Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Jarak Diantara Pagar Tuhan

24 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

karya : Rivaldo Saragih

Ada Jarak Diantara Pagar Tuhan

Pagi itu, jalanan kota Batam cukup macet. Semua kegiatan perkantoran dan sekolah yang kembali pulih seperti sedia kala setelah pendemi membuat setiap jalan ramai dengan kendaraan. Rian memacu pelan mobilnya, sambil memutar music Tylor Swift untuk menemaninya berkendara menuju pelabuhan Telaga Punggur. Saat itu cuaca mendung dan hujan gerimis membuatnya merasa khawatir selama perjalanan untuk menuju tempat kediaman keluarganya di Tanjungpinang, jadi dia memutuskan untuk tidur selama perjalanan di kapal.

Rian adalah seorang pemuda yang berasal dari Medan, Sumatra Utara. Dia berangkat ke Tanjungpinang untuk mengurus salah sat cafe milik tantenya. Dia juga adalah seorang pemuda yang taat agama, berkepribadian baik dan sangat taat kepada kedua orang tuanya. Setibanya di Tanjungpinng, rasa khawatirnya pun reda, dan sebelum langsung pergi ke tempat tantenya dia pergi untuk berkeliling terlebih dahulu. Dia merasa takjub akan keindahan yang ada di Tanjungpinang, mulai dari beberapa tugu yang ia lewati dan berbagai keindahan laut yang ia lihat.

Setelah puas berkeliling dia tidak sadar ternyata hari sudah semakin gelap, dia panik karna takut tantenya khawatir akan keadaannya yang tak kunjung sampai. Tiba-tiba teleponnya berdering dan ternyata itu panggilan dari tantenya yg mulai dari tadi siang mencoba menghubungi rian tetapi tidak diangkat-angkat. Rian pun langsung mengangkat teleponnya dan langsung bergegas menuju kediaman tantenya. Kurang lebih selama 20 menit akhirnya rian pun sampai. Tantenya pun menyambutnya dengan hangat dan tidak lupa menegurnya karena sudah membuat dia lama menunggu akibat keinginan dia ingin berkeliling terlebih dahulu. Rian pun membawa kopernya kedalam kamar dan membereskan perlengkapannya.

Friska tantenya rian adalah seorang pengusaha, dia mempunyai banyak cafe di Tanjungpinang ini. Dia menyuruh rian datang ke Tanjungpinang untuk membantunya menangani salah satu cafe punya nya. Rian pun dengan senang hati menerima tawaran tersebut, yang dimana dia juga sudah lama tidak bekerja dan sudah bosan berada dikampung halamannya. Dia ingin pergi keluar pulau dan bertemu orang-orang baru dari berbagai daerah dan ingin berteman dengan mereka.

Keesokan paginya, tantenya mengajaknya pergi untuk mengunjungi cafe yang akan di urusnya. Dia sangat senang dan tidak sabar melihat tempat usaha yang akan dikelolanya. Tidak lupa dia membawa kamera kesukaannya untuk mengabadikan moment nantinya. Setibanya di cafe tersebut, dia terkejut karena cafenya sangat sepi dan nampak terlihat seperti sangat kuno. Dia merasa minder dan tidak merasa yakin apakah dia bakal bisa membangun usaha caf tersebut dengan baik. Dia pergi keluar cafe untuk mencari udara segar sambil melihat sekeliling. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide dan dia bergegas masuk ke dalam lalu mengambil buku dan pena. Dia memantau tiap sudut caf tersebut dan mulai menulis apa saja yang diperlukan untuk membuat cafe tersebut semakin menarik perhatian orang-orang.

Tidak lama kemudian datanglah dua orang Perempuan ke cafe tersebut. Rian mengira dia mendapatkan pelanggan pertamanya, dan ternyata Perempuan tersebut hanya ingin memberikan sebuah poster pertunjukan seni yang akan diadakan di tepi laut. Kedua Perempuan itu adalah novita dengan Sonia. Rian pun menerima poster tersebut dan bertanya kepada novita dimana lokasi pertunjukan tersebut. Novita pun tersenyum ke arah rian dan memberitahunya untuk melihat poster itu dengan teliti.

Rian pun kembali melihat poster tersebut dan tersenyum malu akan pertanyaannya sebelumnya. Dia langsung pergi ke dapur untuk melanjutkan catatan memperbaiki cafe nya dan meningalkan Novita dengan Sonia. Tidak lama kemudian, Novita dan Sonia pergi dari cafe itu dan melanjutkan perjalanan mereka untuk membagikan poster diberbagai tempat. Rian yang dari tadi asik dengan catatannya mulai tertarik untuk pergi menonton pertunjukkan seni malam ini. Dia berencana ingin melihat dan berkenalan dengan Novita dan Sonia, tapi dibalik itu semua ada senyum Novita yang menempel di pikiran Rian dan mambuatnya gelisah.

Hari semakin sore, rian dan tantenya pun kembalipulang ke rumah setelah Lelah membersihkan cafe. Setibanya dirumah, Rian pun bergegas untuk pergi mandi dan makan, dia sudah tidak sabar untuk datang ke pertunjukkan seni tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul 19:30, dia bergegas mengambil kunci mobildan pamit kepada tantenyauntuk keluar. Dia membuka google maps dan mencari tau dimana lokasi pertunjukkannya. Selang berapa lama kemudian sampailah dia ke lokasi pertunjukannya, yaitu di Tepi Laut. Dia melihat ada banyak orang yang menonton pertunjukannya dan ternyata pertunjukannya sudah lama dimulai. Dia berharap dia masih sempat melihat penampilan Novita, dan sangat disayangkan ternyata penampilan Novita ada dipembukaan pertunjukan. Rian merasa kecil hati karena tidak sempat melihat penampilan Novita.

Tapi setelah pertunjukannya selesai, dia seperti melihat Novita berlari ke belakang panggung. Rian pun bergegas mengejarnya dan di arah yang berlawanan juga ada seorang pemuda yang bergegas membawa peralatan, dan seketika mereka pun saling bertabrakan. Pemuda ini adalah Edo, dia merupakan anak seni yan sering ikut pertunjukan Bersama Novita. Mereka berdua pun terjatuh, Edo langsung berdiri dan meminta maaf kepada Rian karena tidak focus melihat kedepan saat berlari. Edo pun langsung bergegas pergi kembali dan meninggalkan Rian. Celana Rian terlihat sangat kotor akibat terjatuh tadi, dan dia pun memutuskan untuk pulang sajakarena malu berjumpa Novita dengan keadaan seperti itu.

Diperjalanan mau pulang, Rian merasa kecewa karena tidak dating lebih awal agar bisa melihat Novita, dan dia juga merasa kesal terhadap pemuda yang menabraknya tadi yaitu Edo. Disebrang jalan Rian melihat ada yang penjual martabak, dia berenvana membelikannya untuk tantenya dirumah. Setibanya dia dirumah, ternyata tantenya kebetulan lagi pergi keluar juga, pintu terkunci dan Rian hanya menunggu diluar sembari tantenya datang. Rian mencoba menelpon tantenya dan ternyata tantenya lagi pergi ke warung untuk membeli sesuatu dan menyuruh Rian menunggu sebentar diluar. Serasa bosan menunggu, Rian tidsk sengaja melihat ada sekumpulan anak-anak yang mau pergi bermain badminton. Badminton adalah salah satu olahraga yang disukai Rian. Dia pun memanggil mereka dan bertanya dimana lokasi lapangannya berada. Anak-anak itu memberitahunya temoat lokasi Gedung olahraga yang biasanya mereka datangi untuk bermain badminton. Rian pun merasa senang mendapati kabar tersebut, dan tidak sabar untuk bermain disana.

Tidak lama kemudian, tantenya pun datang dan melihat Rian menunggu didepan pintu. Tantenya terkejut melihat pakaian Rian yang begitu kotor, dan takyt terjadi apa-apa kepada Rian. Rian pun menyuruh tantenya masuk terlebih dahulu sambal menunjukkan makanan yang ia bawa. Rian pun menjelaskan apa yang mebuat pakaiannya kotor sambal memakan martabak Bersama tantenya.

Keesokan harinya, rian dan tantenya berangkat menuju cafe untuk mulai membereskan barang-barang yang ada disana. Tidak lupa juga tantenya memberi tahu kepada rian untuk mulai membuat laporan barang-barang apa aja yang dibutuhin nantinya, dan juga sudah mulai mencari karyawannya sendiri. Rian pun langsung bergegas mengambil laptopnya untuk mulai membuat laporan seperti yang dikatakan tantenya, dan dia juga memberi tahu tantenya untuk sedikit membantunya mengenai mencari karyawan. Tantenya mengiyakan apa yang dibilang rian kepadanya, dan mengatakan bahwa nantinya sebagian karyawan miliknya akan dipindahkan ke tempat kerjanya Rian. Rian pun senang mendengar hal tersebut dan sudah tidak sabar untuk menjalankan caf milik tantenya bersama karyawannya sendiri.

Setelah laporannya selesai dibuat, Rian pun baru mengingat bahwa ada gedung olahraga di dekat kawasan rumahnya. Dia berencana ingin pergi dan bermain badminton disana. Dia pun langsung meminta ijin kepada tantenya untuk pulang terlebih dahulu karna mau pergi berolahraga. Karena tugasnya sudah selesai dikerjakan tantenya pun mengiyakannya. Di jalan mau pulang, rian tidak sengaja berjumpa dengan Sonia dan sama-sama berhenti di lampu merah. Rian menyapa Sonia dan Sonia terkejut melihat rian.

"seperti melihat hantu saja kau" ucap Rian karena melihat Sonia terkejut.

Sonia tersenyum dan meminta maaf kepada rian atas kelakuannya barusan. Dia sedang terburu-buru membawa peralatan pertunjukan untuk dibawa ketempat latihan mereka. Disitu rian memperkenalkan dirinya kepada Sonia dan memberitahunya bahwa mereka pernah berjumpa sebelumnya di caf saat Sonia dan novita membagikan poster pertunjukan seni milik mereka. Sonia mencoba mengingatnya dan memperkenalkan dirinya juga kepada rian kalo dia adalah sahabatnya novita dan juga merupakan seorang perempuan yang menyukai seni pertunjukan. Rian tidak ada melihat novita bersama dengan Sonia dan menanyakannya kepada Sonia dimana dia berada. Sonia pun langsung menjawab kalo novita sekarang lagi berada ditempat latihan. Lalu Sonia menanyakan mengenai hasil pertunjukan mereka yang kemaren kepada Rian dan Rian mengappresiasinya.

"Hasilnya keren, tim mu berpenampilan sangat bagus" ucap Rian sambil tersenyum.

Sonia senang mendengarnya. Dan seketika lampu lalulintas sudah warna hijau, Sonia langsung tancap gas meninggalkan Rian dan meninggalkan pesan kepadanya.

"Novita mencarimu waktu itu" ucapnya sembari menancap gas motornya.

Rian yang awalnya kebingungan lama-lama tersenyum mendengar perkataan Sonia dan berencana untuk mengikutinya agar tau dimana tempat latihan mereka berada. Sesampainya ditempat Latihan, rian tidak berani untuk sampai masuk ke dalam karena malu-malu kalo sampai ketahuan sama Sonia dan Novita. Lalu Rian memutuskan untuk pulang saja. Disepanjang jalan, hati rian berbunga-bunga karena mendengar bahwa dihari pertunjukan kemaren Novita juga menunggu dan mencarinya. Dia semakin bersemangat untuk pergi ke Gedung olahraga. Setibanya di Gedung olahraga tersebut, dia langsung mengeluarkan peralatan badmintonnya dan masuk ke dalam. Dia melihat sekeliling dan mencari apakah ada orang yang dapat menemaninya untuk bermain bersamanya. Tidak lama kemudian, rian mendatangi kelompok pemuda yang lagi asik bermain. Dia bertanya apakah dia bisa bergabung untuk bermain bersama mereka. Mereka pun menerimanya untuk bermain, dan kebetulan jumlah mereka juga ada tiga orang, jadi kedatangan Rian sangat tepat sekali untuk menambah pemain mereka.

 Mereka pun memulai permainannya, sebelumnya Rian berkenalan dengan rekan setimnya yang bernama Raju. Raju adalah seorang pemuda yang juga suka bermain badminton. Selang beberapa waktu kemudian, rian dan raju pun memenangkan tiap match pertandingannya melawan temannya yang lain. Setelah selesai bertanding, mereka saling ngobrol satu sama lain. Rian bercerita kalo dia adalah anak rantau, jadinya raju mengatakan kepada Rian kalo butuh apa-apa atau pengen main badminton lagi hubungi saja. Rian pun merasa senang karna mendapat teman baru yang sehobi dan baik kepadanya. Setelah selesai berbincang dan hari sudah mau malam, rian pun pamit pulang duluan. Rian bergegas pulang kerumah untuk langsung mandi karena badan sudah penuh dengan keringat. Setelah selesai mandi dan makan, dia langsung berencana ingin cepat tidur karena besok pagi dia ingin pergi ke jembatan dompak untuk senam pagi.

Keesokan paginya, rian langsung siap-siap untuk pergi senam pagi ke jembatan dompak. Rian mengajak tantenya untuk ikut dengan dia, tetapi tantenya menolak karena masih mengantuk. Rian pun langsung pergi dan berpamitan dengan tantenya. Setibanya disana, dia melakukan pemanasan terlebih dahulu dan mulai berlari dari ujung jembatan ke ujung yang lainnya. Setelah selesai melewati satu putaran, rian melihat ada Sonia yang kebetulan juga lagi senam pagi disana. Rian pun langsung mendekatinya dan menyapanya. Lagi dan lagi Sonia terkejut akan kedatangan rian yang secara tiba-tiba dan membuat rian tertawa gara-gara melihat ekspresi jelek Sonia.

"Hanya kau sendiri, dimana Novita?" ucap Rian sambil melihat sekeliling.

Sonia tersenyum mendengar pertanyaan Rian dan mulai mempermainkannya.

"Kau menyukai Novita yaa" ucap Sonia sambil tersenyum ke arah Rian.

Rian pun langsung buang muka, karena merasa malu mendengar perkataan Sonia. Sonia yang tertawa melihat tingkah lakunya rian membuat rian pergi meninggalkannya sendiri. Sonia pun mengejarnya dan mereka sama-sama berlari dengan kondisi wajah rian yang masih memerah karena merasa malu. Selang beberapa waktu berlari bersama, Sonia menunjuk seseorang yang berada di depan mereka dan menyuruh rian untuk mendekatinya.

"Itu novita ada didepan kita, sapa dia sana" kata Sonia.

Rian yang awalnya ragu-ragu kalo itu Novita mencoba untuk mendekat secara perlahan- lahan. Tiba-tiba Sonia dari belakang berteriak kencang memanggil Novita dari kejauhan. Seketika Novita menoleh ke belakang dan berpapasan dengan rian yang tepat ada dibelakang Novita. Rian pun langsung menyapa Novita ketika novita kaget ada dia dibelakangnya, dan menyuruh novita untuk rehat sebentar untuk ngobrol berdua. Sembari berjalan santai mereka asik mengobrol berdua. Rian yang terpesona melihat kecantikan Novita membuat hatinya meronta-ronta. Rambutnya yang Panjang dan senyumnya yang manis membuatnya jatuh cinta kepada Novita.

Setelah mereka berjalan santai selama satu putaran dijembatan dompak, novita ingin cepat-cepat pulang karena nantinya dia ada jadwal untuk latihan pertunjukan. Rian pun langsung bertanya kepada Novita dimana lokasi tempat latihan mereka. Novita menyebutkan nama lokasinya tetapi rian pura-pura tidak tahu karena dia masih baru di tanjungpinang ini. Novita pun langsung meminta nomornya Rian agar nantinya dia bisa mengirimkan lokasi tempat latihannya berada. Rian pun dengan senang hati memberikan nomornya kepada Novita, dan menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tetapi Novita menolak, Novita memanggil Sonia yang sudah menunggu di parkiran motor untuk mengajaknya pulang. Novita dan Sonia pamit pulang duluan dan meninggalkan rian sendiri. walaupun begitu, Rian tetap senang karna sudah mendapatkan nomor Novita dan dapat mengajaknya mengobrol.

Selang beberapa lama Novita dan Sonia pulang, Rian pun melanjutkan larinya dan sehabis itu pulang kerumah. Sesampainya dirumah, dia langsung pergi untuk bersih-bersih dan bersiap-bersiap untuk pergi ke cafenya. Rian mencoba menghubungi tantenya, dan ternyata tantenya sudah terlebih dahulu berada di caf. Setelah Rian tiba di caf, rian kaget melihat begitu ramai di cafenya. Ternyata, tantenya membawa karyawannya untuk membantu mendekorasi dan menata ulang cafenya. Rian pun ikut membantu menyusun meja dan kursi agar terlihat rapi. Selang beberapa waktu membantu menata perabotan, tiba-tiba ada panggilan masuk dari seseorang, dan ternyata itu panggilan dari Novita. Rian pun langsung mengangkat teleponnya dan mendapat info kalo Novita sudah mengirimkan lokasi tempat latihannya. Setelah hampir selesai membereskan cafenya, Rian berencana untuk pergi ke tempat latihannya Novita dan ingin mengajaknya keluar untuk jalan-jalan. Rian pun meminta ijin kepada tantenya untuk pergi ke suatu tempat menemui temannya, dan tantenya pun mengiyakannya dan memberitahunya agar tidak pulang terlalu ralut malam.

Rian pun langsung bergegas pergi ke tempat latihan novita dan tidak sabar untuk mengobrol lagi dengannya. Setibanya dia dilokasi, ternyata Novita sudah menunggunya di depan. Novita pun mengajaknya untuk masuk, dan rian dengan malu-malu masuk ke dalam dilihat semua orang yang ada disana. Rian bertanya kepada novita, apakah latihan bagiannya sudah selesai atau belum, yang dimana rian bertujuan ingin mengajaknya keluar bersamanya. Novita berkata bahwa latihannya sebentar lagi selesai, dia pergi meninggalkan rian sendiri dan melanjutkan latihannya bersama teman-temannya yang lain. Rian asik main handphone sembari menunggu novita selesai Latihan. Selang beberapa menit kemudian, Novita pun mendatanginya dan memberikannya air minum dan roti.

"Nih ada cemilan untukmu" ucap novita.

Rian yang sudah mulai kelaparan pun menerimanya buat mengganjel perutnya yang lapar. Sambil memakan rotinya, rian mengajaknya mengobrol sambil memuji hasil latihan novita hari ini. Novita tersipu-sipu mendengar pujiannya, sampai-sampai membuat Sonia menghampiri mereka.

"Ada yang lagi dekat nih. Kenapa ngga ngobrol diluar aj sambil jalan-jalan" ucap Sonia menghampiri mereka berdua dan langsung pergi keluar.

Mendengar perkataan Sonia, Rian pun langsung mengajak Novita untuk keluar dengannya. Novita mengangguk dan membuat rian sangat senang sampai tersenyum. Novita meminta waktu sebentar untuk membereskan perlengkapan latihannya dan rian ikut untuk membantunya. Setelah selesai, mereka berdua pun pergi bersama. Rian membawanya berkeliling sambil asik mengobrol dengan penuh canda tawa. Dan disitulah timbul rasa suka antara keduanya, yang membuat mereka semakin dekat dan berbagi cerita antara satu sama lain.

Ditengah perjalanan tiba-tiba handphone Novita berbunyi, dan ternyata itu pangilan dari ayahnya Novita. Ayahnya menyuruhnya untuk pulang kerumah besok, dikarenakan ada suatu hal yang ingin dibahas. Tempat tinggal novita berada di pulau penyengat. Rian yang melihat ekspresi Novita yang berubah merasa khawatir dan bertanya siapa yang meneleponnya. Novita pun tersenyum ke arah Rian agar Rian tidak merasa curiga.

"Tidak apa-apa. Ayahku menyuruhku untuk pulang besok ke pulau penyengat" ucap Novita.

Rian yang baru pertama kali mendengarnnya menanyakan dimananya lokasi itu berada. Novita pun menjelaskannya kepada Rian sambil menyuruh rian untuk langsung saja pulang kerumah. Setelah rian mendengarkan penjelasan novita mengenai pulau penyengat, Rian pun bersedia ingin menemani novita untuk pulang ke sana, dan sekalian melihat suasana wisata yang ada disana. Tetapi novita menolak dan tidak mengijinkan rian untuk pergi kesana. Rian bertanya-tanya kenapa novita melarangnya untuk pergi kesana, tetapi novita hanya diam saja.

Setelah beberapa menit kemudian, sampailah mereka di depan rumahnya novita. Mereka melihat diteras rumah ternyata ada Sonia yang menunggu novita pulang, dikarenakan Sonia lupa membawa kunci rumahnya yang tertinggal di dalam kamar.

"Untungnya kalian cepat pulang, kunciku tertinggal di dalam" ucap Sonia kepada novita.

"Oalahh, kenapa tidak dari awal mengabariku" jawab novita.

"Aku tidak ingin mengganggu Romeo dan Juliet berduaan" ucap Sonia sambil tersenyum kepada novita dan rian.

Novita pun langsung membukakan pintu dan langsung mendorong Sonia untuk cepat- cepat masuk kedalam rumah. Rian yang melihat tingkah laku mereka hanya bisa tersenyum dan melihat begitu lucunya novita seperti itu. Novita pun mengajak rian untuk mampir minum sebentar dan berbincang kembali, tetapi rian menolak karena hari sudah mau malam. Rian pun ingin langsung pulang saja dan berpamitan kepada novita.

"Aku langsung pulang saja, tanteku pasti sedang menungguku untuk makan malam" ucap rian.

"Owh ya udah, hati-hati ya" jawab Novita.

"ciiieeee, Romeo sudah mau pulang ya" ucap Sonia dari jendela sambil tertawa.

"Kalau udah sampai kabarin ya" ucap novita sambil tersenyum ke arah Rian.

Rian yang mendengarnya pun merasa sangat senang dan terasa ingin terbang. Dia tidak menyangka akan mendapatkan hari yang penuh kegembiraan seperti ini. Rian pun langsung berangkat pulang, namun sebelum itu dia singgah dulu ke cafenya untuk melihat apakah dekorasinya sudah selesai atau belum. Ternyata semua perabotan dan dekorasi sudah tersusun dengan rapi, dan rian sangat kagum melihat hasil kerja keras dari tantenya. Rian pun langsung pulang dan menemui tantenya untuk berterima kasih atas bantuannya dalam membantu mendekorasi cafenya. Tantenya pun tersenyum melihat kegembiraan dan kecerahan muka rian yang tidak seperti sebelumnya ia lihat. Rian langsung pergi ke kamar dan tidak lupa mengabari ke novita kalau dia sudah sampai dirumah.

Selang beberapa menit kemudian, raju menghubungi rian dan ingin mengajaknya besok untuk bermain badminton dengannya. Rian pun langsung mengiyakan ajakan raju dan meminta untuk mengabarinya besok jam berapa mainnya. Rian langsung berbaring dikasurnya dan tidak menyangka betapa senang sekali hatinya hari ini. Perempuan yang dia sukai kini berduaan bermain badminton, tiba-tiba Novita mengatakan kalau dalam waktu dekat ini dia masih belum bisa balik ke Tanjungpinang, dikarenakan lagi ada masalah dirumahnya. Mendengar hal itu, semangat ingin bermain badminton Rian pun patah, dia bertanya-tanya dan merasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan novita. Raju yang melihatnya pun bertanya kepada edo.

"Dengan siapa dia menelepon?" kata Raju kepada Edo.

"Aku tidak tahu" balas Edo.

Setelah Rian selesai menelepon, Raju dan Edo pun menghampirinya dan bertanya kepadanya kenapa dia terlihat seperti bersedih. Rian pun menjelaskan kepada mereka bahwa dia tidak bisa berjumpa dengan perempuan yang disukainya. Seketika Raju dan Edo pun menertawainya.

"Kami kira kau bersedih karna keluargamu atau kehilangan sesuatu, ternyata gara-gara perempuan" ucap raju sambil menertawai Rian.

"Ayo main, keluarkan semua emosi mu disini" sambung raju.

Rian yang sudah kehilangan semangat bermain meminta maaf kepada raju karena tidak ingin bermain malam ini, dan rian mengajak edo untuk pulang. Raju yang melihat tingkah laku rian seperti ini membuatnya sedikit kesal karena tidak menghargainya yang sudah lama menunggu kedatangannya. Lalu edo pun menyuruh rian untuk pulang terlebih dahulu, karena edo masih ingin bermain badminton bersama raju. Rian mengiyakannya dan berterima kasih kepada edo, lalu pulang kerumah. Setelah rian pergi dari mereka, raju bertanya kepada edo.

"Apa kau tahu siapa perempuan yang dia sukai itu?" ucap raju.

"Aku tidak tahu dan dia tidak ada memberitahu ku. Tapi sewaktu bekerja, ku liat dia asik sekali dengan handphonenya" jawab edo.

"Apa kau mempunyai kenalan untuk bisa kudekati raju?" ucap edo dengan senyum dan membuatnya terkena smash dari raju. Lalu mereka melanjutkan permainan mereka.

Setibanya Rian dirumah, dia pun langsung menuju kasurnya dan menutup pintu kamarnya. Tantenya yang melihatnya memanggil rian dan bertanya kepadanya apa yang membuatnya seperti itu, tetapi rian tidak menjawabnya. Rian sibuk memikirkan bagaimana agar bertemu dengan novita, dan lama-kelamaan rian pun tertidur. Keesokan harinya, ternyata dia sudah kesiangan untuk berangkat bekerja. Dia langsung pergi untuk bersiap-siap dan menelepon tantenya. Ternyata tantenya sengaja tidak membangunkannya karena melihat kondisi rian semalam seperti tidak biasanya. Rian pun langsung berangkat menuju caf dan melihat edo sudah ada disana melayani pelanggan yang sudah datang. Rian masuk kedalam dan meminta maaf kepada edo karena sudah terlambat datang pagi ini, dan edo memaafkannya sambil tersenyum ke arahnya.

Rian melihat sekeliling dan menyadari kalau tantenya tidak ada. Rian bertanya kepada edo dan edo menjawab bahwa tantenya sedang pergi mengurus cabang cafe yang lain. Hari semakin siang dan pelanggan semakin berkurang, rian berencana ingin bertanya kepada edo mengenai novita, yang dimana mereka adalah satu tim dalam seni pertunjukan. Rian pun memanggilnya dan mengajaknya untuk duduk bersamanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu. Ini mengenai Novita" ucap Rian.

,,,,,,,,,,,,

dengannya dan mengobrol panjang lebar. Mereka berdua sudah semakin sering mengirim pesan dan berbincang di telepon. Lalu tantenya mengetuk pintu kamar rian dan masuk kedalam.

"Rian, besok kita sudah mulai buka cafenya ya, jangan sampai telat bangun dan semangat untuk hari esok" ucap tantenya kepada rian dan langsung pergi keluar.

Rian pun terkejut mendengar bahwa cafenya akan mulai buka besok. Dia yang ingin berencana mengantar novita ke pelabuhan pun gagal, dan juga rencananya bermain badminton bersama raju pun tidak yakin apakah bisa ikut atau nggak. Rian pun memberanikan diri menemui tantenya untuk meminta ijin besok pagi pergi kerumah teman untuk mengantarnya kepelabuhan sebentar. Tantenya pun menolak dan ingin rian hadir dalam pembukaan kembali cafenya yang sudah lama tutup. Rian merasa kecil hati karena tidak jadi mengantar novita, dan langsung pergi ke kamarnya dan langsung tidur.

Keesokan paginya, rian dengan tantenya pun berangkat menuju caf dan bersiap- bersiap untuk menjalankan bisnis cafenya. Lalu datanglah seorang pemuda yang merupakan karyawan tantenya, ia adalah edo. Tantenya mengenalkan edo kepada rian yang nantinya edo akan menjadi partner rian menjalankan caf ini. Rian pun menyadari kalo edo ini adalah pemuda waktu itu yang menabraknya di acara pertunjukan. Edo pun tersenyum kepada rian dan meminta maaf sekali lagi atas kesalahannya yang sudah lewat.

"Kalian sudah saling kenal ya?" ucap tantenya kepada mereka.

"Iya bu, kami pernah berjumpa di acara pertunjukan kemaren" jawab Edo.

"Permisi bu, Edo mau siap-siap buka caf ini dulu" sambung Edo.

Tantenya pun berpesan kepada rian untuk akrab dengan edo, tantenya menilai bahwa edo ini adalah anak yang rajin dan pintar dalam berbisnis. Dan tantenya juga mengatakan bahwa edo ini juga sangat suka bermain seni pertunjukan. Ketika mendengar hal itu, rian pun langsung penasaran mengenai edo, apakah dia mengenal novita atau tidak. Caf pun dibuka dan orang-orang sudah mulai berdatangan. Rian, Edo, tantenya dan karyawan yang lain sibuk melayani pelanggan yang begitu ramai karena ada acara pembukaan yang membuat semua orang tertarik untuk mencoba menu yang ada disana.

Jadwal sibuk pun sudah berlalu, hari sudah mulai malam dan mereka beristirahat sejenak. Tantenya pun berpamitan untuk pulang duluan, karena malam ini ingin pergi menjumpai temannya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00, rian menelepon raju untuk menanyakan apakah main badmintonnya jadi atau tidak. Raju pun bersedia untuk main malam ini, dan rian mengajak edo untuk ikut dengannya. Edo yang awalnya tidak mau pergi karna sudah kelelahan bekerja terpaksa ikut karena tidak enak menolak ajakan rian. Rian dan edo pun mulai membersihkan caf dan pergi mandi sebelum berangkat ke Gedung olahraga. Ketika sudah selesai, mereka singgah dulu ke rumah rian untuk mengambil peralatan badmintonnya dan tidak lupa untuk berpamitan kepada tantenya.

Setibanya di gedung olahraga, ada telepon masuk dari novita. Rian pun langsung mengangkatnya sambil berjalan mencari dimana Raju berada. Raju melihat kedatangan Rian dari jauh dan memanggilnya. Ternyata Raju sudah lama menunggu kedatangan mereka, dan Rian pun meminta maaf kepada Raju karena telah membuat terlalu lama menunggu. Rian pun mengenalkan Edo kepada raju dan menyuruh mereka untuk bermain bersama terlebih dahulu, karena Rian ingin berbincang dulu dengan novita. Sembari asik melihat raju dengan Edo. Edo yang menyadari kalau tingkahnya semalam ternyata gara-gara ini, seketika tertawa melihat rian. Rian merasa malu karna edo mengetahui siapa perempuan yang ia sukai dan ternyata merupakan temannya edo juga.

"Aku terkejut kau menyukai novita. Memang itu tidak salahmu, ini adalah salah novita" ucap edo.

Rian yang mendengar perkataan edo seperti itu langsung heran dan tidak tahu apa yang dimaksud oleh edo. Dia merasa khawatir, apakah dia salah menanyakan hal ini kepada edo.

"Maksudmu apa?" jawab Rian.

Edo pun dengan serius menjelaskan mengenai novita kepada rian. Dia menjelaskan kepada rian bahwa novita memeluk agama muslim. Rian terkejut dan tidak mempercayainya, karena novita tidak memakai jilbab selama berada di Tanjungpinang ini dan juga ketika berada di dekatnya. Tetapi edo menjelaskan kepada rian, alasannya novita kenapa tidak memakai jilbab karena novita sangat suka merawat dan memperlihatkan rambutnya yang menawan. Ketika mendengar hal itu, perasaan rian berantakan dan rian memdiam bisu di depan edo.

"Apakah kau baik-baik saja rian?" tanya Edo.

"Ya, aku tidak apa-apa. Apa ada hal lain yang kau ketahui tentangnya?" jawab Rian.

Mereka berdua pun melanjutkan perbincangannya. Edo menjelaskan kepada rian alasan kenapa novita pergi pulang ke pulau penyengat, bahwa orang tua novita ingin anaknya cepat menikah karena mengingat kondisi dan umur orang tuanya yang semakin tua. Rian pun tertunduk lemas dimeja setelah mendengarkan penjelasan dari edo, dia menyuruh edo untuk meninggalkannya sendiri dan jangan dulu menggangunya. Edo memberi semangat kepada rian untuk tegar menghadapi ini semua, dan ia pergi meninggalkan rian sendiri. Selang beberapa lama kemudian, rian bersiap-siap pulang duluan dari caf dan berpamitan dengan edo. Sepanjang jalan pikirannya kosong dan hampir membuatnya kecelakaan. Ditengah perjalanan dia berdoa agar hatinya ditegarkan dan diberi kemudahan atas masalah yang ia hadapi.

Setibanya dirumah dia langsung pergi untuk mandi, berharap semua beban pikirannya terbersihkan oleh air. Setelah mandi, dia pergi ke kamar untuk tidur sejenak menenangkan pikirannya. Hari sudah mulai gelap, tantenya pulang dan terkejut melihat rian sudah ada dirumah dan enak tidur-tiduran.

"Kau kenapa? Tidak seperti biasanya kau seperti ini" ucap tantenya.

"Aku lagi bersedih tan" jawab Rian.

Tantenya yang mendengar hal itu pun langsung menyuruh rian untuk keluar dan menceritakan apa yang membuatnya sampai seperti ini. Rian pun menjelaskan kepada tantenya mengenai perempuan yang ia sukai itu. Bukannya dapat respon yang baik, rian malah dapat leguran oleh tantenya.

"Ayahmu adalah pengurus gereja, dan kau berani mendekati perempuan yang beda agama? Apa kau mau melihat tantemu ini dimarahi oleh ibu mu?" ucap tantenya memarahi Rian.

"Tapi aku jatuh cinta dengan dia tan, dia adalah perempuan yang baik hati" jawab Rian dengan nada rendah.

Tantenya semakin kesal melihat kebodohan rian dan menyuruhnya untuk pergi ke kamarnya. Rian semakin sedih mendengar jawaban dari tantenya saja sudah seperti itu, apalagi jika rian menjelaskannya kepada orang tua nya. Rian pun pergi ke kamarnya dan memainkan sebuah game agar sedihnya bisa sedikit membaik. Tapi sayangnya hal itu tidak membantunya sama sekali. Rian menelepon edo dan raju, dia berencana mengajak mereka untuk menemaninya malam ini, dan mereka pun mengiyakannya. Rian pun keluar dari kamarnya dan meminta ijin kepada tantenya untuk pergi keluar bersama edo.

"Hati-hati ya, jangan lukai diri sendiri" ucap tantenya kepada rian.

"Baik tan" jawab rian.

Rian pun berangkat dari rumah dan menuju titik kumpul yang sudah mereka tentukan. Disitu rian pun menjelaskan kepada raju dan edo mengenai isi hatinya. Raju dan edo berusaha menghibur rian agar dia tidak bersedih lagi karena novita. Mereka pun bersenang-senang pada malam itu dan berhasil membuat rian tidak bersedih lagi. Hari sudah semakin larut malam, dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya dirumah, rian pun langsung pergi ke kamar dan tidur dengan pulas.

Keesokan harinya, rian seperti biasa menjalankan bisnis cafenya bersama edo dan setiap malam bermain badminton bersama raju. Teman-temannya rian pun sangat senang melihat rian sudah ceria seperti sebelumnya. Hari berganti hari, sudah lama tidak ada kabar dari novita dan membuat rian melupakannya. Dan tiba pada suatu hari, ketika rian dan teman- temannya berencana untuk pergi nongkrong di tepi laut, rian tidak sengaja melihat novita sedang jalan bersama Sonia. Rian terkejut dan pandangannya terhadap novita kembali seperti pada awal berjumpa. Rian memberitahunya kepada raju dan edo, dan dia ingin menemuinya.

"Kau serius ingin menemuinya lagi, padahal kau sudah tau keadaannya?" ucap Edo kepada Rian.

"Aku hanya ingin ngobrol sedikit dengannya" jawab Rian.

"Biarkan saja dia" ucap Raju kepada Edo.

Rian pun beranjak dari kursinya dan pergi mengejar Novita dengan Sonia. Ternyata, mereka berdua sedang sibuk membagikan poster pertunjukan seni mereka ke semua orang, dan tiba-tiba rian pun menghampiri dan menyapa mereka. Novita dan Sonia pun terkejut melihat rian ada di depan mereka.

"Muka ku sangat menyeramkan ya sampai membuat kalian seperti itu?" ucap Rian.

"Kami kaget tau" ucap Sonia memarahi Rian.

Rian pun tertawa dan meminta maaf kepada mereka. Rian melihat ke arah novita yang daritadi hanya diam ketika dia datang.

"Ada apa dengan mu Novita?" tanya Rian kepada Novita.

"Aku tidak apa-apa" jawab Novita.

"Dia ingin mengobrol dengan mu. Tak perlu memikirkan ku, aku akan menunggu mu disana" ucap Sonia kepada mereka.

Lalu Sonia pun meninggalkan mereka berdua dan pergi membagikan posternya kepada orang lain. Edo yang melihat Sonia pun datang menghampirinya dan mengajak Raju untuk membantunya membagikan poster tersebut bersama Sonia. Sonia sangat berterima kasih kepada Raju dan Edo karena telah mau membantunya. Disisi lain, Novita dan Rian duduk berdua dan saling membisu satu sama lain.

"Kau tidak seperti biasanya" ucap Rian.

"Maafkan aku ya, aku selama ini tidak mengabarimu" ucap novita.

"Tidak apa-apa" jawab Rian dengan tersenyum ke arah Novita.

Novita yang mengira Rian marah kepadanya karena tidak ada kabar, ternyata salah. Dia masih melihat Rian sama seperti yang dulu ia kenal. Dia pun mendekatinya dan bersender ke bahu Rian dengan tiba-tiba.

"Aku merindukanmu Rian" ucap novita.

Rian pun terkejut mendengar hal itu, dan membuat perasaanya tumbuh kembali. Dia mengelus kepala Novita dan mengatakan hal yang sama kepadanya. Novita yang merasa senang pun tidak lupa memberikan poster pertunjukan seninya kepada Rian. Rian menerimanya dan langsung bertanya kepada Novita dimana letak lokasi pertunjukannya. Hal itu membuat keduanya merasa kejadian ini pernah terjadi dan mereka mengingatnya sambil tertawa bersama. Rian memandangi Novita dan mengatakan kalau kali ini dia tidak akan melewatkannya. Novita tersenyum ke arah Rian dan pamit pergi untuk membantu Sonia membagikan posternya. Rian menemaninya mencari Sonia, dan tidak lama kemudian Sonia dan yang lain mendatangi mereka berdua. Rian terkejut melihat Raju dan Edo membantu Sonia, dan setelah itu Novita pamit untuk pulang terlebih dahulu, karena ada hal lain yang harus mereka persiapkan.

Setelah novita dan sonia telah pergi, edo dan raju melihat wajah rian sangat berseri-seri. Mereka curiga kalau rian kembali menyukai novita, dan rian lupa akan latarbelakangnya novita. Rian pun mengajak raju dan edo untuk duduk terlebih dahulu, dan dia menunjukkan poster itu kepada mereka berdua. Rian berencana mengajak mereka berdua untuk menemaninya pergi jalan-jalan ke pulau penyengat sambil menonton pertunjukan seni yang diadakan novita dengan sonia. Lalu rian bertanya kepada edo, apakah dia ikut serta dalam pertunjukan itu, dan edo menjawab tidak. Edo pun menolaknya, karena dia harus membuka caf tempatnya bekerja. Dia takut kena marah oleh tantenya rian, dan rian berkata kalo urusan cafenya nanti dia bahas bersama tantenya dirumah.

"Kalo aku mah ikut-ikut saja, lagian aku sudah lama tidak pergi kesana" ucap Raju.

Mendengar hal itu, Rian sangat senang dan ingin langsung pulang menemui tantenya untuk meminta ijin pergi ke pulau penyengat bersama Edo. Tidak lama kemudian, mereka bertiga pun pulang ke rumah masing-masing dan bersiap-siap untuk hari esok menuju pulau penyengat. Setibanya dirumah, rian mendatangi tantenya yang lagi asik membaca buku. Rian meminta ijin pergi besok ke pulau penyengat bersama edo, dan soal caf rian meminta agar tutup dulu sampai dia pulang. Tantenya mencurigainya, dia berpikir kenapa rian tiba-tiba ingin pergi kesana.

"Buat apa kalian kesana?" tanya tantenya.

"Aku ingin jalan-jalan kesana tan" jawab Rian.

"Ya sudah, aku akan menemanimu" ucap tantenya sambil menutup bukunya.

"Tidak perlu tan, aku sudah mengajak Edo dengan Raju yang akan menemaniku kesana" jawab Rian dengan rasa khawatir.

Pada akhirnya, tantenya memberikan ijin kepada rian untuk pergi besok ke pulau penyengat. Rian langsung mengabari Edo kalo tantenya mengijinkannya. Rian pun penrgi ke kamarnya untuk mengemas barang yang mau dibawanya besok, dan tidak lupa untuk membawa kamera kesukaannya untuk foto-foto disana nantinya. Hari esok pun tiba, rian berkumpul dengan Raju dan Edo untuk sama-sama pergi ke pulau penyengat. Sebelum mereka berangkat, mereka tidak lupa untuk berdoa terlebih dahulu, agar diberkati diperjalanan. Setibanya di sana, rian merasa takjub melihat keindahan laut yang ada disana. Rian berfikir dipulau sekecil ini, pasti warganya hanya sedikit, tetapi dugaannya salah. Rian pun menelepon novita dan mengabarinya kalau dia sudah sampai di pulau penyengat. Novita pun merasa senang dan menyuruh rian menunggunya disana.

Setelah lama menunggu, akhirnya novita pun tiba. Novita menjadi pemandu jalan mereka, dan mereka mengunjungi balai adat yang berada disana. Rian pun merasa kagum Ketika melihat bangunan semegah itu. Diluar, mereka melihat ada banyak anak-anak sedang memainkan gasing. Rian dengan teman-temannya pun ikut bermain dengan mereka, dan mereka bersenang-senang dengan anak-anak yang ada disana. Setelah puas bermain gasing, novita mengajak mereka untuk masuk kedalam balai adat tersebut. Rian melihat tata ruang dan beberapa benda perlengkapan adat khas melayu, serta perlengkapan atraksi kesenian yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu tertentu. Tidak lupa juga rian mengambil gambar dan memvideokannya agar bisa ditunjukkannya kepada orang tuanya dirumah, lalu, rian melihat ada panggung didalam balai adat dan kamar pengantin yang begitu cantik, rian pun langsung memanggil novita untuk berfoto bersamanya disana.

Setelah puas melihat yang ada di dalam balai adat, Novita pun menawari Rian dengan teman-temannya untuk mencoba memakai pakaian khas melayu, yaitu baju kurung. Rian pun mencoba untuk mengenakannya, dan menurutnya pakaian itu sangat bagus, sampai-sampai ia ingin membawanya pulang. Hari semakin siang dan mereka memutuskan untuk pergi makan terlebih dahulu. Mereka mencoba masakan-masakan kuliner yang ada disana, seperti nasi minyak, sambal lumat, nasi melaka dan lain-lain. Setelah selesai makan, rian pun mengajak novita untuk jalan berdua. Mereka pergi meninggalkan raju dengan edo dan menuju ke tepi laut. Disana mereka saling mengobrol satu sama lain, sampai suatu ketika rian menyatakan perasaannya kepada novita. Novita tersenyum melihat rian dan menyatakan hal yang sama, dan membuat rian sangat senang sekali mendengarnya, walaupun dia tau kalo dia tidak seagama dengan novita. Ditengah-tengah obrolan mereka, Sonia menelepon novita agar sudah bisa bersiap-siap untuk pertunjukannya hari ini. Novita pun pamit kepada rian dan pergi menuju tempat pertunjukannya.

Selang beberapa jam kemudian, pertunjukannya pun dimulai, dan rian bersama teman- temannya dengan asik menikmatinya. Akhirnya rian bisa melihat pertunjukan yang dibawakan oleh novita. Selama pertunjukan berlangsung, rian berencana untuk memberi tahu kedua orang tuanya mengenai novita, dan rian juga ingin memberitahu kepada novita bahwa mereka tidak seagama. Setelah bagian penampilan novita selesai, rian pun pergi dari lokasi pertunjukan dan mencoba menghubungi kedua orang tuanya. Ibu Rian pun mengangkat teleponnya, dan Rian dengan tenang menjelaskannya dengan baik. Mendengar hal itu, ibu rian hanya bisa terdiam dan mencoba menegur rian agar memikirkan kembali keputusan yang dia buat. Sebab jika ayahnya tahu, dia pasti langsung marah ketika mendengarnya. Tapi rian berkata kalo keputusannya sudah bulat, dan dia ingin agar ibunya memberitahu ayahnya mengenai ini. Ibunya pun memberikan teleponnya kepada ayahnya, dan rian menjelaskan ulang kepada ayahnya. Sebelum rian selesai menjelaskan, ayahnya sudah tidak suka ketika mendengar kalo rian mencintai perempuan yang tidak seagama dengan dia. Rian dan ayahnya pun beradu argumen, dan jawaban ayahnya tetap tidak. Hal itu membuat rian bersedih, dan tiba-tiba ibunya menjawab teleponnya dan mencoba untuk menenangkan rian.

"Kau tau bukan gimana ayahmu. Ibu tau jatuh cinta itu tidak memandang latar belakangnya apa, tapi yang perlu kau ingat, ayahmu adalah seorang pengurus gereja. Masih ada banyak perempuan sana yang sama baiknya dengan dia nak" ucap ibunya.

Rian pun hanya bisa mengiyakan segala omongan ibunya, dan mengakhiri perbincangan mereka. Rian pun ingin kembali ke pertunjukan itu, namun tiba-tiba ada panggilan dari tantenya yang menyuruhnya untuk segera pulang ke rumah. Rian pun berkata kepada tantenya kalau pertunjukannya masih belum selesai, dan ia akan pulang sebentar lagi. Tantenya yang sudah marah akibat mendapat kabar dari ibunya rian mengenai persoalan yang tadi, menyuruh rian untuk cepat pulang ke tanjungpinang. Rian pun menutup teleponnya dan menuju lokasi pertunjukan. Sesampainya disana, rupanya raju dan edo sedang mencari-carinya juga, karena tantenya rian juga menelepon edo untuk menyuruhnya menemuinya secepatnya. Edo yang takut dimarahi tantenya rian pun menyuruh rian untuk pulang sekarang, tetapi rian menolak dan mohon menunggu sampai sebentar lagi. Tiba-tiba kebetulan novita datang dan rian langsung mengajaknya ke suatu tempat jauh dari pertunjukan. Disitu rian menjelaskan kalo dia bukan beragama muslim. Novita yang mendengarnya pun seketika kaget mengetahui hal itu, dan tidak tau mau berkata apa lagi. Dia juga meminta maaf kepada rian, karena gara-gara dia tidak berjilbab, rian mengira kalo dia bukan beragama muslim.

Tapi maksud Rian berbeda, Rian berencana untuk menyuruh Novita mengantarnya ke rumahnya dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Rian ingin bertemu dengan orang tua novita dan membicarakan soal hubungan mereka. Tetapi sebelum itu, novita menyuruh rian untuk mengabari kedua orang tuanya terlebih dahulu, novita ingin mengetahui apa jawaban dari orang tua rian. Rian terdiam dan tidak melakukan apa yang disuruh oleh novita. Sambil tertunduk, rian menjelaskan tanggapan kedua orang tuanya kepada novita. Novita merasa sedih dan langsung menyuruh rian untuk pergi dari sini.

"Tidak ada gunanya kau datang menemui kedua orang tuaku, kalau kedua orang tuamu saja tidak setuju akan hubungan ini" ucap Novita sambil menangis.

Tidak lama kemudian datanglah Edo dan Raju yang ingin pulang duluan, karena Edo sudah takut kalo dia bakal di pecat oleh tantenya Rian. Novita pun lari meninggalkan Rian dengan yang lain dan menyuruh mereka untuk meninggalkan tempat ini. Rian ingin mengejar novita, tetapi Raju menghadangnya.

"Sudahi semuanya. Tidak ada lagi tempatmu baginya jika kau sudah membuatnya menangis" ucap Raju kepada Rian.

Rian dengan teman-temannya pun pergi pulang menuju tanjungpinang. Dengan wajah yang sedih, rian masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan tantenya yang sudah menunggunya daritadi. Tantenya memarahinya dan rian hanya bisa menerimanya. Setelah amarah tantenya reda, tantenya pun menyuruhnya untuk istirahat ke kamarnya. Rian mengingat momen-momen kebersamaannya dengan novita dan dia semakin terlarut dalam kesedihannya, sampai-sampai dia pun ketiduran. Setelah kejadian itu, ibu rian selalu menghubunginya dan rian sudah tidak dapat kabar novita lagi. Rian pun masih mencoba untuk bertanya kepada Sonia mengenai novita, tetapi Sonia juga tidak ingin bertemu dengan rian lagi. Rian merasa kalau dia sudah kehilangan warna ditanjungpinang ini, sampai suatu ketika waktu dia sedang bekerja di cafenya, ada petugas pos yang mengantarkan surat kepadanya.

"Surat dari siapa?" tanya rian.

"Saya tidak tahu pak, saya hanya ditugaskan untuk mengantarkan saja" jawab petugasnya.

Petugasnya pun pergi dan Rian membuka isi surat tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah surat ucapan terimakasih yang ditulis tangan oleh Novita khusus untuk Rian dan sebuah surat undangan pernikahan Novita dengan orang lain. Rian tidak menduganya dan air matanya membanjiri wajahnya. Edo yang melihatnya pun segera mendatanginya, dan melihat surat undangan tersebut.

"Tetap tegar ya rian, kau pasti bisa melewati ini semua" ucap edo.

Rian yang sudah kacau pun pulang kerumah dan menghubungi ibunya. Rian pun menjelaskan kepada ibunya mengenai perasaanya terhadap Novita, dan membuat ibunya sampai tidak bisa menasehatinya. Sampai pada akhirnya, ibunya menyuruh Rian untuk pulang kampung saja, soal tantenya nanti biar ibu yang ngomong. Rian pun mengiyakan apa yang ibunya katakan, dan langsung menyusun semua pakaianya kedalam koper miliknya. Tidak lupa juga Rian menelepon Raju dan Edo, Rian berterima kasih kepada mereka karena sudah mau menjadi teman yang baik baginya. Setelah lama menunggu kepulangan tantenya dari tempat kerja, Rian pun langsung berpamitan dan berterima kasih kepada tantenya atas semua yang sudah diberikan kepadanya. Tantenya pun memeluk Rian dan menyemangatinya agar dia tetap kuat dan semangat menjalani hari esok yang penuh kebahagiaan. Rian pun Menyusun barangnya kedalam mobil dan berpamitan kepada tantenya. Rian pergi menuju pelabuhan dan meninggalkan Tanjungpinang beserta kenangan indahnya. Tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun