Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertemuan Filsafat Timur dan Barat

8 Februari 2022   22:19 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:33 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(11) Dibyacita (lapang dada dan toleransi)

(12) Nayakken Musuh (mampu membersihkan musuh-musuh negara)

(13) Masihi Samasta Bawana (menyayangi isi alam)

(14) Sumantri (menjadi abdi negara yang baik)

(15) Gineng Pratigina (senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk)

Akhirnya dapat dinyatakan bahwa Pertemuan filsafat timur (India Kuno) dengan filsafat barat (Yunani Kuno) telah menjadi titik penting pada perkembangan peradaban Abad Pertengahan hingga dunia modern saat ini.

"Aku akan menghilangkan semua pembahasan ilmu tentang India...Penemuan-penemuan cerdik mereka di bidang astronomi- penemuan yang lebih cerdik daripada orang-orang Yunani dan Babilonia dan metode perhitungan berharga mereka yang melampaui keterangan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa perhitungan ini dilakukan dengan cara sembilan tanda-tanda. Jika seseorang percaya bahwa karena mereka bisa berbicara bahasa Yunani mereka telah tiba di batas-batas ilmu pengetahuan mau membaca teks-teks India, mereka akan yakin, bahkan jika sedikit terlambat, pada hari itu ada orang lain yang tahu sesuatu mengenai nilai," Severus Sebokht seorang uskup Nestorian tahun 662 M.

"Adalah India yang memberi kita metode cerdik mengekspresikan semua angka dengan sarana sepuluh simbol, masing-masing simbol menerima nilai posisi, serta nilai mutlak; sebuah pemikiran mendalam dan penting yang muncul begitu sederhana bagi kita saat ini adalah bahwa kita mengabaikan prestasi yang sesungguhnya, namun sangat sederhana, kemudahan yang telah diberikan kepada semua perhitungan, menempatkan aritmetika pada peringkat pertama dari penemuan-penemuan berguna, dan kita akan menghargai keagungan prestasi ini ketika kita ingat bahwa hal ini lolos dari pemikiran jenius Archimedes dan Apollonius, dua pemikir terbesar yang dihasilkan oleh zaman," Pierre Simon Laplace matematikawan Prancis (1749-1827 M).

"Veda memiliki dua sisi menarik, ia milik sejarah dunia dan pada sejarah India. Selama manusia terus mengambil sesuatu yang menarik dalam sejarah bangsanya dan selama kita mengumpulkannya dalam perpustakaan dan museum, sisa-sisa peninggalan dari jaman prasejarah, tempat pertama dalam deretan panjang yang terdiri dari rekaman bangsa Arya sebagai cabang ras manusia, selamanya akan ditempati oleh RgVeda," F. Max Muller seorang filsuf Jerman (1823 - 1900 M)

"Material-material berharga atau tahan lama seperti emas, perak, perunggu, marmer, batu onix atau granit telah dipergunakan oleh orang-orang kuno untuk mengabadikan perolehannya. Namun tidak demikian halnya dengan orang-orang Arya kuno. Mereka berpaling pada apa yang tampaknya sebagai material yang mudah berubah dan goyah dari semuanya yaitu kata-kata yang diucapkan dan dari gelembung-gelembung udara ini membentuk suatu monumen yang lebih dari 30 atau bahkan lebih dari 40 abad ini tetap tak tersentuh oleh waktu ataupun unsur-unsur waktu. Karena piramida-piramida telah dikikis oleh angin padang pasir, batu-batu pualam hancur akibat gempa bumi dan emas telah dicuri oleh para perampok, sementara Veda tetap diucapkan setiap hari oleh rantai generasi yang tak terputus, yang mengembara bagaikan gelombang besar melalui substansi pikiran yang hidup," Jean Lee Mee seorang Professor di The Cooper Union New York ( - 2020 M)

"Veda sampai kepada kita dengan tradisi lisan yang sangat teliti, yang secara sadar dirancang untuk mencegah terjadinya suatu distorsi (perubahan bentuk)....,Monumen utama dari agama awal yang tidak menyisakan kepada kita sisa-sisa arkeologis, tanpa gereja, tanpa dogma, tanpa pendiri dan hampir-hampir tanpa sejarah, bentuk peraturan dari kitab Hindu yang intinya merupakan kumpulan lebih dari seribu syair pujian, yang jumlah keseluruhannya lebih dari sepuluh ribu sloka, yang dikenal sebagai RgVeda," Jean Lee Mee.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun