“Bawa dia keluar.”
Tejo yang sudah tak berdaya dipapah keluar ruangan. Penutup matanya dibuka. Wajahnya lebam dan bercucuran darah. Dia di bawa keruang perawatan kepolisian.
“Gawat, kapten. Bapak Tejo sekarat.”
***
Pandangannya agak buram. ia pun tak mendapati satu orang pun bersamanya. Ia tahu, ia telah sadar dan dinyatakan tidak bersalah. Luka pun tak lagi ia bisa rasakan. Tempat yang kini ia tempati pun tidak dikenalnya. Bersih, terang, dan wangi.
“Aku di mana?” batinnya.
“Surga.” Jawab sebuah suara.
“Bagaimana anak-anak?”
“Apa kamu masih sanggup merawat mereka?”
“Mereka masih membutuhkanku, wahai penjaga tempat.”
“Tidak.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!