Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (15)

6 April 2017   16:41 Diperbarui: 24 November 2023   17:46 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ya itu kan contoh,  jangan diambil hati dong, Dan, nanti hati kamu jadi dobel kayak hati ayam.”  Dandy tergelak dan mendorong bahu Rein dengan keras.

Setelah mereka membabat habis cuanki yang ada di mangkok mereka masing-masing, kini mereka duduk bersandar di sebuah pohon besar yang berdiri di pinggir lapangan sepakbola diantara tiupan angin semilir.

“Kalau kenyang,  jadi ngantuk gini ya.” Dandy menguap lebar.

“Kalau aku jadi bodo,” kata Rein cepat.

“Kok bisa? Teori dari mana?”

“Teori dari hasil semedi di bawah pohon tomat. Kalau perut udah kenyang itu jadi males mikir, gak kreatif, ujung-ujungnya ya jadi bodo.” Rein meringis.

“Iya juga sih, dilema perut kenyang.” Dandy tertawa lebar.

Angin sepoi-sepoi menggoyangkan rerumputan tinggi di seberang lapangan sepak bola.  Matanya kini asik memperhatikan tangan Rein yang tengah melipat kertas yang ia ambil dari bindernya.

“Bikin apa?” Dandy penasaran dengan apa yang Rein lakukan.

“Pesawat.”

“Pesawat?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun