Langkah praktis yang disarankan:
a. Listen thrice, think twice, speak once. Bicaralah 1x, berpikirlah 2x dan dengarlah 3x.
Listening will keep us alive. Di tahap ini, tetaplah tenang, relax dan bersabar.
Jangan tergoda untuk menimpali, menjawab atau melakukan interupsi.
Di dunia komunikasi, rule of the gamenya, “tabu” melakukan interupsi atau cut di tengah pembicaraan, apalagi untuk deep-listening.
Ingatlah, ketika Anda ingin bicara, itu artinya, Anda ingin “didengarkan.” Dan itu berlawanan dengan mendengarkan!
b. Persilahkan pembicara untuk menarik nafas (supaya tidak nyerocos), biarkan ada “pause” (jeda, berhenti sejenak), biarkan silent/ diam sejenak, biarkan pembicara merasa “freedom” to talk to you (the ten principles of listening).
c. Hindari untuk “berasumsi” bahwa Anda sudah tahu, ini akan langsung “merusak” pembicaraan.
d. Hati-hati dengan jebakan “mental lama” (old school style) untuk segera “jump to solution” atau “jump to conclusion,” padahal pembicaraan (problem diagnostic process) belum selesai tuntas.
Anda akan nampak sok tahu dan sok pintar, karena resep atau solusi Anda pasti meleset.