" Ini kan agak jauh dari ruang guru atau kelas, cukup tersembunyi. Jadi merokok aja, asal jaga sikap ya. Aku tau, kamu tuh dari SMP udah jedal jedul rokok e, ingat ora pas Study Tour kamu tuh merokok di Bus sama kenek bus. Hahahah..potonganmu leee..."
Hahahah...Alan malu-malu lucu mengingat kenangan itu.
Usia akhil balik emang usia yang indah, masa-masa yang tak terlupakan. Masa dimana kita menjalani hidup tanpa beban sama sekali. Makan ada yang kasih. Sekolah tinggal sekolah, ada yang bayarin juga. Eh kalau dulu sekolah SMP yang bayarin ortu kita, sekarang mah pemerintah yang bayarin. Heheheheh
Alan mencabut sebatang rokok.
Settttt...menghisap dengan penuh rasa nikmat. Seteguk kopi panas membuat pandangannya terang...terang benderang kayak lampu dengan teknologi HDX. Terangnya gakmenyilaukan, tapi terang bening. Sebening wajah Luna Maya. Heheheheh
Pas lagi nikmat-nikmatnya menghisap rokok, mereka dikejutkan dengan kehadiran sesosok bening, berambut panjang, sebahu lebih. Kulitnya putih, tinggi sekitar seratus enam puluh senti.
" Ehemm.." dia menggumam, hidungnya ditutupin kayak alergi asap rokok. Tapi tak mengucap apapun. Alan angkat bahu.
" Go on, son...she won't tell about it..."
Alan nerusin merokoknya.
Tapi cewek berseragam Korpri itu malah duduk di bangku tak jauh dari mereka duduk.
" Mbak Maryaaamm...pecel masih ada nggak? Laper nih.." pekiknya.