Mohon tunggu...
Har Sono
Har Sono Mohon Tunggu... -

hitam. dark. suka melamun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

SUNSET AND SUNRISE (Album Ketiga)

8 Januari 2011   05:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:50 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemanan ini adalah seperti aliran sungai panjang yang muncul dari puncak gunung. Aliran yang berkelok-kelok dengan bebatuan yang berada di sepanjang aliran itu. Kami adalah air yang mengalir, bersama. Penuh dengan terjangan batu yang besar dan kecil. Aliran itulah perjalanan kami nanti di kampus. Berkelok, penuh bebatuan. Dan bermuara di laut. Seperti saat lulus nanti.

Di awal, kami seperti menemukan keluarga baru. Menemukan kerabat baru dari berbagai daerah. Teman yang akan menemani hari-hari kami selama empat tahun kedepannya.

Aku menolak ajakan makan siang kali ini karena Landung. Aku khawatir mendengar kabar bahwa dia sakit.

“Kamu mau ke kos?” tanya Bari kepadaku.

Aku mengangguk.

“Gag ikut makan?”

Aku menggeleng.

“Aku ama Aziz ikut makan bareng anak-anak yang lain dulu. Nanti nyusul ke kos. Kamu mau nitip?”

Aku menggeleng lemah. Tak berselera.

Landung satu kos dengan Bari. Kamar mereka sebelahan.

Saat aku datang, pintu kamarnya terbuka sedikit. Kuketuk perlahan. Ada sahutan dari dalam. Aku membuka pintu itu perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun