Mohon tunggu...
Cerpen

Bapakku Bukan Penculik

7 November 2016   15:21 Diperbarui: 7 November 2016   15:45 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana seketika hening. Tejo meneteskan air mata. Tak terdengar hela napas para polisi yang menginterogasi Tejo. Tejo terus menangis.

“Sudah-sudah. Kita break dulu.”

***

Seorang perempuan paruh baya berjalan mondar-mandir di depan rumah Tejo. Tinggi dan ramping. Ia mengenakan jilbab hijau muda dan mengenakan gamis pink. Sebuah rantang susun lima ia tenteng ditangan sebelah kanannya. Ia memperhatikan rumah Tejo dengan seksama dari warung di sebrang jalan.

“Tante.” Ilham menegur wanita itu.

“Eh. Iya. Siapa, ya?”

“Saya Ilham. Anak bapak Tejo. Pemilik rumah itu.”

Wanita diam tak mengatakan apa-apa lagi. Ia memandangi anak itu dengan seksama.

“Bukankah mas Tejo itu masih bujangan?” batinnya.

“Tante.”

“Eh. Boleh tante masuk? Kalau mas, eh, bapak kamu ada, sampaikan salam dari tante maryati, ya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun