*****
Jerry terus saja tersenyum. Biasanya dia paling hemat dengan senyumnya. Mungkin dia jadi begitu bahagia setelah jadian dengan Julia. Makanya dia mengekspresikan dengan senyum manisnya. Tapi dia sendiri agak heran juga. Kenapa tiba-tiba banyak anak kelas satu yang mengajaknya bicara. Sering menyapanya kalau kebetulan lewat. Dan itu murid perempuan semuanya. Julia yang berada di sampingnya lama-lama kesal juga. Mukanya menjadi muram dan tak menjawab bila Jerry mengajaknya bicara.
"Hey, ayolah. Kenapa lagi?"
Julia diam saja. Pura-pura terpikat pada pemandangan laut yang hampir dilihatnya setiap hari.
Jerry kemudian tersenyum-senyum sendiri hingga Julia menoleh keheranan padanya.
"Kamu cemburu ya?" ujar Jerry
Senyum kecut tersungging di bibir Julia. Dia memang cemburu. Itu sudah pasti. Tapi dia tak mau mengakuinya.
"Aduh, masa begitu saja cemburu. Aku cuma membalas membalas senyum mereka saja."
Julia menoleh pada Jerry. Menatapnya dalam-dalam. Laki-laki ini benar-benar tak tahu atau bodoh, pikirnya dalam hati. Kalau senyum kecil dan singkat tentu saja tak masalah. Tapi senyum semanis itu bisa membuat perempuan salah tingkah dan terbawa mimpi tentu saja.
"Kamu mau menebar pesona?" ujarnya menanggapi perkataan Jerry.
Kini kerutan muncul di dahi Jerry. Dia tak mengerti perkataan Julia barusan.