Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Alan | Elegi buat Gaby

16 September 2018   19:43 Diperbarui: 16 September 2018   20:07 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Okan.club

" Masih Non..tunggu ya, lagi nyuci piring! " Mbak maryam masih disini? ! Mbak Maryam adalah pemilik kantin legendaries di sekolah ini. Heheheh, banyak kisah antara Mbak Maryam dengan Alan, menyangkut masalah utang piutang. Hahahahah...

Mbak Maryam tergopoh-gopoh membawa piring yang abis dicuci. Wajahnya tambah tua, tapi kelihatan sehat.

" Mbak, sejak kapan sih disini ada bau rokok?" SIndirnya pedas.

" Masak sih Non? Siapa yang merokok?" Mbak Maryam yang keheranan mengedarkan pandang  kesegala penjuru kantin. Alan pura-pura bego...

" Pak Hendro, kayak pernah melihat bocah itu,siapa ya? Yang dulu buandell itukan? Oooww iya, itu kan Alan! Ya ampunnnn! Piye kabarmu Le, cah ngganteng. Kerjo ning endi koe saiki? Eling aku pora? " Cecar Mbak Maryam. Mbak Maryam jadi lupa pesanan Bu Guru cantik itu.

" Yahh, mbak Maryam gimana sihh? Kan aku pesen nasi pecel, kok malah kemana-mana.." Bu guru justru melirik Alan kesal. Lama-lama Alan jadi ngerasa bersalah.

Akhirnya Alan membuang sisa rokoknya. Ya iyalah, lha wong udah habis juga. Masak puntungnya mau dimakan.

Tapi si cewek masih sewot.

" Tuh mbak, ladenin pembelinya dulu, nanti baru kita ngobrol.."

" O iya, maaf ya Non gaby, ini mas Alan namanya, dulu sekolah disini. Buandellnyaa minta ampun dulu. Itu bocah merokok dari jaman kolonial kali. Dari dulu gitu. Tapi kok ya sekarang jadi orang ya..." Mbak Maryam buka kartu.

" Mau rempeyeknya dong mbak. Sambelnya agak banyak ya.." seolah Bu guru cantik tak peduli dengan penjelasan Mbak Maryam.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun