"Ya, aku mengerti kenapa Julia begitu. Tapi untung kau bisa membuat dia percaya sama kau. Kalau tidak, kau pasti ditolaknya dan sekarang kau tak mungkin senyum-senyum. Ada satu sifat misterius perempuan. Dia bisa saja menolak kau meskipun sebenarnya dia suka sama kau. Tapi bisa saja menerima kau walaupun dia tidak suka sama kau."
Jerry mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Mitha yang memang hampir terjadi padanya.
"Kenapa bisa begitu?"
"Banyak sebabnya. Aku tak bisa kasih tahu secara pasti. Biasanya karena tak yakin laki-laki yang disukainya menyukai dia sepenuh hati. Atau tak yakin mereka akan cocok. Tidak merasa nyaman dengan sikap laki-laki itu selama ini. Gengsi dan sebagainya."
Jerry memikirkan kata-kata Mitha barusan. Terasa sangat mungkin itu terjadi dalam kehidupan ini. Teman-temannya mungkin banyak yang seperti ini.
"Terus, bagaimana bisa menerima orang yang tak disukai?"
"Ah, perempuan yang keras pada akhirnya juga bisa luluh. Asal ada laki-laki yang begitu tulus, perhatian dan baik padanya, dan dia yakin dengan sikap tulus laki-laki itu, dia akan menerimanya. Cinta itu terkadang bisa tumbuh seiring waktu. Bisa juga karena laki-laki itu memang populer. Siapa coba yang tak ingin popularitas? Kekayaan atau gengsi?"
Mendengar keterangan Mitha, Jerry mengeleng-geleng prihatin.
"Kau sendiri bagaimana?" ujar Jerry pada Mitha yang hendak beranjak dari tempatnya.
"Aku tak berani memastikannya. Banyak kejutan-kejutan dalam hidup ini yang belum kulalui. Jadi aku tak bisa mengatakan aku tak akan seperti itu."
"Berarti semua perempuan seperti itu?"