Bener saja, satu, dua, tiga hisapan dan seterusnya idenya mengalir lancar kayak jalan tol di Jakarta pas Idul fitri tiba. Sampai tak berasa jarum jam menunjukkan pukul sepuluh. Saat istirahat pertama tiba.
Para siswa berhamburan.
Alan buru-buru mematikan rokoknya. Tapi sebelum rokok itu mati...
" Lagi asyik nih? " Senyum Gaby mengembang. Duhhhh Gusti, legit banget sih senyumnya. Sesaat Alan tertegun dibuatnya. Tangannya yang mau mematikan rokok dilantai terhenti.
" Eh..i..iya, bu..eh mbak Gaby..." Terus terang aja Alan gugup.
" Udah, gak papa kok merokok. Itu hak kamu.." Aaarrgghhh! Kenapa Gaby panggil dia 'kamu'..adakah ni tanda dia mau lebih akrab dengan Alan.
Ahhh...buat apa sih, dia kan ada suaminya, udah ada anak pula. Gak pantes banget. Gak bakal terjadi kisah yang seperti itu. Gak boleh, gak bagus, dosa..dosa..pokoknya dosa...
Alan menolak perasaan yang tiba-tiba datang itu.
" Udah istirahat mbak? "
" Iya.." Gaby duduk didekatnya,bibirnya masih terus menyungging senyuman. Masih manis dan hangat. Seperti tadi pagi.
Gaby memandang Alan.