Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertemuan Filsafat Timur dan Barat

8 Februari 2022   22:19 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:33 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(5) Bayu Brata, laku Dewa Bayu, Pemimpin harus dapat memberikan kekuatan energi positif dan menciptakan ketenangan dan kesejukan.

(6) Kuwera Brata, laku Dewa Kuwera, bahwa Pemimpin haruslah dapat memberikan contoh kedermawanan. Membangun relasi sosial untuk rela berbagi kepada yang dipimpin.

(7) Baruna Brata, laku Dewa Baruna bahwa Pemimpin hendaknya mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas dan bijaksana didalam menyikapi semua permasalahan yang ada. Dengan pengetahuan yang luas pemimpin mampu menyelesaikan setiap persoalan dengan cemerlang.

(8) Agni Brata, laku Dewa Agni bahwa Pemimpin haruslah mempunyai semangat dan keberanian yang menyala-nyala laksana api dalam menyelesaikan segala pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Abad Pertengahan

Aryabhata (476 - 550 M), adalah matematikawan dan astronom India, penulis rumus matematika awal. Selama berabad-abad, ahli matematika mencari nilai pasti Pi, tapi baru Aryabhata menemukan perkiraan yang tepat yakni 3,1416. Penemuan ini penting untuk Trigonometri (ilmu ukur ruang)

Brahmagupta (598 - 665 M), adalah matematikawan dan astronom India, penulis rumus matematika awal. Terminologi "shunya" yang merepresentasikan ide filosofis tentang kekosongan dijadikan istilah baru oleh Brahmagupta dalam ilmu matematika menjadi "angka nol".

Brahmagupta kesulitan tatkala berusaha membagi angka satu dengan nol. Pernyataannya, angka apa yang jika dikalikan nol maka hasilnya sama dengan satu? Maka Brahmagupta melahirkan konsep matematis baru yakni "ketidakterbatasan/tak terhingga". Sehingga 1 dibagi nol hasilnya adalah tak terhingga.

Setelah penemuan angka nol, Brahmagupta juga memformulasikan angka pecahan dan angka negatif. Brahmagupta selanjutnya menulis aturan perhitungan dengan menggunakan angka nol.

Pemahaman Brahmagupta soal angka negatif memungkinkannya melihat bahwa persamaan kuadrat akan selalu memiliki dua solusi. Salah satu dari jawaban itu dapat berupa angka negatif. Brahmagupta bahkan mampu memecahkan persamaan kuadrat dengan dua variabel X dan Y. Pemikiran inilah kemudian merevolusi matematika.

Al Khawarizmi (780 - 850 M), adalah matematikawan dan astronom Persia, penulis rumus matematika awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun