Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tunggu Aku di Way Dente

9 Desember 2020   20:34 Diperbarui: 9 Desember 2020   20:39 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tunggu Aku di Way Dente (dokpri)

Saat ia membuka halaman pertama, ia menemukan selembar catatan yang berbunyi.

Zaldi,

Aku berharap masa depan kita akan indah dan cerah, seperti kisah romansa dalam setiap halaman buku ini.

Aku paham kesulitan mu, kesulitan yang di rasakan oleh kebanyakan kita di desa ini.

Namun pendidikan itu penting dan aku berharap kau tidak larut dalam rutinitas, kemudian menyerah mengejar mimpi dan cita-cita.

Bukankah dahulu kau mau menjadi petani atau nelayan yang berpendidikan? 

Karena hanya orang berpendidikan, yang ku harapkan menungguku di Way Dente sebagai belahan hatiku.

Siti Nazar.

Seumur hidup Zaldi, baru kali ini ia menitikkan air mata karena orang lain. Air mata yang menyiram hati dan jiwanya untuk bangkit.

Zaldi bergegas menuju sebuah sekolah yang terletak di desa sebelah, sekolah satu atap di desa Teladas.

Terlihat seorang guru yang baru saja selesai mengajar, beliau berjalan ke arah kantor sekolah dan akhirnya bertemu dengan Zaldi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun