“Dimana barangnya sekarang?” Tanya Pak Polisi.
“Saya tinggal di sana pak.”
Padahal benda yang ia maksud ada di dalam tasku, syukurnya si bapak tidak menggeledah tasku. Baiklah, akan ku katakan apa sebenarnya benda tersebut. Bendanya terbuat dari kain, baju? Bukan! Celana? Bukan! Saputangan? Juga bukan! Baiklah akan ku beri tahu. Benda ini merupakan sehelai kain yang berukuran sekitar 50 x 30 cm, dibagian tengahnya secara horizontal bertuliskan “ACEH” dengan warna putih, kain tersebut didominasi oleh warna merah, pada bagian atas tulisan terdapat garis hitam horizontal yang diapit dua garis putih, begitu juga pada bagian bawah tulisan, pada bagian kiri kain terdapat tulisan vertikal “PARTAI” dengan warna hitam.
Pak Polisi masih asyik dengan handphone-ku, sepertinya dia belum puas menelusuri foto-foto kami.
“Ada filim disini?” Ucap Polisi.
Aku bisa membayangkan betapa bosannya polisi ini di sini, tanpa ada televisi di pos. Handphone yang ia miliki masih kalah jauh dengan punyaku, sepertinya hanya bisa untuk sms dan telepon-an, upsss ada satu lagi! Untuk bermain game ular. Aku tidak bermaksud menghina, begitulah kenyatannya, sepertinya beliau polisi yang jujur. Aku yakin dia sudah bosan menyaksikan film berjudul “LALU LINTAS” lewat layar kaca yang menghadap ke jalan raya.
“Film apa pak?” Tanyaku
“Film itu lah... jangan pura-pura tidak tahu.”
“Film itu lah apa pak?”
Sampai disini aku sudah mulai paham yang ia maksud. Film Doraemon, yaps salah! Kalian juga pasti tahu lah. Aku coba mempertegas lagi.
“Film porno” jawab pak polisi sedikit malu-malu.