" Kamu....ternyata bisa jadi orang juga. Liat bandelnya setengah mati..hahahha."
" Ah bapak bisa aja. "
" O ya, Bapakmu, Pak Djumari udah purna tugas. Tapi kalau kamu mau mampir rumahnya, nanti sore kita kesana, okay? Sambil ngopi-ngopi kita Bro..." Nah lhoo..bahkan sekarang si bapak memanggilnya dengan sebutan gaul.
Pak Djumari adalah guru bahasa Inggris. DIsebut Bapaknya si Alan karena emang Alan anak kesayangan Pak Djumari. Nilai bahasa Inggris Alan selalu diatas rata-rata bocah desa. Entah gimana ceritanya, tapi Alan mahir banget kepada hal-hal yang berhubungan dengan bahasa.
Bahkan ketika tulisan ini ditulis, Alan bisa menuturkan tiga bahasa dengan Lancar.
Waktu itu, sekali aja Alan mendapat nilai delapan. Pak DJumari langsung Tanya, " kamu semalam gak belajar ya? Ini Cuma dapat delapan?" Pak DJumari menggeleng-gelengkan kepala, agak kecewa.
" Banyak hal yang udah berubah di SMP ini, tentunya perubahan kearah yang lebih baik. Seperti kamu, better and better day each day..hahaha"
Mereka tertawa bersama.
" Anyway pak, saya boleh merokok nggak nih? " Alan siap-siap mancabut bungkus rokok Kretek .
" Hhmm..sebenernya institusi pendidikan bebas asap rokok. Gak kayak dulu, kalian para murid dilarang merokok, sementara gurunya merokok. Sekarang nggak boleh gitu. Murid gak boleh merokok, apalagi gurunya. Intinya, guru harus mencontohkan perilaku. That's why lingkungan sekolah harus bebas asap rokok.."
" Jadi saya nggak boleh merokok nih? " Canda Alan.