"Taulah yang lagi pacaran. Dunia serasa milik berdua. Ya, Rian?"
"Hahaha. Kita juga kan? Sudahlah, kau jangan ganggu mereka terus."
Mereka duduk di atas tembok yang berbeda. Membentuk sudut sembilan puluh derajat. Bisa saling curi-curi pandang. Tak hal itu tak mereka lakukan. Masing-masing larut dalam perasaan mereka sendiri.
"Jer, aku sudah selesai baca San Pek Eng Tay. Akhir ceritanya sedih. aku sampai menangis."
"Ya. Sayang sekali mereka tak bisa bersatu. Tapi, itu benar-benar kisah yang indah."
"Aku benar-benar salut dengan Eng Tay. Dia begitu setia pada San Pek. Mati pun rela."
"Itu karena mereka saling mencintai seluruh hati. Jujur dari lubuk hati."
Julia mengangguk dan tampak mencermati kata-kata Jerry. Dia menengadah ke langit. Bintang-bintang tampak bertaburan di latar langit yang bersih dari awan.
"Jul ...," ujar Jerry dan Julia menoleh padanya. "Kamu masih ingat apa yang kukatakan sewaktu aku mengungkapkan isi hatiku padamu?"
Julia menatap Jerry dengan lembut lalu mengangguk.
"Aku ingat berkata, 'selama kamu menyukaiku, aku tak peduli dengan masa lalumu'. Sekarang aku ingin menambahkan. Bahkan untuk selanjutnya, bila kamu tetap menyukaiku sepenuh hati, maka tak peduli apa yang terjadi, aku akan mencintaimu seluruh hatiku."