Diperjalanan mau pulang, Rian merasa kecewa karena tidak dating lebih awal agar bisa melihat Novita, dan dia juga merasa kesal terhadap pemuda yang menabraknya tadi yaitu Edo. Disebrang jalan Rian melihat ada yang penjual martabak, dia berenvana membelikannya untuk tantenya dirumah. Setibanya dia dirumah, ternyata tantenya kebetulan lagi pergi keluar juga, pintu terkunci dan Rian hanya menunggu diluar sembari tantenya datang. Rian mencoba menelpon tantenya dan ternyata tantenya lagi pergi ke warung untuk membeli sesuatu dan menyuruh Rian menunggu sebentar diluar. Serasa bosan menunggu, Rian tidsk sengaja melihat ada sekumpulan anak-anak yang mau pergi bermain badminton. Badminton adalah salah satu olahraga yang disukai Rian. Dia pun memanggil mereka dan bertanya dimana lokasi lapangannya berada. Anak-anak itu memberitahunya temoat lokasi Gedung olahraga yang biasanya mereka datangi untuk bermain badminton. Rian pun merasa senang mendapati kabar tersebut, dan tidak sabar untuk bermain disana.
Tidak lama kemudian, tantenya pun datang dan melihat Rian menunggu didepan pintu. Tantenya terkejut melihat pakaian Rian yang begitu kotor, dan takyt terjadi apa-apa kepada Rian. Rian pun menyuruh tantenya masuk terlebih dahulu sambal menunjukkan makanan yang ia bawa. Rian pun menjelaskan apa yang mebuat pakaiannya kotor sambal memakan martabak Bersama tantenya.
Keesokan harinya, rian dan tantenya berangkat menuju cafe untuk mulai membereskan barang-barang yang ada disana. Tidak lupa juga tantenya memberi tahu kepada rian untuk mulai membuat laporan barang-barang apa aja yang dibutuhin nantinya, dan juga sudah mulai mencari karyawannya sendiri. Rian pun langsung bergegas mengambil laptopnya untuk mulai membuat laporan seperti yang dikatakan tantenya, dan dia juga memberi tahu tantenya untuk sedikit membantunya mengenai mencari karyawan. Tantenya mengiyakan apa yang dibilang rian kepadanya, dan mengatakan bahwa nantinya sebagian karyawan miliknya akan dipindahkan ke tempat kerjanya Rian. Rian pun senang mendengar hal tersebut dan sudah tidak sabar untuk menjalankan caf milik tantenya bersama karyawannya sendiri.
Setelah laporannya selesai dibuat, Rian pun baru mengingat bahwa ada gedung olahraga di dekat kawasan rumahnya. Dia berencana ingin pergi dan bermain badminton disana. Dia pun langsung meminta ijin kepada tantenya untuk pulang terlebih dahulu karna mau pergi berolahraga. Karena tugasnya sudah selesai dikerjakan tantenya pun mengiyakannya. Di jalan mau pulang, rian tidak sengaja berjumpa dengan Sonia dan sama-sama berhenti di lampu merah. Rian menyapa Sonia dan Sonia terkejut melihat rian.
"seperti melihat hantu saja kau" ucap Rian karena melihat Sonia terkejut.
Sonia tersenyum dan meminta maaf kepada rian atas kelakuannya barusan. Dia sedang terburu-buru membawa peralatan pertunjukan untuk dibawa ketempat latihan mereka. Disitu rian memperkenalkan dirinya kepada Sonia dan memberitahunya bahwa mereka pernah berjumpa sebelumnya di caf saat Sonia dan novita membagikan poster pertunjukan seni milik mereka. Sonia mencoba mengingatnya dan memperkenalkan dirinya juga kepada rian kalo dia adalah sahabatnya novita dan juga merupakan seorang perempuan yang menyukai seni pertunjukan. Rian tidak ada melihat novita bersama dengan Sonia dan menanyakannya kepada Sonia dimana dia berada. Sonia pun langsung menjawab kalo novita sekarang lagi berada ditempat latihan. Lalu Sonia menanyakan mengenai hasil pertunjukan mereka yang kemaren kepada Rian dan Rian mengappresiasinya.
"Hasilnya keren, tim mu berpenampilan sangat bagus" ucap Rian sambil tersenyum.
Sonia senang mendengarnya. Dan seketika lampu lalulintas sudah warna hijau, Sonia langsung tancap gas meninggalkan Rian dan meninggalkan pesan kepadanya.
"Novita mencarimu waktu itu" ucapnya sembari menancap gas motornya.
Rian yang awalnya kebingungan lama-lama tersenyum mendengar perkataan Sonia dan berencana untuk mengikutinya agar tau dimana tempat latihan mereka berada. Sesampainya ditempat Latihan, rian tidak berani untuk sampai masuk ke dalam karena malu-malu kalo sampai ketahuan sama Sonia dan Novita. Lalu Rian memutuskan untuk pulang saja. Disepanjang jalan, hati rian berbunga-bunga karena mendengar bahwa dihari pertunjukan kemaren Novita juga menunggu dan mencarinya. Dia semakin bersemangat untuk pergi ke Gedung olahraga. Setibanya di Gedung olahraga tersebut, dia langsung mengeluarkan peralatan badmintonnya dan masuk ke dalam. Dia melihat sekeliling dan mencari apakah ada orang yang dapat menemaninya untuk bermain bersamanya. Tidak lama kemudian, rian mendatangi kelompok pemuda yang lagi asik bermain. Dia bertanya apakah dia bisa bergabung untuk bermain bersama mereka. Mereka pun menerimanya untuk bermain, dan kebetulan jumlah mereka juga ada tiga orang, jadi kedatangan Rian sangat tepat sekali untuk menambah pemain mereka.
 Mereka pun memulai permainannya, sebelumnya Rian berkenalan dengan rekan setimnya yang bernama Raju. Raju adalah seorang pemuda yang juga suka bermain badminton. Selang beberapa waktu kemudian, rian dan raju pun memenangkan tiap match pertandingannya melawan temannya yang lain. Setelah selesai bertanding, mereka saling ngobrol satu sama lain. Rian bercerita kalo dia adalah anak rantau, jadinya raju mengatakan kepada Rian kalo butuh apa-apa atau pengen main badminton lagi hubungi saja. Rian pun merasa senang karna mendapat teman baru yang sehobi dan baik kepadanya. Setelah selesai berbincang dan hari sudah mau malam, rian pun pamit pulang duluan. Rian bergegas pulang kerumah untuk langsung mandi karena badan sudah penuh dengan keringat. Setelah selesai mandi dan makan, dia langsung berencana ingin cepat tidur karena besok pagi dia ingin pergi ke jembatan dompak untuk senam pagi.