Mohon tunggu...
Cerpen

Bapakku Bukan Penculik

7 November 2016   15:21 Diperbarui: 7 November 2016   15:45 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pak Krisna.” Seorang polisi memanggilnya.

“Bagaimana, pak. Ada perkembangan?”

“Ada seorang yang kami curigai sebagai penculik anak bapak dan ibu. Namun belum pasti.”

Wajah keduanya agak muram. Mereka masih belum yakin dengan yang dibilang polisi itu. Digenggamnya tangan istrinya kuat-kuat untuk meredakan kesedihan.

“Bisa kami bertemu dengannya?” pinta sang istri.

“Boleh. Mari kita temui dia.”

Mereka berjalan menuju ruang interogasi yang di sana ada Tejo. Pintu dibuka oleh polisi itu. Tejo terperangah agak terkejut. Ia berpikir untuk lebih kuat dan sabar lagi menghadapi pertanyaan selanjutnya.

“Silahkan duduk.”

“Bapak. Saya orang tua Tasya. Apa bapak menculik anak saya?” tanya si istri sendu.

“Betul. Saya ayahnya.”

“Maaf. Saya ini pengamen. Saya juga punya anak. Lima orang. Tapi tidak ada yang bernama Tasya. Kalau kalian tidak percaya. Silahkan datangi rumah saya. Tanya pada Rt setempat.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun