Tapi tak lama dia kembali baik-baik saja dan selalu menyapa lebih dulu, mungkin karena kami sudah paham watak dan perilaku masing-masing sejak kecil.
"Ke mana kita?" tanyaku padanya
"Liat aja nanti, Jo," jawabnya singkat.
Kami tiba di sebuah mall di daerah bilangan Jakarta, sebuah banner bertuliskan SO7 Live concert terpampang di samping pintu masuk.
Dan benar dugaanku, selera Fira yang lawas memaksaku untuk menemaninya menonton band tersebut malam itu.
"Fir, di sekolah tadi kamu pura-pura ya?" Tanyaku padanya.
Fira hanya tersenyum dan mencubitku seperti biasa, dia hanya menjawab, "laper" dan kami pun berjalan masuk ke sebuah caffe di lantai atas mall tersebut.
Dari deretan meja yang penuh pengunjung, sepintas aku melihat Tante Sun tengah berbincang dengan seseorang yang kelihatannya cukup berumur di seberang caffe, namun aku tak mengenal siapa om yang sedang bersama Tante Sun.
Tante Sun adalah sahabat ibuku, mereka sering mengadakan arisan dan kegiatan sosial bersama teman-teman ibuku yang lain, sedikit banyak aku jadi tahu latarbelakang kehidupan mereka, saat tak sengaja mendengar curhat ibu-ibu dari balik pintu kamar.
Tak jarang aku berinteraksi dengan mereka, panggilan anak manis dan ganteng sudah khatam aku dengarkan setiap jumpa, namun perasaanku berbeda jika Tante Sun yang mengucapkannya, rasanya seperti baru turun dari roller coaster, sungguh oleng aku seketika.
Entah apa status Tante Sun, namun yang pasti dia tidak pernah membicarakan masalah keluarga dengan ibuku, dan beliau sering bilang kalau Tante Sun sudah lama tinggal di Korea dan baru kembali ke Indonesia tak sampai setahun lalu.