Mohon tunggu...
Herni Kartika
Herni Kartika Mohon Tunggu... Lainnya - -

Tetap semangat ✊✊

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kado Kedua

19 Februari 2021   19:52 Diperbarui: 19 Februari 2021   19:53 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hujan gerimis disertai dinginnya angin terasa sangat menyengat kala itu. Didalam sebuah rumah gubuk terdapat seorang gadis berumur 14 tahun yang bernama Sarah Pratiwi sedang membaca sebuah novel diatas kursi kayu yang sudah Reot. Sarah terlihat fokus dengan novel yang sedang dibacanya. Halaman demi halaman, lembar demi lembar telah dibacanya, hingga akhirnya dia selesai membaca halaman terakhir buku tersebut, ia baru tersadar bahwasannya dia telah membaca novel tersebut selama 3 jam lamanya tanpa henti.

"Astagfirullah sudah jam 3 sore" ucap Sarah sambil menepuk dahinya

Dia melempar novel nya ke atas kursi dan langsung pergi secara terburu-buru.

Hujan gerimis berubah menjadi hujan deras, membuat banyak genangan air dimana mana. Sarah segera pergi ke kamarnya, mengambil tas selempang yang terbuat dari karung buatannya dan mengikat rambut lurus panjangnya.


Sarah memiliki rutinitas pada pukul 3 sore, ia harus menjemput Joko,bapak Sarah yang sudah berumur sekitar 40 tahun di kebun milik tetangganya. Di kebun, Joko bekerja sebagai pengurus kebun, seperti mencabut rumput liar, menyemprot cairan hama dan lain lain dengan keterbatasannya, yaitu kaki kiri Joko yang pincang karena pernah terlindas oleh truk pengangkut barang, selain itu Joko juga memiliki penyakit kulit yaitu eksim. 

Karena jarak rumah ke kebun cukup jauh, Sarah akan mengantar jemput Joko ke kebun menggunakan sepeda tua yang dimilikinya.

"Aduhhhh, gimana nih" ucap Sarah khawatir karena hujan  semakin deras, sementara ia harus tetap menjemput Joko ke kebun

Karena khawatir dengan Joko, Sarah akhirnya pergi menerobos hujan deras.

Sarah sangat khawatir dengan Joko, karena pernah terjadi suatu kecelakaan saat hujan deras tahun lalu, dimana Sarah belum pergi menjemput Joko karena hujan deras, dan di kebun, Joko nekat pulang sendiri dengan keadaan kaki yang setengah pincang. Alhasil Joko jatuh ke jurang dan harus masuk rumah sakit sekitar 1 Minggu.


Sejak kejadian itu ibu Sarah, Siti terus mengingatkan Sarah agar selalu  menjemput Joko tepat waktu. Oleh sebab itu, meskipun hujan deras, Sarah tetap pergi untuk menjemput Joko.


Saat itu, Joko bisa saja menunggu di warung/rumah warga di sekitar kebun. Tetapi, karena penyakit kulit Joko, tidak ada yang mau menerima Joko meskipun hanya untuk menumpang meneduh. Oleh sebab itu, saat itu Joko nekat pulang meskipun hujan sangat deras.


Jarak rumah Sarah dan kebun terbilang cukup jauh, sekitar 2 km. Sarah sangat khawatir, takut Joko nekat pulang dan terjadi sesuatu lagi. Sarah serus mengayuh sepeda nya dengan sekuat tenaga meskipun hujan semakin deras membasahi semua badannya.


20 menit telah berlalu, akhirnya Sarah sampai di kebun tempat Joko bekerja.

"Duh, ayah dimana ya" ucap Sarah sambil mencari keberadaan Joko.

Pandangan Sarah tertuju pada sebuah rumah kecil di dekat kebun, didepan rumah itu ada Joko yang sedang duduk menatap langit.

Sarah menghela nafas, kekhawatiran nya telah menghilang.


Sarah menghampiri Joko

"Bapakkkk, aku khawatir banget sama bapak" ucap Sarah

"Hehehe, tadi hujan deras banget, bapak neduh aja disini sambil nunggu kamu jemput" jawab Joko sambil tertawa kecil.

Joko dan Sarah berteduh di depan rumah itu, sambil sesekali bercerita.

"Eh iya, bapak gak diusir lagi?" Tanya Sarah

"Enggak" jawab Joko

"Loh... Warga sini udah Nerima bapak?"

Joko tersenyum "Karena ini rumah kosong, yang punya pindah satu Minggu yang lalu, jadi ya gak akan ada yang ngusir bapak kalo bapak neduh disini. Hahahaha" jawab Joko

"Ihhh bapak, ngeselin"


Setengah jam sudah berlalu, hujan deras akhirnya berhenti. Hari semakin gelap, sarah dan Joko harus segera pulang.

Seperti biasanya, Sarah membonceng Joko. Meskipun Sarah masih berumur 14 tahun, tapi tenaga Sarah tidak perlu diragukan. Sarah sudah terbiasa bekerja sejak kecil, ia sering membantu mengangkut barang di pasar. Sehingga, Sarah sudah terbiasa membonceng Joko.


Kampung gajah,Sulawesi Barat tempat Sarah tinggal memang bukan perkampungan yang besar, Jalan kecil yang digunakan menuju rumah tidaklah rata, banyak genangan air serta jurang yang siap mengenggut nyawa jika tidak fokus.

"Sarah" panggil Joko dalam perjalanan

"Iya pak" jawab sarah

"Hari ini hari ulang taun kamu yang ke 14 kan" ucap Joko

"Eh. Ko bapak tau, biasanya juga lupa kapan ulang taun aku" jawab Sarah tertawa kecil

"Kamu mau hadiah gak?" Tanya Joko

"Hadiah? Hadiah apa?" Jawab Sarah penasaran

"Ya masa ngasih hadiah dikasih tau apa isinya, mau atau enggak nih?" Jawab Joko

"Ya jelas mauuu lahhh" ucap Sarah bersemangat.

"Kalau kamu mau hadiah dari bapa, kamu janji dulu sama bapak" jawab Joko

"Iya aku janji dehhh" jawab Sarah cepat. "Janji apa sih?"

Joko diam sejenak. "Kamu harus janji, kamu harus bisa menggapai cita-cita kamu, kamu ingin jadi penyanyi kan"

Sarah tersenyum lebar mendengar itu. "SIAPP LAKSANAKAN BOSSS" Jawab Sarah sangat bersemangat.

"BAGUSSS, bapak bakalan kasih 2 hadiah lohhh" ucap Joko

"DUAAAA????" jawab Sarah kaget

"Iya,hadiah yang pertama nanti bapak kasih dirumah, hadiah yang kedua bakalan kamu dapet ketika kamu sudah menggapai mimpi kamu" ucap Joko 

"Waaahhhh Sarah makin gak sabar nihhh" jawab Sarah

Joko pun tertawa melihat anaknya dapat merasakan kebahagiaan, meskipun Joko tidak dapat memberikan sesuatu yang mahal ataupun mewah.

"Sarah" panggil Joko

"Iya pak? Mau ngasih hadiah lagi ya. Hehehe" ucap Sarah cengengesan

"Kalau bapak udah gak ada, tolong jagain ibu kamu ya, tubuh ibumu itu lemah meskipun masih umur 30 an" ucap Joko

Sarah merasa aneh ketika Joko mengatakan itu, perasaannya menjadi tidak enak

"Ih apa si pak, jangan bilang gitu ah" jawab Sarah, mencoba menghilangkan pikiran negatifnya

Joko diam sejenak

"Ya pokoknya ingat saja amanah bapak ini ya" 

"Iya pak, pasti aku jagain ibu" jawab Sarah


Baru setengah jalan menuju rumah, tiba-tiba dari arah depan, terdapat sebuah mobil yang melaju sangat cepat dan ugal-ugalan. Sarah bingung harus apa, jadi Sarah memutuskan  berhenti untuk menunggu mobil tersebut lewat. Mobil tersebut melaju semakin tidak beraturan, ntah apa yang salah dengan pengemudi nya. Saat mobil tersebut semakin dekat dengan Sarah, tiba-tiba mobil itu melaju menabrak Sarah dan Joko.


Sarah dan Joko terpental dan jatuh ke dalam jurang, diikuti mobil yang menabraknya. Pikiran Sarah melayang, perasaan nya tidak karuan. Khawatir, takut dan sedih bercampur aduk. Sarah terpisah dengan Joko, Sarah melihat samar-samar Joko jatuh di dekat sebuah pohon besar, sementara Sarah jatuh lumayan jauh dari keberadaan Joko.


Kepala Sarah sangat pusing, berusaha bangun untuk membantu Joko. Tetapi, tidak lama dari itu, mobil yang menabrak mereka berdua jatuh tepat disebelah Joko. Ledakan keras terjadi pada mobil tersebut, api menyambar didekat Joko. Penglihatan Sarah semakin kabur dan kepalanya semakin pusing, Sarah pun pingsan sebelum membantu Joko. 

---

Sarah tak sadarkan diri selama 3 jam lamanya, dan ketika Sarah terbangun, Sarah sudah berada di kamarnya.

Sarah kebingungan, masih berusaha mencerna apa yang telah terjadi kepada dirinya

"Eh Sarah udah bangun ternyata" ucap Bu Neni, tetangganya

"I-iya Bu, Aawww" jawab Sarah sambil memegang kepalanya karena tiba-tiba terasa sakit

Bu Neni yang melihat itu langsung merasa khawatir dengan keadaan Sarah

"Kenapa Sar? Kepalamu sakit ya?" Ucap khawatir Bu Neni

"Iya, tiba-tiba kepala Sarah sakit banget" jawab Sarah sambil menahan rasa sakitnya

"Yaudah kamu tiduran lagi, istirahat dulu, jangan banyak gerak dulu"

Sarah mengangguk lemas

"Nih, minum dulu teh jahe ini" ucap Bu Neni memberikan teh kepada Sarah

Sarah lalu meminum teh jahe tersebut


Tiba-tiba Sarah teringat akan bapaknya, Sarah ingat semua, kejadian saat Sarah dan ayahnya ditabrak.

"Bu Neni, bapak dimana?" Tanya Sarah

Bu Neni terdiam, bingung harus menjawab apa

"Buuu, jawab Sarah" 

"Eeee, bapakmu...."

Sarah memperhatikan Lamat Lamat Bu Neni, menunggu jawaban

"Bapakmu meninggal sar" ucap Bu Neni tak tega

Tubuh Sarah terasa lemas seketika, mulutnya tak sanggup berbicara. Hati Sarah sangat sakit saat ini mendengar kabar itu. Tanpa disadari, air mata mengalir membasahi pipi sarah. Sambil menunduk, Sarah berusaha menguatkan dirinya. Pikirannya melayang, ada rasa menyesal dan kesal terhadap diri sendiri. 'bagaimana bisa dia membuat bapaknya sendiri meninggal, dia tidak bisa menjaga bapaknya dengan baik' banyak hal yang Sarah pikirkan saat ini.

"Buuuu...hiks hiks" tangis Sarah semakin tak terbendung. "Buuu.... Ini karena Sarah buuu"

Bu Neni yang melihat Sarah, berusaha menenangkan Sarah dengan memeluknya.

"Sarah tenang yaa.... Tenangin dulu diri kamu" Ucap Bu Neni berusaha menenangkan Sarah

Sarah berusaha menenangkan dirinya sendiri, tapi hati Sarah sangat sakit, air mata terus mengalir

---

Suasana di rumah Sarah menjadi berduka. Sarah yang sudah membaik, akhirnya bisa pergi keluar kamar untuk melihat keadaan keluarganya. Saat ini bapaknya sudah dimakamkan di pemakaman setempat, ibu dan kakaknya pun sudah pulang ke rumah, sayang sekali Sarah tidak bisa ikut ke pemakaman bapaknya.

"Buu." Panggil Sarah

Tidak ada jawaban

"Buuuu, kakk meli..." Panggil Sarah lagi

Masih tidak ada jawaban. Sarah lalu pergi ke dapur untuk mencari Siti dan meli, kakaknya. Tetapi ibu dan kakak nya tidak ada disana. Tiba-tiba terdengar suara tangis dari dalam kamar Siti, Sarah terkejut dan langsung pergi menghampiri.

Begitu terkejut Sarah melihat Siti menangis tersedu-sedu di atas kasur, Disana  ada meli sedang menenangkan Siti.

"Ibuuu, ibu kenapa?" Tanya Sarah khawatir melihat ibunya yang menangis histeris seperti itu

"PERGIII KAMU DARI SINI" Teriak Siti kepada Sarah sambil menunjuk Sarah

Sarah sangat kaget melihat Siti  membentaknya seperti itu. Padahal selama ini Siti tidak pernah membentak Sarah sampai seperti itu, biasanya jika Sarah membuat kesalahan, Siti menasihatinya baik-baik agar lebih hati-hati lagi dalam melakukan sesuatu.

"I-ibu..." Jawab Sarah terbata-bata, Hati Sarah sakit mendengar Siti membentaknya, air mata sarah hendak turun tetapi Sarah menguatkan hatinya dan berusaha untuk tidak menangis

"Sar, tolong keluar dulu ya. Ibu masih belum bisa menerima kepergian bapak, kakak mau nenangin dulu ibu" ucap meli

Sarah mengangguk lemas dan pergi keluar kamar dan duduk di kursi Reot di ruang tengah.

Begitu sedih Sarah saat ini, ketika mendengar Joko meninggal dan Siti yang menjadi sangat sedih dan tertekan seperti ini. Sarah berharap Siti dapat menerima kepergian Joko, dan tidak sedih lagi.

---

4 bulan kemudian

"Pak, mau beli kue kukus saya pak?. Banyak varian rasanya pak, cuman 3 ribuan aja kok" Ucap Sarah kepada seorang pria

Pria tersebut tidak menjawab, bahkan tidak melirik sedikitpun kepada Sarah

"Duhhh capeknya, mana belum ada yang beli lagi" keluh Sarah


Saat ini Sarah berjualan kue kukus untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Siti yang dulu bekerja sebagai buruh cuci, sekarang bekerja disebuah perumahan di dekat kampungnya sebagai pembantu. Sementara kakaknya bekerja di sebuah pabrik kain diperkotaan dan pulang sebulan sekali.


Semenjak Joko meninggal, Siti banyak berubah. Siti menjadi ibu yang jahat, sering membentak dan menyiksa Sarah. Menyuruh Sarah bekerja susah payah dan diberi makan sekali dalam sehari, itu pun hanya diberi lauk tahu atau tempe saja. Siti selalu menyebut Sarah 'anak pembawa sial' karena Joko yang sangat Siti cintai meninggal ketika bersama Sarah dan disaat hari ulang tahun Sarah.

Dan saat ini Sarah sangat khawatir, sudah 5 jam lamanya Sarah berkeliling menawarkan dagangannya di pelabuhan didekat kampungnya, tetapi belum ada satupun yang membelinya. Sarah takut, Siti akan membentak dan menyiksanya lagi.

"Duhhh. Gimana ya ini, kue aku belum ada yang laku lagi" keluh Sarah khawatir

Tanpa pikir panjang, Sarah berkeliling kembali di sekitar pelabuhan menawarkan kue kukusnya kepada setiap orang yang hendak berpergian atau yang baru berlabuh.


Hari sudah menjelang malam, cahaya matahari mulai memudar. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, waktunya Sarah pulang. Sepanjang jalan pulang, Sarah takut Siti akan menyiksanya. Kue kukus yang dijual Sarah hanya terjual 10 kue, dan masih menyisakan 20 kue lagi.


Akhirnya Sarah sampai di depan rumahnya, Sarah menguatkan hatinya terlebih dahulu, sebelum membuka pintu rumah. Tepat sebelum Sarah membuka pintu, ada seseorang yang terlebih dahulu membuka pintu dari dalam, hal itu membuat Sarah kaget, karena yang membuka pintu itu adalah Siti.

"Pulang juga kamu, kirain gak akan pulang" Ucap Siti

"I-iya Bu" jawab Sarah terbata-bata sambil menunduk

"Mana hasil jualannya?" Tanya Siti

"I-ini Bu, cuman kejual 10" jawab Sarah takut sambil memberika uang hasil jualan kuenya.

Siti menghela nafas panjang

"Kamu pikir dengan uang 30 ribu, kita bisa makan enak?" Ucap Siti penuh penekanan

Sarah tetap menunduk

Tak selang lama, tangan Siti melayang menampar Sarah. Membuat Sarah kesakitan sambil memegang pipinya. Sarah berusaha menahan air matanya yang hendak turun, berusaha tetap kuat menghadapi ini.

"Sanah beresin dapur, tadi bekas piring pecah belum dibersihin, sama sekalian siapin makan malam" ucap Siti memerintah.


Sambil merasa kesal, Siti melangkah masuk. Sarah menyusul dan langsung masuk ke kamarnya untuk beristirahat sebentar.

Sarah merebahkan tubuhnya di atas kasur, pandangannya melihat keatas sambil menahan sakit hatinya setelah dimarahi oleh Siti. Kehidupan Sarah berubah banyak, saat Joko masih ada, keluarga ini sangat hangat dan penuh dengan senyuman. Banyak yang Sarah pikirkan dalam lamunannya, hingga tanpa sadar, Sarah tertidur.

"Aaaaawwwww, SARAHHHH" Teriak Siti.

Teriakan siti yang sangat kencang, mengagetkan Sarah sehingga membuat Sarah terbangun dari tidurnya. Sarah langsung bangun dan lari menuju sumber suara.

Sarah terkejut melihat Siti terduduk di dapur. Tanpa pikir panjang, Sarah membantu Siti berdiri dan membantunya berjalan menuju ruang tengah. 

"Aduhhhh, kamu ini kemana aja sih, tadi kan disuruh bersihin dapur" Ucap Siti marah

"Ma-maaf Bu, tadi Sarah ketiduran, Sarah capek"

"Kamu pikir kamu aja yang capek, Hah?" Ucap Siti 

"Maaf Bu" ucap Sarah tertunduk

"Emang dasar anak bawa sial, disuruh apa-apa gak ada yang becus. Kamu contoh kakak kamu, dia rajin dan bisa kerja di kota, setiap pulang rajin beres-beres rumah, sementara kamu cuman bisa nyusahin sama bawa sial aja" Marah Siti

Sarah tidak menjawab, dan tetap menunduk

"Sana ambilin obat merah di lemari kamar" perintah Siti

Sarah mengangguk, dan langsung pergi mengambil obat merah


Didalam kamar,Sarah bingung obat merah yang dimaksud disimpan dimana. Lalu dia membuka lemari baju, disitu hanya ada tumpukan baju. 

"Eh ini kan baju-baju bapak" ucap Sarah pelan

Sarah melihat banyak baju baju Joko didalam lemari itu, Di antara baju-baju itu, Sarah melihat sebuah benda yang dibungkus oleh kertas berwarna coklat. Sarah lalu mengambil benda tersebut.

Di bungkusnya terdapat tulisan, 'untuk sarah'. Sarah terkejut dan bingung, 'kenapa namanya ada disitu', 'apa benda ini untuknya?'. Sarah berniat untuk menyimpan benda itu kembali, tapi akhirnya Sarah memasukan benda tersebut kedalam saku celananya dan membawanya. Tanpa pikir panjang, ia melanjutkan mencari obat merah untuk Siti.

"Lama bener" Ucap Siti

"Maaf Bu, tadi obat merahnya nyelip didalem laci" 


Sesudah memberi obat merah kepada ibunya, Sarah pergi masuk ke kamar dan menyimpan benda tadi, dan langsung pergi membersihkan dapur. Sarah berniat membuka benda tersebut sesudah membersihkan dapur.


Pukul sudah menunjukan pukul 10 malam, tapi hingga saat ini Sarah belum makan sedikit pun. Sementara Siti sudah makan sejak pukul 8 malam. Sarah takut Siti memarahinya lagi ketika ia mengambil makan tanpa izin. 

"Sepertinya, malam ini aku gak akan makan" ucap Sarah lemas

 Tiba-tiba Sarah teringat akan benda yang ditemukannya di kamar Siti. Sarah langsung mengambil benda tersebut, dan pelan pelan membukanya.


Betapa terkejutnya Sarah melihat isi benda yang dibalut oleh kertas berwarna coklat tersebut. Sebuah kalung yang sangat cantik, dengan liontin berbentuk bintang berwarna perak. Sarah sangat terpesona dengan kalung tersebut. Entah kenapa, ketika Sarah melihat kalung tersebut, hati Sarah menjadi lebih tenang dan pikirannya menjadi ringan.


Saat hendak mengeluarkan kalung tersebut, ada sebuah kertas yang terjatuh. Sarah mengambilnya lalu membaca isi kertas tersebut.


'Sarah, selamat ulang tahun. Dihari ulang tahun kamu yang ke 14 ini, bapak berharap kamu sehat selalu, panjang umur dan Selalu bahagia. Maaf bapak cuman bisa ngasih kalung itu, maaf kalungnya bukan kalung emang ataupun kalung mahal. Bapak hanya bisa membeli seharga kalung itu,maafkan bapak Sar. Ini kado dari bapak untuk kamu, seperti liontin di kalung itu, bapak harap kamu bisa menjadi bintang yang bersinar dan cantik. Banggakan bapak sama ibu ya.

Semoga kamu bisa menemukan kado yang kedua setelah sukses menjadi musisi nanti, kado yang kedua dari bapak akan membuat kamu belajar banyak, semua keluh kesah perjuangan kamu pasti bisa kamu lalui, yang terpenting selalu bahagia, Sarah.

Mungkin itu saja yang bisa bapak sampaikan di surat ini, karena bapak gak enak sama Bu Neni yang nulisin surat ini. Hahaha'


Tanpa disadari, Sarah menangis tanpa suara, hati Sarah sedih setelah membaca surat ini. Ternyata, kado yang akan diberikan Joko saat itu ialah ini, kalung yang sangat cantik dan indah. Selama 4 bulan lamanya sarah penasaran akan kado yang akan diberikan oleh Joko.


Sesuai permintaan Joko, Sarah bertekad untuk menggapai cita-citanya menjadi musisi. Sarah memang sangat suka musik, biasanya Sarah selalu menyempatkan waktu untuk berlatih bernyanyi. Tekad nya untuk menjadi musisi semakin kuat ditambah dengan semangat dari Joko disana. Sarah pasti akan mendapatkan kado kedua dari Joko. 

"Aku pasti akan menjadi musisi" ucap semangat Sarah sambil mengepalkan tangannya

---

Ayam jago berkokok sangat kencang, membuat Sarah yang sedang terlelap seketika terbangun dan perlahan mempersiapkan diri untuk menjalani hari ini.

Ayam berkokok merupakan alarm yang sangat efektif bagi Sarah, ayam ayam tetangga yang selama ini membangunkan Sarah untuk segera beraktivitas.


Sarah lalu mengikat rambut panjangnya, dan segera keluar kamar dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Semenjak Joko meninggal, Sarah selalu bangun pukul 04.00. Sarah harus membuat dan mempersiapkan kue kukus untuk jualannya nanti, meskipun upah dari berjualan kue tidaklah banyak, setidaknya Siti tidak semarah jika Sarah tidak menghasilkan uang.


Pukul 06.00 setelah Sarah selesai membuat kue, Sarah lalu membereskan seisi rumah dan memasak, semua pekerjaan rumah Sarah yang kerjakan, meskipun keadaan keluarga Sarah saat ini sangat susah, ia sangat bersyukur masih memiliki rumah gubuk yang bisa menampungnya untuk tidur. 


Sekitar pukul 08.00, Sarah sudah siap untuk berkeliling berjualan kue kukusnya. Meskipun Sarah yang memasak, tetapi Sarah tidak berani untuk memakannya. Pernah suatu ketika Sarah makan mendahului ibunya tanpa meminta izin, Sarah disiksa dan pundaknya dipukul oleh rotan hingga lebam. Memikirkan itu saja, membuat Sarah takut setengah mati. Sehingga sejak saat itu, Sarah tidak berani untuk berbuat sesuatu tanpa pengetahuan Siti.


Setelah semua hal telah dipersiapkan, Sarah lalu pergi berkeliling di kampungnya. Biasanya terdapat orang-orang yang membeli kue kukus untuk sarapan kepada Sarah. Jadi sebelum berjualan di pelabuhan, Sarah berkeliling kampung terlebih dahulu. 

"Kueeee kueeeeee" ucap Sarah berteriak menawarkan dagangannya

Sarah sudah menawarkan kue nya sampai ke kampung sebelah. Setelah kurang lebih 20 menit berjalan, Sarah melihat sebuah bagunan yang unik dan membuatnya tertarik. 

Bangunan tersebut memiliki tipe bangunan Eropa,yang berbeda diantara rumah rumah warga disekitar, dihalaman depannya terdapat sebuah patung manusia yang sedang memegang biola, serta terdapat banyak tanaman hias yang sangat indah. Rumahnya sangat besar dan unik.

"Oiilagi apa?" Ucap seorang pria mengagetkan Sarah

"Hahhh" kaget Sarah sambil melihat sumber suara


Sarah langsung menoleh, dan melihat seorang pria yang terlihat seumuran dengannya. Pria tersebut memiliki kulit yang agak gelap berambut hitam keriting, sepertinya ia bukan orang asli sini.

"Oiiii, kamu jualan apa?" Tanya pria tersebut

"Ehhhh, a-aku jualan kue kukus, mau beli?" Tawar Sarah

"Hmmmm... Boleh, masuk dulu. Aku mau manggil ibuku dulu" ucap pria tersebut

"I-ini rumah kamu?" Tanya Sarah menunjuk rumah yang unik tersebut

"Iya, kenapa emang?" Tanya pria tersebut bingung

"Hah... Eh, gapapa kok" jawab sarah


Sarah lalu mengikuti pria tersebut untuk masuk, Sarah menunggu di halaman rumahnya, sementara pria tersebut langsung masuk ke rumahnya


Tidak lama, dari dalam rumah tersebut Muncul seorang wanita yang sangat cantik, tinggi dan anggun. Wajahnya putih bersih dan berambut pirang sebahu. Sarah terpukau melihatnya.

"Wahhhh buleee" ucap Sarah tanpa sadar saking terpesonanya


Pria dan wanita tersebut lalu tertawa kencang mendengar perkataan Sarah. SSarahyang tersadar langsung tersipu malu, dan menunduk

"Siapa nama kamu nak?" Tanya wanita tersebut lemah lembut

"Na-namaku sar-sarah" Ucap Sarah grogi

"Ohh sarahhh. Nama Tante Claire aysila. Dan ini anak Tante namanya Gabriel Giotto" ucap Claire 


Sarah lalu bersalaman dengan Gabriel dan Clare. Sarah begitu terpesona dengan ibu dan anak ini. Dari luar saja auranya sangat menyentuh hati

"Kamu jualan apa?" Tanya Claire 

"A-aku jualan kue kukus Tante" jawab Sarah

"Oh kue kukus, Tante sangat suka. Kamu bawa berapa?" Tanya lemah lembut Claire

"Aku bawa 30 Tante, satunya 3 ribu" jawab Sarah

"Kalau begitu Tante beli semua ya"

"Se-semua Tante? Serius?" Tanya Sarah tidak percaya

"Serius dong, masuk dulu yuk. Sekalian Tante mau ngambil piring buat kue nya" ajak Claire


Gabriel,Sarah dan Claire pun masuk. Sejak Sarah masuk ke rumah itu. Sarah seakan masuk kedalam surga, ternyata didalam rumahnya dipenuhi berbagai macam alat musik, mulai dari piano,biola hingga alat musik tradisional Indonesia, semua rapih tertata.

"Duduk dulu ya Sarah" ucap Claire.

"Iya Tante, makasih" jawab Sarah

Lalu Claire pergi menuju dapur, disusul Gabriel untuk membantu Claire.


Sarah tidak berhenti terpesona dengan banyaknya alat musik di rumah Claire. Dan mata Sarah terhenti saat melihat piano berwarna putih yang mengkilat.

Tubuh Sarah perlahan menuju ke piano tersebut, Sarah lalu duduk di kursi piano tersebut.


Sarah pernah membaca buku tentang cara memainkan piano, dan Sarah masih mengingat sepenuhnya di dalam kepalanya. Lalu tanpa sadar, tangan Sarah menekan setiap not piano dengan lembut menimbulkan melodi yang sangat indah. Sarah memainkan sebuah melodi yang berjudul Kiss the rain, karya yiruma. 


Ternyata sejak Sarah memainkan pianonya, Claire dan Gabriel sudah memperhatikan Sarah sangat lekat, Kagum dengan bakat Sarah.


Setelah Sarah selesai memainkan pianonya, Sarah segera kembali ke tempat duduk. Tetapi saat melihat ke arah kursi, Gabriel dan Claire sudah duduk disana memperhatikan Sarah dengan senyuman. Lalu Gabriel dan Claire bertepuk tangan dengan semangat.

"Waaaaaa, Sarah. Kamu keren bangetttt" ucap Gabriel sambil mengacungkan dua jempolnya


Sarah tersipu malu mendengarnya, lalu Sarah berjalan menuju kursi. Sarah sangat malu karena menyentuh barang orang lain tanpa izin. Dia sangat tidak sopan,pikirnya

"Maaf Tante, Sarah sangat minta maaf. Sarah tadi memainkan piano tanpa izin. Sarah minta maaf" ucap Sarah tertunduk malu

"Tidak apa-apa kok Sarah. Justru Tante terpesona banget loh, dengan bakat kamu main piano tadi. Padahal kalau bisa, kamu mainin lagi lagu lain, keren banget" ucap Claire bersemangat.

Semakin dipuji, Sarah semakin tersipu

"Ah enggak Tante" ucap Sarah malu-malu

Claire tertawa kecil melihat tingkah Sarah

"Tante, ini kue nya ditaro dimana?" Ucap Sarah mengalihkan pembicaraan

"Oh iya, taro dipiring ini aja" ucap Claire sambil memberi 3 piring kepada Sarah

Sarah lalu menyusun kue nya diatas piring

"Ini Tante, sudah" ucap Sarah selesai menyusun kue

"Iya baik, Tante mau coba satu dulu ahhh" ucap Claire memilih kue kukus mana yang hendak dimakan

Claire sebagai orang yang sangat suka kue, terkejut ketika mencicipi kue Sarah

"Wawww, Sarah. Ini enak bangettt, Tante sukaa" ucap Claire

"Ah terima kasih Tante" jawab Sarah

"Hmmm. Kalau boleh, Tante mau pesen kue kukus kamu setiap hari, 30 kue, kalau bisa 50 kue.bisa?" Ucap Claire. Sarah terkejut mendengarnya

"Eeee, bisa kok Tante, bisa bangettt" ucap Sarah

Claire tersenyum. "Mulai besok, kamu antar kesini 50 kue kukus ya, Tante butuh buat murid murid Tante soalnya. Besok Tante mulai ngajar soalnya,jadi mau ngasih kue buat cemilan murid Tante. Hehe" ucap Claire

"Siapp Tante, besok pagi aku akan antar 50 kue kesini" jawab Sarah sambil memberi hormat bak sedang upacara


Saat Sarah sudah sampai dirumahnya, Sarah kaget ketika melihat keberadaan meli yang sudah pulang.

"Heh kamu, ucap salam dong kalau pulang" ucap meli

Sarah menunduk lalu memberi salam

"Gimana, habis kue nya?" Tanya meli

"I-iya habis kak" jawab Sarah tertunduk. Selain Siti yang selalu menyiksanya, meli juga selalu menyiksanya, Malah meli yang lebih parah

"Tadi pagi, sebelum ibu pergi kerja. Ibu bilang kalau kamu gak pernah ngasih makan enak ke ibu, bener?" Ucap meli

"Ma-maksudnya kak?" Tanya heran Sarah

"Halah, pura pura gak tau. Emang anak bawa sial ini harusnya mati waktu itu" ucap meli lalu mengambil rotan

Sarah tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa pasrah ketika tau kalau meli hendak menyiksanya. Pukulan-pukulan kencang melayang di punggung, kaki dan paha Sarah. Sarah berusaha kuat menahan sakit itu. Sampai akhirnya meli berhenti memukulnya, dan pergi. Sarah berjalan pincang menuju kamar.


Dikamar, Sarah menangis tanpa suara. Derita yang dialami Sarah sangat menyakitkan, tapi Sarah harus selalu menjalani hidupnya. Ia tidak mau mengecewakan Joko.


Setiap hari,Sarah selalu mengirimkan kue pesanan Claire ke rumahnya. Setiap senin-jumat,kue tersebut dibagikan kepada murid-murid Claire. Sementara Sabtu dan Minggu, Claire selalu membagikan kuenya kepada anak yatim piatu. Claire merupakan seorang guru musik, ia sudah menikah tapi belum mempunyai anak sampai suaminya meninggal. Dan karena Claire sangat ingin memiliki anak, Claire mengadopsi Gabriel di panti asuhan terdekat. Dan karena kecintaannya kepada musik dan budaya Indonesia. Sejak satu tahun yang lalu, ia belajar bahasa Indonesia dan baru satu Minggu yang lalu ia pindah ke Indonesia. Gabriel yang berusia 16 tahun, juga menyukai budaya Indonesia dan belajar bahasa Indonesia seperti Claire, ia sangat menyukai musik, dan sangat suka bermain gitar.


Setiap Sarah mengantar kue ke rumah Claire, Sarah selalu diajak untuk belajar musik. Claire dan Gabriel tau kalau Sarah juga memiliki bakat di bidang musik, oleh sebab itu Claire mengajak Sarah untuk belajar bersama dengan yang lainnya. 


Sudah 2 Minggu berlalu, Sarah selalu ikut belajar musik bersama Claire. Kemampuan Sarah bermusik semakin bagus.

"Terima kasih Tante, Gabriel. Sarah pamit dulu" ucap Sarah. Setiap Minggu Sarah selalu membantu membersihkan ruangan tempat mereka berlatih, sebagai ucapan terima kasih. Sarah hanya bisa sekedar membersihkan ruang latihan

"Tante Anter ya Sarah, ini sudah pukul 7 loh" ucap Claire menawarkan

"Oh gak usah Tante, Sarah bisa sendiri kok. Gak jauh juga" jawab Sarah

Claire tau Sarah bukan anak yang manja, ia sudah menganggap Sarah sebagai anaknya

"Yasudah, hati hati dijalan ya" ucap claire

"Iya Tante, terima kasih banyak" jawab Sarah


Sarah sampai dirumah pukul 8 malam. Jarak rumah Sarah dan rumah claire memang dekat, tapi ia harus pergi ke toko terlebih dahulu, untuk membeli bahan untuk membuat kue esok hari.


Sesampainya dirumah, Sarah takut sekali. Ia tau kalau meli dan Siti akan menyiksanya, tapi ia selalu takut  ketika hal tersebut terjadi lagi.

"Bagus ya. Pulang malem terus" ucap Siti ketika Sarah membuka pintu

"Dasar, anak bawa sial" ucap meli

"Maaf Bu, kak. Tadi sarah---"

"Alahhh, alesan lagi. Ibu tadi denger dari tetangga, kalau kamu itu suka ikut belajar musik kan di rumah bule itu" ucap Siti memotong ucapan Sarah

Sarah diam menunduk

"JAWABBBB!" Marah Siti

"I-iya Bu" jawab Sarah

"Kamu itu ya, udah tau keadaan keluarga tuh kayak gini. Kita ini tinggal dikampung, gak ada gunanya ngejar cita-cita. Akhir-akhir nya juga ke dapur juga" ucap Siti

"Ta-tapi Bu kenapa? Sarah ingin jadi musisi" ucap Sarah sambil menahan tangis

"Masih nanya kenapa? Hidup susah begini jangan sok-sokan jadi musisi. Bisa hidup cukup aja susah, ini mau jadi musisi. Makin susah hidup keluarga ini. Sekarang kamu pilih, kalau kamu tetep mau jadi musisi, kamu pergi dari rumah ini. Jangan berani berani balik lagi kesini" ucap Siti marah

Mendengar itu dari Siti. Membuat Sarah sedih dan sakit hati, air mata nya tak terbendung lagi. Sarah amat menahan tangisnya. Sarah kesal dan sedih, ia berlari masuk ke kamarnya.


Dikamar, Sarah sangat sedih. Siti yang sangat disayanginya mengatakan hal seperti itu. Semalaman Sarah memikirkan apa jalan terbaik yang harus dilaluinya, sampai akhirnya Sarah memutuskan untuk pergi dari rumah. Batin sarah sangat meminta maaf kepada Joko, karena ia tidak menjaga Siti dengan baik, dan malah memilih untuk pergi.

"Maupilih pergi kamu?" Ucap Siti ketika melihat Sarah membawa ransel

Sarah diam menunduk

"Dasar anak gak tau diri, anak bawa sial" ucap Siti

Sarah tidak menghiraukan Siti, dan langsung pergi keluar.

"Awas aja kamu kalau berani-beraninya pulang" teriak Siti

---

Pukul 10 malam, Sarah pergi keluar rumah. Sarah tidak tau harus kemana, dengan membawa bekal uang seadanya dari hasil berjualan kue. Sarah tidak sadar kalau Sarah berjalan dan sampai didepan rumah Claire. Saat berjalan tadi, Sarah memikirkan banyak hal. Rasa sedih dan rasa takut terus menghantuinya.

"Eh sarahhh..." Panggil Claire dibelakang Sarah

"Eh Tante, selamat malam" ucap Sarah berusaha tidak terlihat sedih

"Kamu mau kemana Sar? Bawa tas begitu" tanya Claire panasaran

Sarah terdiam dan menunduk. Claire tau kalau ada yang salah melihat Sarah seperti itu.

"Sarahhh, gapapa. Cerita aja sama Tante. Mungkin Tante bisa bantu" ucap Claire menghibur Sarah

Sarah mengangguk

"Masuk yuk" ajak Claire. 


Akhirnya Sarah menceritakan semuanya dari awal. Mulai dari keadaan keluarganya, sifat Siti dan segalanya. Claire yang mendengar itu, begitu tersayat hatinya. Bagaimana bisa anak seumuran Sarah bisa tahan akan semua itu, dia sangat takjub dengan Sarah

"Sarah, kamu tinggal sama Tante ya, mau?" ucap Claire

Sarah terkejut mendengar tawaran Claire. Air matanya tidak tahan lagi akan semuanya, malam itu Sarah menangis mengeluarkan semua kesaktiannya. Tangis Sarah pecah saat itu, bebannya selama ini mulai berkurang.


Sudah sekitar 2 Minggu Sarah tinggal bersama Claire & Gabriel. Sarah tidak berani pergi jauh, karena takut akan bertemu Siti atau meli. Jadi Sarah hanya berdiam diri di rumah Claire sambil membantu membereskan pekerjaan rumah untuk meringankan beban Claire.


Suatu ketika, ketika Sarah dan Gabriel berlatih seperti biasa. Gabriel mengatakan sesuatu yang membuat Sarah kaget.

"Eh Sarah, kamu mau ikut gak?" Ucap Gabriel

"Ikut?" Tanya Sarah bingung

"Iya ikut. Aku mau bikin band, kamu mau ikut gabung gak? Suara kamu bagus banget soalnya, kamu bisa jadi vokalis di band ini" ucap Gabriel

Sarah terkejut dengan ajakan Gabriel. 'apa ini awal jalanku' batin Sarah

Sarah mengangguk semangat, ia berharap ini adalah jalan pertamanya untuk bisa menggapai mimpinya

Gabriel tersenyum lebar mendapat jawaban dari Sarah

"Eh tapi,cuman berdua?" Tanya Sarah

"Enggak kok. Bertiga, kamu tau kan ibuku suka ngasih sumbangan ke panti asuhan" ucap Gabriel. Sarah mengangguk

"Nah, ada salah satu anak seumuran sama kita di panti asuhan namanya Windi, Windi itu punya bakat di bidang musik, ibuku juga sering ngajarin anak itu. Aku sama Windi udah sepakat buat bikin band" jelas Gabriel

"Ohhh gitu, ayok aku mau bangett" semangat Sarah


Setiap hari Sarah, Gabriel, dan Windi selalu berlatih. Mereka bertiga berencana untuk ikut lomba di Jakarta, sekitar bulan September mereka akan pergi ke Jakarta. Masih ada waktu sekitar 2 bulan.

Diruang latihan, Sarah, Gabriel dan Windi sedang beristirahat setelah berlatih

"Kita nanti nyanyi lagu apa ya" tanya Gabriel

"Hmmmm, apa ya" bingung Sarah

"Kalau menurut kamu Win?" Tanya Gabriel pada Windi

Tak ada jawaban dari Windi. Gabriel dan Sarah bingung melihat Windi yang seperti itu, padahal biasanya Windi itu yang paling bersemangat dan ceria, tapi sekarang Windi terlihat sedih dan tak banyak bicara.

"Kamu kenapa win?" Tanya Sarah

Windi diam tak menjawab

"Windiii, aku memang gak berhak tau masalah kamu, tapi jika kamu butuh teman curhat. Aku selalu ada kok" ucap Sarah tersenyum tulus

Melihat senyuman Sarah, membuat hati Windi tenang

"Hari ini, tanggal 15 Juli. Adalah tanggal dimana orang tua ku meninggal lima tahun lalu, dan aku sedih, karena setelah 5 tahun lamanya, aku gak bisa mengurus dan menjaga makam kedua orangtuaku" ucap sedih Windi 

"Kenapa?" Heran Gabriel

"Karena kedua orangtuaku meninggal pada saat kecelakaan pesawat, dan tidak ada yang bisa menemukan tubuhnya hingga sekarang" ucap Windi. Gabriel dan Sarah merasakan apa yang dirasakan Windi, hatinya ikut sedih dan sakit

"Waktu itu kedua orang tuaku hendak pergi kesini bertemu aku dan nenek, aku sangat senang. Tapi, ketika mendengar kabar orangtuaku meninggal, sejak saat itu aku selalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Nenek yang sudah sakit-sakitan pun meninggal 1 bulan kemudian" ucap Windi tertunduk

"Win, semangat ya. Kalau kamu begini, pasti orang tua kamu sedih" ucap Gabriel. Sarah menggangguk. 

"Iya win, kalau kamu ingin ngebuat orangtua kamu bangga, kamu harus bisa menggapai cita-cita kamu" hibur Sarah

Windi mengangguk semangat. "Iya, aku pasti bisa sukses, pasti" semangat Windi.

Mereka bertiga lalu melanjutkan latihannya

---

3 bulan berlalu

Star Band, nama band Sarah,Gabriel dan windi. mereka akhirnya terbang ke Jakarta untuk mengikuti lomba. Sarah yang semakin jauh dari keluarganya merasa sedih. Saat ia hendak pamit untuk pergi, saat itu Siti dalam keadaan sakit, Sarah tidak tega untuk pergi, tapi Siti yang sudah terlanjur kecewa pada Sarah tetap tidak mau berbicara pada Sarah. 


Band mereka tidak berkembang. Mereka sudah mengikuti sekitar 10 lomba, dan mereka tidak pernah menang. Juri di setiap lomba selalu mengatakan bahwa masalah terdapat pada vokalis, yaitu sarah.


Windi, Gabriel dan Sarah sudah bingung dan tidak tau harus bagaimana. Uang yang mereka simpan hanya cukup untuk tinggal sekitar 1 bulan lagi, untung saja Claire memiliki rumah di Jakarta, sehingga Sarah, Windi dan Gabriel tidak perlu bingung membayar tagihan rumah.

"Ini semua pasti gara-gara kamu Sarah" ucap Windi marah

"Hah?" Kaget Sarah

"Kamu kan terkenal sebagai anak bawa sial, ibu kamu aja bilang begitu" Ucap Windi.

Ucapan Windi sangat menyakiti hati Sarah, bagaimana bisa sahabatnya yang selama ini selalu bersama mengatakan hal seperti itu

"Win, udah" ucap Gabriel menenangkan Windi

"Emang bener kan. Semua juri disetiap perlombaan, selalu mengatakan kalau masalah star band ini ada pada vokalis, yaitu kamu Sar" ucap Windi dengan nada tinggi

Sarah tertunduk tak menjawab

"Udah Windi, cukup. Sarah, kamu pergi ke kamar kamu dulu" ucap Gabriel


Tidak banyak bicara, Sarah lari menuju kamar untuk menenangkan dirinya.

Dikamar, Sarah menangis sejadi-jadinya,  Mengingat perkataan Windi yang menyakitkan. Tapi Sarah berusaha untuk tegar, ia tidak mau marah pada Windi, sahabatnya.


Untuk menenangkan pikirannya, Sarah mengambil gitar dan mulai menyanyi. Selama ini, Sarah sudah membuat sebuah lagu yang menceritakan perjalannya sejak awal hingga kini.

"Menangis lah, menangislah. Lepaskan segala bebanmu....." 

Sarah menyanyi dengan lembut dan sangat menghayati. Tanpa disadari, Gabriel memperhatikan nya sejak awal. Setelah menenangkan Windi, Gabriel menyusul Sarah untuk melihat keadaannya, dan Gabriel sangat kagum dengan nyanyian Sarah. Ia merasa tersentuh dengan lagu buatan Sarah

"Sarahhh" panggil Gabriel

Sarah kaget dan langsung menoleh

"Ehhh, Gabriel" jawab Sarah

"Kamu gapapa kan sar?" Tanya Gabriel khawatir

"Oh, gapapa kok. Meskipun sakit hati sih, tapi gapapa. Windi kayak gitu pasti lagi sedih karena kita selalu kalah dalam audisi" jawab Sarah

Gabriel mengangguk "eh, tadi lagu buatanmu ya?" Tanya Gabriel

"I-iyaa, itu aku buat dari satu bulan lalu" jawab Sarah

"Gilakkkkkk, keren banget loh sar." Puji Gabriel. Sarah tersipu malu mendengarnya

"Gimana kalau buat lomba selanjutnya, kita pakai lagu kamu aja. Jujur, tadi pas aku denger lagu kamu. Merinding banget loh, keren Abisss" ucap Gabriel

Sarah diam sejanak, berusaha memikirkan apa ide Gabriel itu bagus.

"Ayok, aku setuju" ucap Sarah semangat


Hubungan Sarah dan Windi sudah membaik. Sarah, Windi dan Gabriel berencana untuk ikut lomba yang diadakan oleh kementrian, pemenangnya akan bisa pergi ke jepang untuk perwakilan Indonesia melawan negara lain. Dan berdasarkan pengalaman pemenang tahun-tahun lalu, Band yang menang audisi dari kementerian ini biasanya akan menjadi terkenal dan sukses. Lomba tersebut diadakan tanggal 20 Desember, hari dimana Sarah berulang tahun.

---

Tanggal 20 Desember, akhirnya tiba. Waktunya star band membuktikan bakat mereka. Mereka sepakat untuk membawakan lagu ciptaan Sarah yang berjudul 'langkah menuju bahagia'. Seperti biasa, Sarah akan menjadi vokalis, Gabriel pemain gitar dan Windi bermain piano


Di tempat audisi. Sarah, Gabriel dan Windi melihat penampilan peserta lainnya. Penampilannya sangat bagus dan keren. Mereka bertiga sempat merasa minder dan takut kalah. Tapi dengan tekad kuat, mereka akan menghadapinya.


Setelah 2 jam menunggu, sekarang waktunya band Mereka tampil, Star Band.

"Ini dia star band" ucap MC acara tersebut. Tepuk tangan meriah terdengar sangat kencang


Mereka bertiga sudah siap akan segalanya, Sarah menarik nafas dalam-dalam agar tidak terlalu grogi. Lalu mereka bertiga pun mulai menampilkan penampilan terbaiknya.


3 jam berlalu sejak mereka tampil, Waktunya pengumuman band mana saja yang masuk ke babak selanjutnya, dan betapa terkejutnya Sarah, Gabriel dan Windi. Star band menjadi band paling favorit dan masuk ke babak selanjutnya. Mereka bertiga tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, senyum selalu terpampang di wajah mereka. Setelah sekian lama, akhirnya star band bisa lolos ke babak selanjutnya. 

---

Star band terus berkembang dan selalu masuk ke babak selanjutnya dalam lomba tersebut. Hingga akhirnya star band masuk kedalam babak final. Dua band yang tersisa termasuk star band harus menampilkan lagu ciptaan masing-masing band.


Saat waktu final tiba, Sarah, Windi dan Gabriel sudah menyiapkan lagu terbaik yang sudah mereka ciptakan secara matang. Mereka berharap, dengan lagu ini bisa membawa mereka pada kesuksesan


Akhirnya, setelah star band menampilkan penampilan terbaiknya,ini waktunya penentuan pemenang. 


"Baik, kedua band telah menampilkan penampilan terbaiknya, dan hanya ada satu band yang akan menjadi pemenang. Langsung saja, pemenangnya adalah......" Ucap MC tersebut

Jantung Sarah berdetak sangat cepat dan  tangannya sangat dingin. Ia harap star band bisa menang dan bisa terus berkembang.

"Selamat kepada star band" ucap lantang MC tersebut

Semua orang bersorak meriah, termasuk Sarah, Gabriel dan Windi. Senyuman merekah terpampang jelas di wajah mereka, pengorbanan selama ini akhirnya membuahkan hasil.


Sarah sangat senang sekali. Sepertinya kado kedua dari Joko sudah didapatkan oleh Sarah. Bukan kemenangan di audisi ini, tapi perjalanan Sarah hingga dapat sampai dititk ini. Semua senyuman sahabat baiknya merupakan hasil dari pengorbanan selama ini, beban di tubuh Sarah untuk bisa mendapatkan kado kedua Joko sudah ringan. Sarah yakin bahwa Joko sangat senang melihat Sarah bisa mencapai cita-cita nya.

'aku berhasil, bapak' batin Sarah

---

1 tahun kemudian

Star band semakin terkenal, bukan hanya terkenal di Indonesia, star band juga sering mendapat undangan untuk tampil di luar negeri.


Meskipun sudah sukses, setiap hari Sarah selalu mengingat Siti, ia berencana hendak pulang hari ini untuk menjenguk Siti. Setiap hari ia mengirim pesan kepada Siti, tapi tidak ada balasan


Sesampainya Sarah di kampung halamannya, Sarah langsung pergi ke rumahnya, rumah gubuk tempat Sarah dulu tinggal. Tetapi, Sarah tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Siti ataupun meli


"Eh,Sarah ya?" Tanya Bu Neni 

"Eh Bu RT Neni, iya ini Sarah Bu" jawab Sarah

Bu Neni tertawa "saya sudah bukan RT lagi disini, kamu nyari siapa?" Tanya Bu RT.

"Saya nyari ibu saya Bu, ada dimana ya?" Tanya Sarah

Bu Neni diam sejenak

"Sarah gak tau?" Tanya Bu Neni . Sarah bingung, mengapa Bu Neni bertanya seperti itu

"Tau apa?" Bingung Sarah

"Ibumu, sudah meninggal 5 bulan yang lalu" ucap Bu Neni 


Mendengar itu, Sarah merasa seperti tersengat listrik dalam sekejap, kakinya lemah hingga ia terjatuh, tak sanggup untuk berdiri. Sarah tak sanggup menghadapi kenyataan ini.


Ia menyesal, sangat menyesal. Kalau saja, ia pulang sejak dulu, mungkin ia bisa melihat dan merawat Siti untuk terakhir kalinya. Tapi takdir berkata lain, ia terlambat.


Bu Neni membawa Sarah untuk duduk, menepuk punggungnya agar lebih tenang.

"Kenapa bisa buk?" Tanya Sarah dalam tangisnya

"Ibumu sebenarnya terkena kanker otak, tapi baru diketahui  1 bulan sebelum ibumu meninggal. Penyakit kanker nya sudah parah, dan dokter menyarankan untuk dirawat dan menjalani pengobatan" Bu Neni diam sejenak

"Tapi karena keadaan ekonomi, ibumu memutuskan untuk tidak menjalani pengobatan, dan tetap menjalani harinya seperti biasa, sampai suatu hari. Bu Neni, menemukan ibumu sudah meninggal tergeletak di lantai" terang Bu Neni

"Tapi, dimana kak meli buk?" Tanya Sarah

"Meli meninggalkan ibumu, ketika mengetahui kalau ibumu berpenyakit, ia tak mau mengurus ibumu dan memilih pergi dengan pacar kayanya dari kota" ucap Bu Neni


Mengetahui kenyataan itu, hati Sarah sangat sakit. Sarah sangat menyalah dirinya sendiri.

"Eh iya. Bu Neni ada titipan dari ibumu, sebuah surat" ucap Bu Neni

"Surat?" Heran Sarah

Bu Neni mengangguk "iya, satu Minggu sebelum meninggal. Ibumu memberikan surat untukmu kepada ibu"

Lalu Bu Neni pergi mengambil suratnya ke rumah dan kembali lagi memberikan kepada Sarah. Tidak lama, Sarah langsung membuka surat tersebut dan membacanya


'Sarah, ini ibu. Apa kabar kamu? Apa kamu sudah sukses nak?. Sarah, maafkan ibu. Ibu sudah jahat kepadamu. Tolong kamu jangan menyesal akan segalanya, jalan yang kamu pilih sudah sangat benar. Jika kamu memilih untuk diam, mungkin kamu tidak akan bisa menggapai cita-cita kamu. Semua yang kamu pilih, itu merupakan jalan terbaik. Jangan bersedih lagi dan tetap kuat ya, Sarah. Ibu selalu ada bersamamu.


Tangis Sarah pecah saat itu, ia berusaha untuk tetap kuat. Sarah menepuk-nepuk dadanya, terasa sesak. Bu Neni yang ada disana, menenangkan Sarah yang menangis.

---

2 tahun kemudian

Semua pengorbanan Sarah sangat membuahkan hasil, star band sudah menjadi band yang terkenal diseluruh dunia. Star band sudah mengeluarkan banyak album dan melakukan konser diberbagai belahan dunia.


Setiap langkah dan jalan yang dipilih Sarah. Ia selalu ingat akan pesan dari Siti, bahwa semua jalan yang dipilih Sarah merupakan jalan terbaik. Meskipun kedua orangtua Sarah sudah meninggal, Sarah tetap bisa bahagia bersama sahabatnya dan para fans yang selalu mendukungnya.


Kado kedua dari Joko sangat memberi pelajaran bagi Sarah, semua yang didapat dan pernah dilalui Sarah, ia tidak akan pernah lupakan. 'Memang benar, bahwa pengorbanan tidak akan mengkhianati hasil' batin Sarah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun