Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Jarak Diantara Pagar Tuhan

24 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:12 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi maksud Rian berbeda, Rian berencana untuk menyuruh Novita mengantarnya ke rumahnya dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Rian ingin bertemu dengan orang tua novita dan membicarakan soal hubungan mereka. Tetapi sebelum itu, novita menyuruh rian untuk mengabari kedua orang tuanya terlebih dahulu, novita ingin mengetahui apa jawaban dari orang tua rian. Rian terdiam dan tidak melakukan apa yang disuruh oleh novita. Sambil tertunduk, rian menjelaskan tanggapan kedua orang tuanya kepada novita. Novita merasa sedih dan langsung menyuruh rian untuk pergi dari sini.

"Tidak ada gunanya kau datang menemui kedua orang tuaku, kalau kedua orang tuamu saja tidak setuju akan hubungan ini" ucap Novita sambil menangis.

Tidak lama kemudian datanglah Edo dan Raju yang ingin pulang duluan, karena Edo sudah takut kalo dia bakal di pecat oleh tantenya Rian. Novita pun lari meninggalkan Rian dengan yang lain dan menyuruh mereka untuk meninggalkan tempat ini. Rian ingin mengejar novita, tetapi Raju menghadangnya.

"Sudahi semuanya. Tidak ada lagi tempatmu baginya jika kau sudah membuatnya menangis" ucap Raju kepada Rian.

Rian dengan teman-temannya pun pergi pulang menuju tanjungpinang. Dengan wajah yang sedih, rian masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan tantenya yang sudah menunggunya daritadi. Tantenya memarahinya dan rian hanya bisa menerimanya. Setelah amarah tantenya reda, tantenya pun menyuruhnya untuk istirahat ke kamarnya. Rian mengingat momen-momen kebersamaannya dengan novita dan dia semakin terlarut dalam kesedihannya, sampai-sampai dia pun ketiduran. Setelah kejadian itu, ibu rian selalu menghubunginya dan rian sudah tidak dapat kabar novita lagi. Rian pun masih mencoba untuk bertanya kepada Sonia mengenai novita, tetapi Sonia juga tidak ingin bertemu dengan rian lagi. Rian merasa kalau dia sudah kehilangan warna ditanjungpinang ini, sampai suatu ketika waktu dia sedang bekerja di cafenya, ada petugas pos yang mengantarkan surat kepadanya.

"Surat dari siapa?" tanya rian.

"Saya tidak tahu pak, saya hanya ditugaskan untuk mengantarkan saja" jawab petugasnya.

Petugasnya pun pergi dan Rian membuka isi surat tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah surat ucapan terimakasih yang ditulis tangan oleh Novita khusus untuk Rian dan sebuah surat undangan pernikahan Novita dengan orang lain. Rian tidak menduganya dan air matanya membanjiri wajahnya. Edo yang melihatnya pun segera mendatanginya, dan melihat surat undangan tersebut.

"Tetap tegar ya rian, kau pasti bisa melewati ini semua" ucap edo.

Rian yang sudah kacau pun pulang kerumah dan menghubungi ibunya. Rian pun menjelaskan kepada ibunya mengenai perasaanya terhadap Novita, dan membuat ibunya sampai tidak bisa menasehatinya. Sampai pada akhirnya, ibunya menyuruh Rian untuk pulang kampung saja, soal tantenya nanti biar ibu yang ngomong. Rian pun mengiyakan apa yang ibunya katakan, dan langsung menyusun semua pakaianya kedalam koper miliknya. Tidak lupa juga Rian menelepon Raju dan Edo, Rian berterima kasih kepada mereka karena sudah mau menjadi teman yang baik baginya. Setelah lama menunggu kepulangan tantenya dari tempat kerja, Rian pun langsung berpamitan dan berterima kasih kepada tantenya atas semua yang sudah diberikan kepadanya. Tantenya pun memeluk Rian dan menyemangatinya agar dia tetap kuat dan semangat menjalani hari esok yang penuh kebahagiaan. Rian pun Menyusun barangnya kedalam mobil dan berpamitan kepada tantenya. Rian pergi menuju pelabuhan dan meninggalkan Tanjungpinang beserta kenangan indahnya. Tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun