Jerry mendongakkan saja kepalanya. Dia sebetulnya tak ada keinginan melihat langit malam ini. Karena itu dia tak tahu apa yang di tunjuk Julia. Dia menoleh bingung pada Julia.
"Tak kelihatan?" tanya Julia padanya. "itu di sana," lanjut Julia.
Oh, ya. Bintang di sebelah kanan bulan sabit begitu cemerlang. Sekarang hampir akhir bulan. Jadi bulan tak begitu cemerlang. Tiba-tiba dia berdiri. Dan dia menganggukkan kepalanya ke arah atas. Tempat jemuran baju. Julia berjalan mengikutinya.
"Wow, bagus sekali!" ujar Julia begitu mereka tiba di tempat jemuran yang bisa langsung bebas menjelajahi langit dengan pandangan mata.
Jerry masuk ke dalam lalu kembali lagi membawa kursi. Mereka duduk bersebelahan. Julia bersandar begitu mesra di dadanya. Tiba-tiba Julia menoleh dan bertanya padanya.
"Kamu tahu kenapa ada banyak bintang di langit?"
"Tidak tahu. Mungkin karena ada banyak galaksi di jagat raya ini."
"Aduh, jangan telalu ilmiah. Romantis sedikitlah."
"Kenapa ya? Ehm .... Tak tau. Memangnya kenapa?"
"Kebayang tidak ada berapa pasang kekasih di dunia ini? Hal apa yang paling atau setidaknya cukup romantis untuk dilakukan? Tentunya menatap langit kan? Nah, kalau langitnya sepi bintang, tentunya kurang menarik. Tapi ceritanya bukan begitu. Konon, saat orang kasmaran, mereka cenderung memiliki banyak harapan. Waktu itu banyak sekali pasangan yang mengamati bintang. Ada satu pasangan yang melihat bintang jatuh dan secara spontan mengutarakan keinginan mereka. Ternyata di luar perkiraan mereka, permintaan mereka terkabulkan. Mulai saat itu, banyak sekali pasangan yang memandang langit dan berharap bintang jatuh. Coba pikir, kalau jumlah bintang sedikit, bagaimana mereka bisa mengabulkan permintaan begitu banyak pasang kekasih di dunia ini?"
"Oh ya? Kalau kamu, apa yang kamu lakukan saat menatap langit?"