"Fira, pergi ke ruang UKS segera, ibu ijinkan kamu pulang hari ini," lanjut Bu Yanti seolah ingin menghampiri.
"Hana cepat, tolong antarkan Fira ke UKS segera dan jangan lupa bawakan tasnya sekalian," pinta Bu Yanti.
Fira pun dipapah keluar kelas, matanya yang sayu terlihat mengedip kepadaku saat langkahnya menjejak pergi melewati pintu kelas.
Dalam hatiku berkata, "ah, bu guru kena gocek."
Bermodalkan tisue basah dan wajah memelas, Fira sudah bisa lepas dari masalah, sedangkan aku hanya menerima nasib dengan pasrah pada PR matematika yang baru selesai setengah dan baru saja aku serahkan ke tangan Bu Yanti.
"Guido Sutedjo, Guidoooo!"Â
Bu Yanti memanggil namaku dengan keras, seperti aku tengah berada di seberang pulau, jantungku hampir copot dibuatnya, akupun merespon panggilan beliau, namun tak berani menatap wajahnya didepan kelas.
Aku terkena ulah akibat terlalu asyik main Pabji, semalaman waktu belajar hilang direnggut ajakan Wawan dan Benny, padahal sudah seminggu lebih aku tak tertarik bermain game online apapun, oh chicken dinner, mengejarmu membawa sengsara!.
Dari sekolah ke rumahku cukup dekat, aku biasa ngegowes sepeda dan tak sampai 10 menit, aku sudah bisa rebahan di depan TV.
Belum sempat aku masuk rumah, Fira sudah menungguku di depan pagar, dengan dandanan seperti abg kebanyakan, ia membantu mendorong sepedaku masuk ke dalam rumah, dalam hatiku berkata, "pasti ada maunya."
Aku bergegas mandi, namun sebuah kotak berisi roti bulat sepertinya harus sempat aku cicipi.