Berikut adalah “how to listen better,” dengan teknik L.I.S.T.E.N (6 step-by-step method).
Step by step ini tidak boleh terasa “kaku,” seperti robot. Ini bukan science, angka mati dan mutlak. Mendengar tetaplah sebuah seni komunikasi. Buatlah ia flexible, enjoyable, menyenangkan dan menghibur.
1. L (LISTEN)
“If we were supposed to talk more than we listen, we would have two tongues and one ear” (Mark Twain)
Mendengarkan adalah latihan mental untuk “diam” sejenak. Diam membiarkan diri kita “terbuka,” bukan mengosongkan pikiran. Biarkan hal dan ide baru untuk “masuk” maka tersambunglah diri kita dengan yang lain (connecting with others).
Mendengar, untuk membangun relasi, negosiasi, menjual sesuatu, mencari solusi dan menyelesaikan konflik.
LISTEN = SILENT, jika dibalik.
JUST LISTEN, langkah mental sederhana untuk mulai mendengarkan (Mark Goulston, 2010).
Mendengarkan dengan intens (mendalam), ketika body, mind, soul bekerja bersama-sama dengan indera telinga, mata dan perasaan untuk mendengar apa saja dengan segala cara (Pauline Oliveros, 2015 dan mindful.org).
Untuk mendapatkan “deep listening,” langkah praktis yang disarankan adalah: