Mohon tunggu...
.terang
.terang Mohon Tunggu... Lainnya - All you can read

Ketika kata jatuh ke mata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Polisi Tanpa Nama

21 Juni 2023   11:41 Diperbarui: 12 Juli 2023   17:54 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Alhamdulillah sudah pak.”

“Jadi kalian mau balik hari ini atau besok?”

“Hari ini lah pak.”

“Sudah kalian tenang saja di sini, nanti saya stop-kan bus tujuan Medan.”

“Aduhhh... nggak usah pak.”

“Sudah nggak apa-apa, nanti saya tawar biar kalian dikasih diskon.”

Padahal sudah sejak awal kami katakan kalau misi perjalanan kami ini adalah menumpang dari satu kota ke kota berikutnya, mungkin ini yang dikatakan kalau polisi itu mengayomi masyarakat. Sungguh jarang orang sepertimu pak, sudah menyedikan kami makan, maksudnya tempat untuk makan, kini kau ingin menyediakan kendaraan kami pulang ke kota halaman.

“Tuh kalian lihat... kalau di Aceh orang lebih suka pakai peci dari pada helem.” Ucap beliau dengan pandangan keluar jendela.

“Kenapa gitu pak?” tanyaku.

“Iya, kalau di-stop tahu mereka jawab apa?”

“Apa pak?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun