"Selamat pagi, Bayu!" Sapa Intan.
"Selamat pagi, Intan!"
Bayu terpana melihat Intan yang pagi itu semakin cantik saja. Gadis manis berseragam putih abu abu, rambut panjang terurai, tersenyum penuh dengan ramah.Â
Mahluk cantik ini benar-benar membuat Bayu terkagum-kagum. Sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakannya dan berbahagialah laki-laki yang diizinkan untuk memilikinya, suara hati Bayu berbisik ditengah-tengah ketidak berdayaannya.
"Bayu, ini Buku Harianmu tertinggal di rumahku kemarin!" Kata Intan.Â
Mendengar ini seperti ada petir menyambar. Bayu sangat terkejut dan gugup. Oh Tuhan itu Buku Harianku ada ditangan Intan.
"Maafkan Bayu, aku sudah membaca semuanya dan aku juga tidak kuasa menahan perasaanku maka akupun menulis semua rasa hati ini dalam Buku Harianmu," Kata Intan sambil menyerahkan Buku Harian itu ke tangan Bayu.
Rasa terpana Bayu semakin menjadi jadi ketika dia membayangkan bagaimana Intan sudah mengetahui semua isi hatinya. Bayu menerima uluran tangan Intan dan sekarang buku itu ada dalam genggamannya lagi.
Malam itu Bayu mulai membuka lembar demi lembar Buku Hariannya dan pada lembaran terakhir Bayu melihat tulisan Intan terukir dengan indah.
"Membaca Buku Harianmu aku sampai menangis terharu. Namun air mata itu adalah air mata kebahagiaan. Bayu aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Sejak kelas satu dulu aku sebenarnya sudah mengagumimu."Â
"Kau seorang pemuda idamanku yang sederhana, bersahaja namun punya cita-cita yang besar yang jarang dipunyai pemuda-pemuda lain. Kau sangat berbeda dengan pemuda-pemuda yang selama ini aku kenal. Mereka hanya suka berfoya foya menghabiskan harta orang tuanya. Mereka tidak pernah menghargai jerih payah orang tuanya mendapatkan harta itu."Â