Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namaku Jack Taylor

15 Januari 2015   13:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Setelah kau bunuh ratusan orang tidak bersalah itu maka jutaan lagi hanya menunggu waktu. Apanya yang untuk kepentingan yang lebih besar? Mereka kira apa diri mereka? Tuhan? Tolol!”

Sejenak kamar itu menjadi hening kembali. Tidak ada suara jangkrik, suara gesek rumput, langkah kaki, ataupun kukukan burung hantu. Lenggang. Sunyi. Lelah.

Dalam kelelahannya itu, matanya terpejam. Samar-samar terdengar desis angin menuju ke arahnya. Cepat dan semakin cepat. Jack pasrah. Apapun sumber suara itu tidak akan membuat harinya menjadi lebih buruk. Dalam sepersekian detik, tangannya merasa terhantam disusul oleh suara “Plak”.

Dirabanya benda bundar yang kini digenggamnya. Benda itu sepertinya tidak asing. Jack membuka kedua matanya untuk memastikan. Ya. Ternyata tebakannya benar. Bola Bisbol. Dia menoleh ke sekeliling. Dirasakannya benda-benda yang ada di sekitar kakinya. Batu, tanah, rumput, dan alang-alang. Dia berada di padang rumput.

Lagi-lagi ilusi. Otakku memang sudah tidak beres, pikirnya.

Dia gelengkan sedikit kepalanya berharap otaknya berfungsi sedikit lebih baik. Lalu, ia menatap ke depan. Dua senyum yang paling dinantinya muncul lagi dihadapannya. Membawa nafas yang tersisa kembali ke dalam paru-parunya. Sejenak, ia merasa sangat damai.

“Antoine, Mary, selamatkan aku,” bisiknya.

***

Telepon berdering.

Kring kring.

Dering telepon untuk kedua kalinya. Jack memicingkan matanya waspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun