Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namaku Jack Taylor

15 Januari 2015   13:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kau kira aku bisa percaya kepadamu? Kau sama saja seperti mereka. Kalian bukan manusia,” ucap jack dengan sungguh-sungguh.

“Hahaha,” lelaki itu tertawa sinis.

“Terserah apa katamu, bung. Suatu hari nanti, saat kau berkumpul lagi dengan keluargamu di rumah yang aman dan nyaman, kau akan berterima kasih pada kami. Sekarang kau siapkan saja tugasmu untuk besok. Aku tidak mau ada kesalahan sedikit pun besok. Ingat, satu saja kesalahan, wanita dan anak lelaki kesayanganmu mungkin tidak bisa melihat indahnya matahari lagi,” katanya mengancam.

“Oh ya, kuingatkan saja. MH-17. Itu kode pesawatnya,” lanjutnya.

“Kurang ajar! Jangan berani-berani kau menyentuh mereka. Terkutuk kau!”

Jack berteriak lagi. Urat-uratnya menyembul lagi. Dan kini terlihat siap pecah kapan saja.

Lelaki parau itu tidak menjawab. Ada jeda selama 30 detik, dan selama waktu itu berlalu dunia terasa berputar dengan sangat lambat. Setiap detiknya terasa bagaikan penyiksaan untuknya. Dan, selama 30 detik itu pula ia merasa dapat dengan jelas mendengar detak jantungnya. Tapi tidak dengan lelaki itu. Jack tidak sanggup mendengar suara apapun dari lelaki itu.

“Selamat malam, Jack. Tidur yang nyenyak,” kata lelaki itu memecah kesunyian yang berujung pada kesunyian yang baru.

“Terkutuk. Terkutuk! Dasar, iblis-iblis terkutuk!”

Jack menyumpah. Tapi ia tidak berteriak. Tenaganya telah habis tersedot segala hal yang ia alami sebelumnya. Tangannya mulai bergidik lagi, matanya menerawang.

“Kurasa malam ini hanya tinggal kita berdua,” ucapnya pada SA-18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun