Mohon tunggu...
Cerpen

Bapakku Bukan Penculik

7 November 2016   15:21 Diperbarui: 7 November 2016   15:45 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bawa dia keluar.”

Tejo yang sudah tak berdaya dipapah keluar ruangan. Penutup matanya dibuka. Wajahnya lebam dan bercucuran darah. Dia di bawa keruang perawatan kepolisian.

“Gawat, kapten. Bapak Tejo sekarat.”

***

Pandangannya agak buram. ia pun tak mendapati satu orang pun bersamanya. Ia tahu, ia telah sadar dan dinyatakan tidak bersalah. Luka pun tak lagi ia bisa rasakan. Tempat yang kini ia tempati pun tidak dikenalnya. Bersih, terang, dan wangi.

“Aku di mana?” batinnya.

“Surga.” Jawab sebuah suara.

“Bagaimana anak-anak?”

“Apa kamu masih sanggup merawat mereka?”

“Mereka masih membutuhkanku, wahai penjaga tempat.”

“Tidak.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun