi pada proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi akan dijadikan masukkan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam tindakan perbaikan pembelajaran ini, adapun kekuatan dan kelemahan yang ditemukan yakni:

Kekuatan       : Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran, pengelolaan ruang kelas diubah sehingga anak duduk dalam sebuah lingkaran. Pada kegiatan awal anak hanya mempelajari materi secara abstrak, namun pada kegiatan ini langsung belajar menggunakan media yang telah disediakan sehingga anak sangat tertarik dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

Kelemahan     : Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini, anak sedikit belum memahami model pembelajaran yang baru dan fasilitas ruangan yang kurang mendukung, rungan belajar sempit membuat anak tidak bebas dalam bergerak.

  • Siklus 2
  • Renacana Perbaikan Siklus 2

Observasi kembali dilakukan di perbaikan siklus 2 untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis setiap permasalahan yang ditemukan untuk menentukan solusi dalam pemecahan masalah untuk melakukan tindakan dalam siklus 2.

Kegiatan dalam perbaikan siklus 2 meliputi:

  • Menyiapkan scenario perbaikan siklus 2 dengan memadukan siklus 1 dengan menggunakan media sehinggal hasil pada siklus 2 lebih maksimal
  • Mempersiapkan bahan ajar, sarana dan prasarana dikelas, gambar-gambar, media pembelajaran, instrumen pengumpulan data dan penilaian, serta lembar observasi.
  • Pelaksanaan Perbaikan Siklus 2
  • Rencana perbaikan dari siklus 2 dibagi menjadi tiga bagian kegiatan yakni:
  •        a.   Kegiatan Awal
  • Guru mengajak anak duduk dikursi masing-masing yang telah diatur dalam bentuk lingkaran, mengajak anak bernyanyi dan berdoa bersama untuk memulai kegiatan. Selanjutnya guru melakukan absensi dan memulai pembelajaran.

b.   Kegiatan Inti

  • Pembelajaran dalam siklus 2 anak melakukan kegiatan yang telah dijelaskan oleh guru yang meliputi:
  • RKH 1 :   Membahas konsep tanaman (pangan, hortikultura, hias, obat), berdiskusi tentang  tanaman Jagung, bernyanyi menanam Jagung, bercerita tentang bagian tanaman Jagung, mewarnai gambar Jagung, menghitung jumlah daun dan buah,serta menuliskan namanya, memisahkan butir Jagung dari biji-bjian lain dan menghitung serta menuliskannya.

RKH 2 :   Mereview pembelajaran hari kemarin, bernyanyi menanam Jagung dikebun kita, membacakan cerita bubur bassang, membuat kolase tanaman jagung

  • RKH 3 :   Mereview materi kemarin, bernyanyi menanam Jagung, membaca symbol tanaman jagung, membuat gerak dan tari Tanaman jagung
  • RKH 4 :   Mereview materi kemarin, bernyanyi menanam Jagung, bercerita dan sharing pengalaman anak , memasangkan bagian jagung menjadi utuh, mempraktekkan cara menanam jagung
  • RKH 5 :   Mengajak anak berolahraga bersama, bernyanyi menanam Jagung, praktek membuat popcorn dan membuat teh manis, snack bersama

c.   Kegiatan Penutup

  • Guru mengajak anak duduk kembali ditempat masing-masing dan mengulang kembali materi secara singkat dan sederhana, bersama anak merayakan perasaan yang anak rasakan selama pembelajaran berlangsung. Kemudian berdoa bersama dan salam penutup.
  • d.   Rencana Refleksi
  • Refleksi pengamatan dan pengumpulan data pada proses pembelajaran 2 siklus, yakni pada siklus 1 yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 sampai 21 Oktober dan 7 sampai 11 November 2022.

Pada aktivitas ini, bila menurut output analisis dan refleksi menampakan bahwa indikator keberhasilan anak telah tercapai maka refleksi diselesaikan pada daur 1.  Namun, bila output analisis dan  refleksi menandakan bahwa indicator keberhasilan belum tercapai maka akan dibuat pulang planning pemugaran yang akan dilaksanakan dalam daur dua.

C.  Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan pada PAUD MDC KIDS di Desa Tuapukan, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B sebanyak 20 orang, yaitu 10 laki-laki dan 10 perempuan.

Penelitian ini dilakukan dalam semester satu tahun pelajaran 2021/2022. Dalam pengambilan data penelitian ini dilakukan pada dua daur. Penelitian ini dilaksanakan dalam bulan Oktober hingga November. Setiap daur terdiri menurut lima hari yaitu :

a. Siklus pertama dilaksanakan tanggal 17,18,19,29,21 Oktober 2022.

b. Siklus kedua dilaksanakan tanggal 7,8,9,10,11 November 2022.

c. Kegiatan pengembangan dilaksanakan dalam pukul 07.00-10.00 WITA.

 

D. Metode Pengambilan Data

  • Pengumpulan data dalam siklus 2 pada proses pembelajaran yang dilakukan akan diamati oleh supervisor dan kepala sekolah, meliputi : Supervisor dan kepala sekolah melakukan pengamatan dan mencatat pada lembar observasi penelitian yang telah disediakan oleh peneliti.

 

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pekerjaan guru, sebagai peneliti, untuk meringkas data yang telah mereka kumpulkan secara akurat ke dalam format yang andal, ringkas, dan benar.

Analisis data dihitung menggunakan rumus:

X = Nilai yang didapat siswa x 100%

                    Nilai Maksimal

Penilaian Chek list untuk PAUD menggunakan standar niali dengan simbol huruf dengan kriteria sebagai berikut:

BB       : Belum Berkembang

MB      : Mulai Berkembang

BSH    : Berkembang Sesuai Harapan

BSB    : Berkembang Sangat Baik

Standar Ketuntasan Belajar Siswa

Untuk ketuntasan belajar anak dinilai menggunakan standar sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, standar keberhasilan yang digunakan adalah 75%. Menurut Djemari, 2004:137 menyatakan bahwa tingkat pencapaian tujuan pembelajaran 75% maka dinyatakan tuntas.

Untuk menetukan besarnya nilai ketuntasan siswa dapat digunakan rumus:

X = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100%

                 Jumlah Siswa

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2

  • Siklus 1
  • Pelaksanaan
  • Pelaksanaan proses pembelajaran daur 1 dimulai semenjak lepas 17 sampai 21 Oktober 2022. Kegiatan ini dilaksanakan dalam anak kelas B, PAUD MDC KIDS Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pada perencanaan kegiatan siklus 1, dimulai dengan membuat rencana pembelajaran harian (RKH), media pembelajaran serta metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
  • Dalam kegiatan perbaikan dalam pembelajaran siklus 1, anak belajar untuk memahami dan menguasai materi tentang tanaman padi, dimulai dari bagian-bagian tanaman padi, menanam padi, jenis-jenis beras yang dihasilkan tanaman padi yang berbeda-beda hingga mengolah bahan pangan yang berasal dari tanaman padi. Anak kelas B di PAUD MDC KIDS Tuapukan diberikan pendekatan saintifik saat proses pembelajaran dilakukan dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik sehingga membuat anak tertarik untuk semangat belajar.
  • Peneliti  sebagai guru, mendain ruang kelas dengan model tempat seperti meja bundar. Guru meletakkan meja besar di tengah dan siswa duduk menggunakan kursi mengelilingi meja tersebut. Pembelajaran dilakukan dnegan menggunakan media pembelajaran yang digunakan. Siswa mengamati tanaman padi asli secara utuh, juga melihat gambar yang telah disediakan guru.
  • Siswa sangat antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan. Setiap siswa memperhatikan dengan seksama dan aktif dalam kelas serta tidak memiliki rasa bosan.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, guru melakukan evaluasi terhadap pemahaman dan tingkat perkembangan anak yang dicapai saat anak belajar, serta memberikan tindak lanjut terhadap hasil pembelajaran anak.

  • Refleksi Siklus 1

Setelah melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan refleksi tentang kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran untuk menjadi perbaikan selanjutnya.

Setelah pembelajaran siklus 1 dilakukan, hasil yang diperoleh sesuai observasi yang dilakukan supervisor, diketahui bahwa hasil pembelajaran berjalan sesuai harapan, namun belum maksimal karena metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik meruapakan metode pembelajaran yang baru sehingga siswa atau anak perlu penyesuaian diri. Hasil pembelajaran yang dihasilkan baru mencapai 80%. Sehingga diharapkan pada siklus pembelajaran yang kedua proses pembelajaran yang dilakukan harus lebih baik, sehingga dapat mencapai hasil maksimal.

  • Siklus 2
  • Pelaksanaan
  • Siklus yang kedua dilakukan pada tanggal 7 sampai 11 November 2022, yang dilaksanakan di kelas B, PAUD MDC KIDS Tuapukan, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan diawali dengan pembuatan RKH atau perencanaan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan optimal.
  • Kegiatan pembelajaran dilakukan diruang belajar terbuka, dengan desain ruangan belajar anak yang menyenangkan. Kursi dan meja anak diatur dalam bentuk meja bundar panjang, anak duduk melingkar di meja tersebut dengan kursi masing-masing. Untuk menambah suasana belajar yang menarik, guru menghias ruangan pembelajaran dengan berbagai tanaman hias yang menunjang pembelajaran.
  • Dalam kegiatan siklus 2, anak menunjukkan sikap antusias dan semangat belajar yang tinggi. Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga anak dapat memahami semua proses pembelajaran dengan maksimal.

Peneliti sebagai guru melakukan evaluasi diakhir kegiatan terhadap hasil pembelajaran serta menindak lanjuti hasil pembelajaran.

  • Refleksi Siklus 2

Berdasarkan pengamatan kami pada pembelajaran siklus 2 diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 2 mengalami perkembangan yang optimal. Hasil belajar siklus 2 menunjukkan bahwa anak tuntas 95%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan proses pembelajaran Siklus 2 telah berhasil dilaksanakan dan anak berkembang dengan sangat baik.

Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong anak mencari sumber informasi sebanyak mungkin melalui berbagai media yang disiapkan, mengajak anak melakukan kegiatan yang menyenangkan dan mendorong lebih banyak anak untuk menggambar, menyanyi dan menulis, bercerita, menyimak, bermain peran, demonstrasi dan melakukan.

 Penggunaan Aktivitas Penalaran dalam Pembelajaran. Saat pembelajaran terjadi, guru melihat aktivitas penalaran dalam penerapan dan hasilnya. Anak diberi kesempatan untuk menghubungkan antara informasi yang diterima sebelumnya dengan informasi baru yang diperoleh melalui kegiatan, media, dan penjelasan guru berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Guru membantu anak menghubungkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan yang baru diperoleh melalui kegiatan, media, dan penjelasan guru sesuai topik/subtopik yang dibahas. Menerapkan fungsi komunikasi untuk belajar.

Dalam kegiatan belajar sehari-hari, anak saling berbagi pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang didapat melalui kegiatan melukis. Anak-anak sering membagikan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya dengan bercerita atau menunjukkan hasil karyanya, karena pembelajaran didominasi dengan menulis. Menulis adalah bagian pembelajaran yang sangat penting, anak-anak diajarkan untuk memparafrasekan huruf, suku kata, dan kata tertentu menjadi satu halaman penuh. Begitu juga saat menulis angka, anak-anak diminta untuk menuliskan angka 1-10 satu persatu dalam satu halaman.

Pembahasan Berdasarkan data ygang telah diperoleh peneliti, ditemukan bahwa PAUD MDC Kids Tuapukan telah melaksanakan kurikulum 2013 dengan benar dan menjadi  acuan pada menyusun KTSP. Dalam dokumen II KTSP, ditemukan bahwa pengajar-pengajar telah menciptakan perangkat pembelajaran pada bentuk acara semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan evaluasi perkembangan anak.

Kegiatan anak sehari-hari direncanakan pada bentuk RPPH. Hal tadi sinkron menggunakan pendapat Rahayu & Risyak (2015) bahwa pengajar PAUD harus mendesain pembelajaran khususnya menciptakan planning aktivitas harian (RKH) sebelum melakukan proses pembelajaran supaya tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada siswa bisa hingga menggunakan efektif. Setelah peneliti mempelajari isi RPPH, ditemukan bahwa RPPH telah memuat pendekatan saintifik.

 Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Guru PAUD diharapkan mampu merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan anak.

Pada kegiatan mengamati, guru menyiapkan semua media informasi yang diperlukan (media belajar yang nyata dan juga media elektronik). Pada siklus 1 guru menyediakan tanaman padi, biji padi, berbagai jenis beras, media gambar tanaman padi dan beras, dan bahan lain yang diperlukan dalam proses belajar.

Pada siklus 2 guru menyediakan tanaman jagung utuh, biji jagung, gambar-gambar, dan bahan lain yang diperlukan. Dalam proses belajarnya guru memperlihatkan tanaman padi dan jagung serta gambar tersebut kepada anak-anak, lalu meminta anak-anak menyebutkan apa saja yang anak-anak lihat pada tamanan dan gambar-gambar tersebut. Anak-anak di dorong oleh guru dengan berbagai pertanyaan terbuka sehingga anak melihat dan mengamati secara mendetail lalu memberikan pendapatnya mengenai apa yang diamati. Anak melihat rona dan bentuk, bagian-bagian flora dalam gambar juga media yg ditunjukkan sang guru. Pengajar kadang menyiapkan media yg sanggup menarik minat serta keingintahuan anak dan melibatkan panca indra.

Dalam menerapkan pendekatan saintifik, anak bisa memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna. Pengajar menerapkan salah satu prinsip yang wajib diperhatikan buat menguatkan pembelajaran yang dilandasi pendekatan saintifik, Haenilah (2015) merupakan pembelajaran wajib berpusat dalam keterlibatan anak secara eksklusif (hand on expreriences). Pada ketika mengamati, anak diminta buat melihat (rona, jumlah, dan bentuk) memakai mata, mendengar bunyi memakai telinga, mencicipi tekstur melalui kulit, menghirup aroma memakai hidung,  mengecap rasa memakai lidah.

Pendekatan saintifik yangg pada kurikulum PAUD menekankan dalam aspek kegiatan eksklusif yang melibatkan semua panca alat anak menjadi jembatan agar anak sanggup menanya. Anak di dorong untuk menanyakan mengenai apa saja yang muncul di pikiran anak mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan tanaman padi dan tanaman jagung. Setelah proses menanya sudah terstimulus dengan baik, maka diharapkan agar anak bisa menghubungkan hasil pengalaman yang lama dengan pengalaman yang baru didapatnya (asosiasi). Menurut Widiastuti, dkk (2018).

Untuk menguatkan pengalaman belajar anak, maka perlu melaksanakan percobaan dan termin terakhir artinya menyatukan sejumlah kemampuannya. Pada waktu anak-anak mengamati dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pengajar, anak-anak mengumpulkan fakta. Selain itu, anak-anak mengumpulkan fakta melalui penerangan yang disampaikan sang pengajar. Anak sering terlihat aktif mengumpulkan fakta melalui aktivitas bermain yang dibuat pengajar juga menggunakan bertanya dan berusaha mengumpulkan fakta berdasarkan jawaban yang pada bisa anak.

 Pada waktu pembelajaran berlangsung, anak berusaha buat menalar setiap fakta dan menggabungkan fakta usang yang telah diperolehnya menggunakan fakta yang baru diperolehnya. Pada proses akomodasi, seorang menyesuaikan fakta usang yang telah diperolehnya menggunakan fakta yg baru diperolehnya. Pada proses ekuilibrium, seorang menyeimbangkan fakta usang yangg telah diterima menggunakan fakta baru diperolehnya sebagai akibatnya mempunyai konsep baru mengenai fakta tersebut.

 Pada aktivitas pembelajaran sehari-hari, anak-anak mengkomunikasikan pengetahuan-pengetahuan usang juga pengetahuan baru yang telah diperolehnya melalui banyak sekali aktivitas bermain, contohnya mewarnai, menulis, menghitung, kolase, menempel, menanam, praktek memasak, makan beserta output masakan dan lain-lain, kemudian menginformasikan balik pada pengajar apa yang sudah dipelajarinya dan pengajar menaruh penguatan-penguatan fakta yg sudah dihasilkan anak sebagai akibatnya anak lebih tertantang buat belajar lebih jauh.

Pada kegiatan mengkomunikasikan, anak-anak diminta oleh guru untuk menceritakan pengalaman belajar yang telah diperolehnya selama kegiatan berlangsung. Karena anak sudah melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dan dan menalar dengan baik, maka pada proses ini anak sudah memiliki rangkaian informasi yang lengkap mengenai tanaman yang dipelajari, maka anak dapat mengkomunikasikannya dalam bentuk cerita kepada guru dan teman-teman. Guru juga bertanya dan anak dapat menjawab dengan lancar tentang apa yang dipelajari.

Dari semua proses yang telah dilakukan, diharapkan anak-anak mengalami pembelajaran yang bermakna, dan informasi dalam belajar yang didapatkan anak bersifat permanen dan dapat diingat anak dalam jangka waktu yang panjang, sebagai bekal anak ketika melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Artinya ketika anak mendapatkan pembelajaran tentang benda/hal yang sama di jenjang pendidikan lanjutan, maka hal itu merupakan suatu informasi pengetahuan tambahan untuk anak dalam menguatkan apa yang telah didapatkannya pada jenjang PAUD.

Hasil penelitian dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan saintifik yang dilaksanakan di lembaga PAUD MDC kids Tuapukan kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, didapati bahwa ada peningkatan terhadap proses belajar anak dimana proses tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang bermakna bagi anak di kelompok B.

Diawal sebelum dilakukan penelitian, anak-anak kurang mengalami stimulasi secara maksimal karena anak-anak hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru ketika belajar dank arena anak-anak tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi sendiri pengetahuan mereka terhadap sesuatu yang baru maka anak tidak mengalami pembelajaran yang bermakna. Ketika metode pendekatan saintifik diimplementasikan kepada anak kelompok B dan dilakukan observasi maka didapati bahwa proses belajar anak menjadi meningkat dan juga hasilnya anak mengalami pembelajaran bermakna, dimana pada siklus 1 anak diarahkan untuk mengamati secara mendalam tentang tanaman padi (melalui proses melihat, mengamati, meraba, merasakan, mencium bau, dan lain sebagainya) lalu anak menanyakan serta mengeluarkan pendapat tentang tanaman padi, setelah itu anak dapat menalar dalam pikirannya, serta melakukan praktek langsung menanam padi, dan juga melakukan praktek mengolah hasil dari padi menjadi makanan sehat dan mengonsumsinya. Pada akhir kegiatan, anak diminta guru menceritakan pengalaman dan pengetahuan baru tentang tanaman padi. Demikian juga proses yang sama dilakukan pada siklus 2 dengan subtema tanaman jagung, dan berdasarkan hasil pengamatan, didapati bahwa ada peningkatan proses belajar dan juga hasilnya sangat dipahami anak dan dapat diceritakan kembali oleh anak.

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan argumentasi tersebut, penulis tidak bertujuan untuk menjustifikasi semua bentuk pemikiran, ataupun menolak jenis pemikiran tertentu, tetapi tentu saja pendekatan komprehensif yang seluruhnya didasarkan pada analisis data pengamatan. diskusi, dokumen. Kesimpulannya adalah:

1. Pelaksanaan pembelajaran PAUD MDC Kids Tuapuk mulai menunjukkan penerapan pembelajaran saintifik. Hal ini didasarkan pada penyusunan objek dan kegiatan pembelajaran observasi komunikasi. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, berargumentasi dan berkomunikasi, anak masih kesulitan untuk bertanya dan mencari akal. Anak-anak masih banyak dibimbing oleh guru untuk bertanya, saat berdiskusi anak sudah mulai mendefinisikan sendiri benda-benda yang akan dibandingkan atau diukur, namun masih perlu banyak latihan dan bimbingan agar anak mencapai sesuatu. hasil yang maksimal dan tidak perlu meniru apa yang didiktekan oleh guru, tinggal soal dan penalaran yang dikuasai oleh guru.

2.  Proses pembelajaran saintifik melibatkan ketrampilan saintifik pengajar pada mengajar dan ketrampilan anak pada belajar. Ketrampilan saintifik pengajar pada terdiri berdasarkan organisator, fasilitator, monitor dan evaluator. Sebagai organisator pengajar mempersiapkan objek belajar anak buat aktivitas pada mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Sebagai fasilitator pengajar memfasilitasi anak pada pembelajaran menggunakan persiapkan materi, media, indera peraga yang dipakai buat menaikkan pengetahuan anak. Sebagai monitor pengajar mengawasi kegiataan yangg dilakukan anak, membimbing dan merespon apa yang sebagai pertanyaanan anak. Sebagai evaluator pengajar mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak menggunakan melakukan pencatatan pada kitab evaluasi harian, anekdotal record (catatan insiden yang diluar norma anak)  pengamatan terhadap hasil karya /portofolio anak.

B. Saran

Proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Untuk itu peneliti menyarankan agar setiap guru PAUD mengembangkan diri agar dapat kreatif dan inovatif serta memilih metode pembelajaran yang memotivasi siswanya untuk belajar. semangat untuk belajar. Hal ini memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang maksimal, anak memiliki pengalaman yang bermakna dan dapat mengembalikan informasi yang diperoleh.    

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun